31. Tofik Pergi

360 46 10
                                    

Sekali lagi. Typo adalah jalan ninjaku:v

Terkadang kesepian tak selalu menjadi kawan, jika sudah lelah maka mereka yang harus gue lawan
_Elang Aldebaran_

Elang di vonis penyakit gabut berat stadium akhir. Kegiatan hari ini adalah plongak-plongok ngelitin cicak yang sedang uwuw-uwwuan di tembok. Setelah kepulangan Tofik lelaki ini tidak ada mentahan untuk di jahili Kepergian Ica dari rumah nya juga penambah kesan horor di rumah ini karena, tidak ada yang membaca lantunan cempreng dan rengek an Ica.

Sepi seperti ini membuat otak Elang berputar dua kali lebih cepat. Bahkan terlintas di pikiran nya untuk membakar rumah tetangga. Tidak ada angin atau hujan tiba-tiba ia teringat akan abang nya.Perteng- Karan itu membuat semua nya berubah, Elang benci kejadian itu.

Flashback :(

"Saya adalah asisten nya Pak Bara. Kedatangan saya ke sinih adalah untuk memberi tahu pembagian warisan."

Lelaki paru baya itu mulai mengeluarkan berkas-berkas milik keluarga berdarah Aldebaran. Lelaki paru baya itu tak lain adalah Pak Haris. Ia juga yang mengurus dan menjalan kan semua kepentingan keluarga serta perusahaan keluarga Aldebaran, ia sangat tahu Teluk beluk keluarga ini.

Di satu ruangan terdapat banyak insan yang menatap lelaki paru baya dengan setelan jas rapi itu. Lelaki kekar berpakaian serba hitam yang jumlah nya hampir dua ratusan orang berbaris melingkar mengelilingi di antara mereka.

Kedua anak lelaki itu hanya menatap nya. Kedua orang dengan seragam Putih biru dan putih abu itu masih duduk diam menunggu apa yang akan di katakan lelaki itu selanjutnya.

"Bang ini Om'om mau bagiin apa tadi? Sembako dari Waria kalok nggak salah, iyakan bang?" Tanya Elang berbisik di telinga Erlang.

"Nah iyah kayak nya." Jawaban dari remaja yang menggunakan seragam putih abu-abu. Dia  Erlang abang nya Elang.

"Lah buat apa yak?" Elang menggaruk kepala nya, rada heran.

"Gue juga nggak tau Lang! Ngantuk mungkin nih orang jadi dia nggak tau kalok kita orkay dari lahir!!" Erlang juga ikutan bingung namun geli juga. Dia cukup mengenal Pak haris karena, sering ikut serta Ketika kakek nya mengurus pasal perusahaan, bertemu kolega-kolega dari luar negeri dan hal penting lain nya. Pasti Pak Haris ini selalu ada.

Kakek nya meninggal seminggu yang lalu. Bertepatan dengan itu Pak Haris berada di sini. Erlang jengah bertemu dengan lelaki ini.

"Jadi berdasar kan pernyataan di surat ini_"

Mereka sama-sama saling tatap menunggu apa yang akan di katakan lelaki itu selanjutnya.

"Di sini nama Tuan Elang tertulis jelas bahwa  dirinya yang mendapat kan seluruh harta warisan milik Pak Bara. Sedangkan tuan Erlang hanya mendapat kan sebagian dari harta--itu tertulis jelas 'Sebagian harta untuk Erlang berada di pulau Dewata_Bali."

Haris menjelaskan semua nya finish. Jelas se_ jelas-jelas nya.

Erlang langsung merebut surat itu Dari tangan Pak Haris. Ia membaca ulang tulisan pernyataan yang ada di sana. Tidak mungkin pernyataan ini membuat diri nya memiliki pertanyaan. Mengapa tidak adil? Mengapa Elang yang mendapat kan semua nya? Sedang kan Erlang yang sudah dari dulu turut serta dalam mengurus semua yang harus di kerjakan kakek nya. Mulai dari perusahaan hingga urusan lain nya, Erlang selalu berada di garis ke dua saat urusan perusahaan keluarga padahal umur Erlang saat itu masih terbilang sangat mudah, kelas dua SMA ia sudah menghandal sebagian dari urusan kakek nya.

Trouble And ChildishWhere stories live. Discover now