BLV21

21 6 0
                                    

"Ahnan." Teriak mama Ahnan dari dapur.

"Kenapa sih ma teriak-teriak." Ucap Ahnan yang setengah berlari menghampiri mamanya.

"Belanja dulu sana di supermarket." Mamanya memberikan uang dan nota belanjaan.

"Kok Ahnan sih?" Protesnya.

"Kan emang kamu yang sering mama suruh."

"Tapi kan mama gak lagi ngapa-ngapain. Mama kalo nyuruh Ahnan, nanti kalo mama gak lagi sibuk kan? Ini kenapa Ahnan disuruh?"

Mamanya menatap jengah.

"Henteu, tong nyarios seueur sareng anjeun. Buru-buru indit balanja Ahnan." Ucap mamanya kesal.

"Hadeuh Leres. entong ambek atuh ma." Ahnan melangkah pergi dengan rasa malas.

Dia sangat tidak suka kalau mendapat tugas berbelanja di supermarket lagi. Karna penjaga kasirnya selalu saja menggoda Ahnan. Sampai Ahnan di buat ilfil untuk bertemunya lagi.

Ahnan memilih untuk berjalan saja kesana, lagi pula tempatnya tidak begitu jauh dari rumahnya. Hitung-hitung olahraga sore.

Di tempat lain, Alesha sedang menonton bersama pembantunya bi Susi.

Pekerjaan rumah sudah selesai, makanya bi Susi sudah beristirahat dan ikut menonton bersama Alesha. Papa dan mama Alesha sudah menganggap bi Susi orang tua mereka, karna umur bi Susi terpaut sangat jauh lebih tua dari mereka. Mereka juga tidak memberatkan pekerjaan rumah untuk bi Susi. Mereka juga sering menyelesaikan pekerjaan rumah walaupun ada bi Susi. Alesha juga sudah terbiasa untuk mengurus pekerjaan rumah walaupun memang bi Susi sering melarangnya. Tapi Alesha tetap keukeh melakukannya selagi itu tidak memberatkan dan menyusahkan. Hitung-hitung belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik. Eyak.

"Bi, sosis aku di kulkas masih ada gak?" Tanya Alesha. Karna kalau stok sosisnya sudah hampir habis, dia akan membelinya sendiri tanpa menyuruh orang lain. Alesha itu sosok mandiri tapi kadang boros kadang hemat.

"Udah ludes non. Tadi bibi liat udah gak ada."

"Ohh yaudah aku ke supermarket dulu." Ucapnya beranjak dari sana.

Mamanya yang baru saja keluar dari kamar menatap heran melihat Alesha berjalan keluar.

"Mau kemana Ale?"

Alesha menoleh.

"Supermarket ma."

Anin menatapnya heran.

"Ngapain?"

"Borong sosis Nya." Jawab bi Susi yang juga menoleh menatap mereka berdua.

Alesha hanya cengir lebar lalu pergi keluar sedangkan mamanya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya seraya duduk bersama bi Susi.

"Masih sering gitu bi?" Tanya Anin pada bi Susi.

Bi Susi mengangguk.

"Iya Nya hehehe." Kekeh bi Susi.

"Gak berubah." Pungkas mamanya tersenyum lalu fokus menonton begitupun dengan bi Susi.

******

Alesha sampai di supermarket, dia mengambil troli belanja dan langsung mencari sosis kesukaannya.

"Nah ini dia." Ucap Alesha girang seraya mengambil semua sosis yang di sukainya.

Beberapa karyawan supermarket yang melihat aksi alesha terkekeh. Mereka sudah sering melihat Alesha seperti itu.

Alesha kemudian mencari coklat dan snak-snak. Setelah itu berjalan mwnuju kasir. Tak sengaja Alesha melihat seseorang yang sangat dia kenali. Orang itu tiba-tiba menatapnya.

"Eh." Alesha kikuk. Ahnan juga berada disana. Ahnan mengahmpirinya dengan membawa troli belanjaan yang berisi bahan-bahan dapur dan beberapa snak.

"Beli sosis?" Tanya Ahnan yang baru saja menatap isi troli belanjaan Alesha. Alesha hanya mengangguk.

