papii honey 9

5.8K 573 129
                                    

Chapter 9

"Phi Joss..."

Gun menyebut nama Joss ketika para mafia itu menatap ke arahnya, jujur saja Gun merasa takut, Gun berjalan mundur tapi sayang punggungnya menabrak pintu rumah Phram, dan ia pun terpojok.

"Jika kalian tidak ingin mati, sebaiknya jangan menyentuhnya seujung rambut pun" ancam Joss kepada anak buah Pak.

"Oh, tapi kami di tugaskan untuk membawanya" jawab salah satu dari mereka.

Bersamaan dengan itu, para mafia itu pun menyerang Joss, sambil berdecak Joss mengeluarkan handgun dari balik jas hitamnya, karena tidak ingin membuang tenaga banyak Joss langsung menembaki satu persatu para anggota mafia yang berlari menghajarnya.

Gun memejamkan kedua matanya kuat-kuat, dengan kedua tangannya yang berada di telinga, saat mendengar suara tembakan yang bertubi-tubi, hingga ia tidak tau jika salah satu dari mereka menangkap Gun dan membekapnya menggunakan sapu tangan, Gun kehilangan kesadaran, dan orang itu membopong Gun, namun sebelum Gun di masukan kedalam mobil, Joss melihatnya dan menembak punggung pria yang membopongnya.

Meskipun pria yang membopong Gun terkena tembakan dari Joss, namun Joss tidak bisa langsung menyelamatkan Gun, karena anggota mafia red dragon yang baru berdatangan, di sela umpatannya, Joss pun melawan meladeni mereka kembali.

Sebuah mobil sedan berwarna merah berhenti di depan kediaman Aryasakul, orang yang berada di dalam mobil itu adalah Win Metawin, dosen Gun dan Phram, Win memang sengaja pergi ke kediaman Aryasakul, karena ia menghawatirkan Phram, karena Phram tidak masuk kuliah, jadi ia memutuskan untuk melihat keadaan Phram.

Win terkejut melihat pertarungan yang terjadi disana, dirinya semakin terkejut ketika melihat Gun yang tidak sadarkan diri tergeletak di dekat sebuah mobil Van hitam, kemudian ia melihat seseorang berbaju hitam keluar dari mobil itu hendak menggendong Gun.

Sadar melihat mahasiswanya dalam bahaya, pria itu segera keluar dari dalam mobil, sebelumnya ia mengambil tongkat besbol yang berada di dalam mobilnya, ia berjalan cepat dengan menggenggam kuat tongkat besbol itu, meskipun tangannya sedikit bergetar karena ketakutan, apalagi ketika suara tembakan terdengar beberapa kali.

Buk.....

Bukk...

Ia memukul dengan keras sebanyak dua kali di tengkuk orang itu, dan orang itu pun langsung tumbang, Win langsung menggendong Gun dan mengeluarkan Gun dari mobil, namun tiba-tiba saja  ia di serang oleh para pria berbaju hitam, ketika ia sudah pasrah, dua orang yang menghadangnya tiba-tiba jatuh dengan belati kecil yang menancap tepat di leher mereka.

Setelah kedua pria itu ambruk, ia bisa melihat seorang pria dengan mantel dan kaca mata hitam berdiri menyeringai, di tangannya terdapat beberapa belati kecil, pria itu yang melemparkan belatinya, kemudian pria itu berjalan ke arahnya.

Kedua bola matanya melotot sempurna, jika boleh jujur Win begitu ketakutan sekarang, tapi sebagai seorang dosen, tidak mungkin ia meninggalkan mahasiswanya dalam bahaya.

Setelah pria itu berada di depannya, pria itu membuka kaca mata hitamnya, dan masih menyeringai padanya, Win begitu terkejut ketika ia mengingat pria itu, dia ingat pria ini yang menabraknya malam itu.

Sebenarnya sebelum Joss mengeluarkan handgun nya, ia terlebih dulu mengirimkan sinyal pada Ssing, dengan memencet sebuah tombol di ponselnya, setelah Ssing menerima sinyal nya, ia melacak keberadaan Joss, lalu memberi tau semuanya, mereka yang dekat dengan posisi Joss segera datang untuk membantu Joss, kebetulan Bright berada di sekitar situ.

"Wah, kita bertemu lagi, kelinci ku" kata Bright, sedangkan Win hanya terbelalak dengan mulut menganga memperlihatkan gigi kelincinya.

"Bright sialan, bisakah kau membantu ku!!!" Teriak Joss yang sedang melawan red dragon dan menembaki mereka dengan handgun.

Papii Honey (end)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