46. Keributan.

1.6K 238 106
                                    

"Kalau kamu ingin pergi, pergi saja. Tapi, tolong jangan mencoba kembali, karena aku sudah terbiasa tanpa kamu. Karena membiasakan diri tanpa kamu itu sangat sulit!"

***

"Kak Ram—"

"Aduh!"

Semua tatapan tertuju pada arah tangga. King memejamkan matanya kesal.

"Mampus," gumam Randy menatap ekspresi wajah Devan.

"Jelita?"

Jelita terkejut melihat Devan, dia tidak tau ada Devan disini. Jelita merasa sangat takut.

"Adek gue! Dimana dia?" tanya Devan dengan penuh penekanan.

"Itu, Jeli. Dia adek lo, kan?" tanya Rama berusaha tenang. Rama menarik Jelita agar berada tepat dibelakangnya.

"Adek gue!"

"Ini adik lo! Dia, kan yang lo cari?"

"Lo gak akan bisa rebut adik gue! DIMANA DIA?!"

King mengepalkan tangannya, dia tidak bisa diam saja. Tapi, jika King berbicara sedikit saja pasti King akan terbawa emosi.

"JELITA!" Jelita memejamkan matanya terkejut dengan bentakan kasar dari Devan.

"Jujur, Jel!" Jelita menyembunyikan diri dibelakang tubuh Rama. Dia benar-benar ketakutan.

Selama mengenal Devan, Jelita tidak pernah mendengar Devan marah. Apalagi membentaknya seperti sekarang.

"A—aku gak tau," kata Jelita takut.

"Theo dimana?" tanya Devan berusaha berjalan mendekat kearah Jelita.

"Santai bro! Kita gak tau siapa adik lo!" Randy ikut berdiri di samping Rama menutupi tubuh mungil Jelita.

"Gue nanya sama Jelita, bukan kalian!"

"Dia cewek! Gak usah kasar, jangan jadi pengecut!" Rama maju beberapa langkah mendekati Devan.

"Gue cuman mau adik gue!"

"Woi! Udah dibilangin disini gak ada adik lo, masih aja ngeyel!"

"Lagian ya, adik lo harusnya ada sama lo. Kenapa nanya kita, kenal aja kagak."

"Jangan bohong!"

"Males ladenin orang yang sukanya ngegas, tanpa tau yang sebenarnya. Males banget sama orang yang suka ngotot gak jelas," celetuk Lisa menyilang tangannya didepan dada.

"Apa lo bilang?"

"Apa? Gak terima? Emang benar, kan? Gue gak yakin deh yang sebenarnya lo cari itu adik lo. Masa nyari adik sendiri dikandang orang. Kayaknya lo sendiri aja gak yakin kalau adik lo nyaman sama lo."

"Lo ngomong apa sih?!"

"Kan, ganteng doang bisa mikir kagak!" Lisa tersenyum miring menatap Devan angkuh.

"LO!"

"Gak usah ngegas! Jangan terlalu sok-sokan disini. Ini rumah orang!" Diky menghalangi tubuh Lisa dari Devan. Lisa tersenyum mengejek kearah Devan.

"Jangan takut, lo gak akan kenapa-kenapa. Gue, sama yang lainnya bakal ngelindungin lo. Maaf karena udah bikin lo terjebak kayak gini," ucap Rama menggenggam erat tangan Jelita.

"Kita semua yang ada disini masih sabar ya, Van! Jadi, mending lo pergi sebelum mereka kita lepasin," ancam Helena menatap Devan tajam.

Devan terkekeh sinis. "Gue bakal pergi kalau gue bawa adik gue!"

Imperfect Queen 2Where stories live. Discover now