"Kok kamu sukanya sosis?" Tanya Ahnan. Di banding dengan beberapa snek dan yang lainnya, sosislah paling banyak di sana. Bahkan itu lebih dari banyak.

"Kalo aku suka kamu, kamu sukanya yang lain." Ucapnya mendapat kekehan dari beberapa karyawan disana. Ahnan menatapnya malas.

"Sa ae." Ucap Ahnan sembari menoyor kepala Alesha.

"Sakit bambang." Sungut Alesha. Lalu mendorong trolinya ke kasir begitu juga dengan Ahnan.

"Eh mas. Mau beli bahan masak atau mau beli saya mas.?" Goda penjaga kasir itu. Ahnan hanya menatapnya datar, Alesha yang mendengar itu, merasa geli dan menatap mbak kasir malas.

"Saya mau beli bahan masak untuk istri saya di samping mbak." Jawab Ahnan sambil melirik Alesha di sampingnya.

Alesha tersedak air liurnya sendiri. Ahnan kampret gumamnya.

Mbak kasir itu menatap Alesha.

"Owh mbak Alesha udah nikah sama mas ini yah?" Tanya penjaga kasir itu.

Nama Alesha memang cukup di kenal di area kompleksnya. Berhubung Apotek mamanya di beri nama Apotek Bunda Alesha. Jadilah nama Alesha tidak asing di telinga orang-orang kompleks.

Anin adalah seorang dokter ahli beda, dia bertugas di salah satu rumah sakit di jakarta. Dia memiliki apotek pribadi yang berlokasi tidak jauh dari rumahnya. Ada orang kepercayaannya yang menjaga disana, dia hanya datang mengontrol saja. Waktu dia berpisah dengan papanya Alesha, Anin hanya punya waktu sekali atau dua kali untuk datang mengontrol apoteknya.

"Iya." Belum sempat Alesha menjawab, Ahnan sudah lebih dulu menjawabnya.

"Kok gak denger kabarnya?"

Ahnan menatap penjaga kasir itu dengan tatapan malas. Alesha jengah melihat drama Ahnan yang ngawur itu.

"Kita nikah di bandung." Jawab Ahnan lalu mengambil barang belanjaanya yang sudah di kemas di dalam kresek. Begitu juga dengan Alesha.

Mereka pun pergi dari sana.

"Lo kenapa sih, ngomongnya asalan gitu?" Protes Alesha. Setelah mereka berada di luar.

"Semau gue dong." Jawab Ahnan

"Serah lo." Alesha melangkah deluan.

"Kesini jalan kaki by?"

Alesha berbalik menatapnya.

"Gak usah panggil gue kayak gitu. Alay tau gak. Ngeri gue dengernya." Alesha memutar bola matanya malas.

"Biar romantis by." Jawab Ahnan menyamai langkahnya dengan Alesha.

"Apaan. Romantis kagak, jyjyk iyah." Ucap Alesha merasa geli.

"Haisss lo gak bisa di ajak romantis."

"Lah ngapain lo nyalahin gue, salah lo milih pacar kayak gue." Sungutnya.

Ahnan menatapnya.

"Yaudah deh lo beda dari yang lain. Makanya gue sayang." Ahnan mencak gemas rambur Alesha.

"Dih alay lo." Ucao Alesha berjalanmenjauhinya.

"Astaga Al." Ahnan pusing dengan sikap Alesha yang tidak bisa di ganggu gugat.

Mereka pun sampai di depan rumah Alesha.

"Gue masuk. Lo hati-hati di sambar janda gatal." Pamit Alesha dan langsung memasuki gerbang rumahnya.

Ahnan menatapnya terkekeh.

"Yakali bunga."

"Ohiya nama bunga juga janda gatal yah hahahhaha." Alesha tertawa mengingat nama bunga mamanya Ahnan yang di beri nama janda gatal.

"Yaudah gue pulang. Lo masuk, entar masuk angin, takutnya lo ngambang." Pungkas Ahnan lalu melangkah pergi.

"Kampret dia kira gue balon gas." Ucap Alesha kesal lalu masuk ke dalam rumahnya.

COLD BOY PILIHAN JENDRAL(END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang