26. Jamuan Roti Kaleng

488 72 22
                                    

Kasus William belum sampai di sini. Elang menatap langit-langit kamar nya sambil membiarkan pikiran nya mengelolah pasal dua hari lalu.

Kenapa cowok itu nggak mati.

Elang terus membiarkan otak dan batin nya bertengkar. Padahal ia mencoba ingin melupakan tetapi masih saja ada yang janggal.

Ia berbalik menghadap kanan, menatap Ica yang tertidur sangat pulas, sama sekali tidak ada celah di mata nya. Tangan berurat nya merapikan anak rambut nakal yang menutupi sebagian wajah Ica.

Apa salah Ica? Padahal ia adalah orang baik jika di tatap dari sudut pandang manapun dan dengan tega nya cowok lucknut itu hampir mengotori Ica, padahal Elang saja tidak pernah berbuat lebih ke pada cewek itu. Secuil pernah lah.

Bagaimanapun cara nya Elang harus menghukum William. Bahkan setelah kejadian itu Ica menjadi sosok yang kurang ceria tidak seperti biasanya.

Tiba-tiba cewek yang tertidur pulas itu berdengkur keras. Kaki nya terbuka lebar. Tangan nya mengenai wajah Elang.

Cowok itu langsung terduduk,menatap Ica. "Ica, Ica nggak estetik banget sih tidur nya," ujar Elang seraya geleng-geleng kepala.

"Aww," ringis Elang. Karena, tiba-tiba aset pribadi nya terkena tendangan perusak masa depan, dari kaki Ica.

"Hadoh, masa depan gue ancur, " keluh nya. Sembari mengelus aset nya itu dari luar celana.

Tiba-tiba pandangan nya teralih pada handpone di atas nakas. Benda itu mengeluarkan bunyi yang sangat memekak di telinga. Karena, takut Ica terbangun Elang langsung meraih nya dengan posisi masih rebahan. Malezz batt.

"Anju, siapa sih yang nelpon hari gini," kesal Elang.

Semakin takut jika Ica terbangun dari tidur nya. Ia menerima panggilan tersebut.

"Elangggg...."

Ia langsung menjauh kan telinganya dari benda pipi itu, karena suara dari sebrang sana sangat melengking. Kalau tidak kendang telinga Elang bisa jedag-jedug. Daun telinga nya saja langsung layu.

Ia mengelus telinganya setelah itu kembali mendekat kan benda pipi itu kembali di telinga.

" Siapa?" Tanya Elang seraya mengerut kan dahi nya.

"Gue Lah gila." aku orang di sebrang sana.

Suara di sebrang sana terdengar sewot. Elang menganggur meski anggukan nya tidak akan di lihat oleh suara orang di dalam hp itu. Familiar, itu Tofik.

"Mau apa Lo? Nelpon pagi-pagi gini." Tanya Elang terdengar amat sewot.

"Pagi? Masih malem gila."

"Udah jam 02.30. Oon bener."

"Iya deh."

Suara di sebrang sana terdengar pasrah.

"Gue kerumah lo yah."

"Nggak."

"Alahhh. Lo lagi Ena-Ena Kan Sama Ica makanya gue nggak boleh ke rumah lo."

"Not have ahklak."

"Hahahhaaa."

"Ehhh. Bicara-bicara lo pinjem hp Abah lo lagi?"

"Nggak lah. Gue belik baru nih."

Suara orang di sebrang sana terdengar amat angkuh.

"Heleh."

Tutt

Ternyata cewek yang sedang ngebolang di alam mimpi terganggu mendengar suara mereka. Itu membuat nya mendengkur dan menggeliat tak nyaman. Elang yang menyadari itu langsung mematikan sambungan telpon dengan sepihak.

Trouble And ChildishWhere stories live. Discover now