papii honey 10

6.3K 509 98
                                    


Chapter-10

Semua orang keluar ruangan kecuali Off, Arm dan Ssing, di tatapnya pria kecil Dean headset yang melingkar di leher, tatapan Ssing tidak lepas dari laptopnya sejak pertemuan mereka di ruangan itu.

"Info apa yang kau dapatkan Ssing?" Tanya Off.

"Oh, soal Oab Nithi, dia sudah menyukai Gun sejak Gun duduk di bangku SMA, Tay juga tau dan dia tidak keberatan, karena itu Oab sering mengklaim jika Gun adalah miliknya" Off mendesis tidak suka mendengarnya.

Kenapa Tay baik-baik saja dengan Oab, padahal bocah itu juga anak dari seorang ketua mafia, sedangkan padanya, Tay bersikeras menolaknya, meskipun sekarang ia mendapatkan Gun, tapi tetap saja rasanya ia jadi kesal, untunglah ia memiliki segudang cara untuk mendapatkan Gun, meskipun dengan cara licik, entah bagaimana reaksi Tay jika dia tau, dirinya lah di balik bangkrutnya perusahaan Tay.

"Awalnya dia tidak tertarik untuk menggantikan ayahnya menjadi ketua mafia red dragon, alasannya karena Gun, tapi sepertinya dia berubah pikiran sekarang, melihat Gun sekarang menikah denganmu phi" Ssing melanjutkan ucapannya, sementara matanya tidak lepas dari laptop, dan jari-jarinya yang terus menekan keyboard, ia sedang meretas  seluruh data perusahaan yang berhubungan dengan red dragon.

"Kurasa bocah itu tidak akan melepaskan Gun begitu saja Off, aku yang dia akan merebut kembali Gun" Arm sambil tersenyum kecil.

Off mendengus "Aku tidak akan membiarkannya, Gun milikku, aku tidak akan membiarkan siapapun mengambil apa yang sudah menjadi milikku!"

##

"Jadi, tempat ini adalah mansion suami mu???"

Gun mengangguk, mengiya kan pertanyaan Win, pria bergigi kelinci itu memijat keningnya, dia hanya ingat seseorang mengejarnya ketika ia menyelamatkan Gun, kemudian mobilnya kecelakaan dan ia tidak ingat apapun lagi, sampai akhirnya ia terbangun di tempat tidur yang asing.

"Oh, bagaimana bisa aku berakhir disini" Gumam Win.

Gun yang sama bingung hanya menatap dosennya dengan wajah polos, kemudian ia beralih pada Phram.

"Lalu Phram, bagaimana bisa kau ada disini?" Win ikutan menatap Phram.

"Aku, hiks...." Win mau pun Gun gelagapan mendapati Phram yang menangis.

Melihat sahabatnya menangis Gun segera memeluknya, Phram menutup wajahnya dengan kedua matanya, tubuhnya bergetar.

"Tidak apa-apa jika kau tidak mau cerita" Gun menepuk-nepuk punggung Phram.

"Hiks, aku hampir berakhir di pelelangan Gun, aku tidak tau ayah dan phi Korn ternyata anggota mafia, rumah kami dan perusahaan ayah di ambil alih, semuanya milik ketua mafia itu, hiks, dan mereka membawaku ke pelelangan, hiks, hiks..." Kedua pasang mata itu terbelalak, kejam sekali.

"Bagaimana bisa kau selamat?" Phram mengangkat wajahnya menatap dosennya yang bertanya.

"Seseorang menyelamatkan ku, dan membawaku kesini" jawabnya dengan air mata yang masih mengalir bah anak sungai.

"Aku tidak berpikir jika tempat ini aman juga sih" Gumam pria kelinci itu.

"Tidak, tempat ini sangat aman, aku jamin" seru Gun setengah berteriak, lalu Gun memegang kedua bahu Phram dan menatapnya.

"Phram, tenang saja, aku yakin yang membawamu kesini adalah phi Dean, kau akan baik-baik saja disini, papii dan semua orang disini sangat baik, aku jamin" Phram menunduk, ia tidak tau, soalnya hingga saat ini ia juga masih takut pada Dean.

"Tapi tetap saja, aku harus melaporkan nya ke polisi, Gun kau juga hampir di culik, pelelangan orang, itu tindakan kejahatan" seru Win.

"Kau tidak bisa melakukan itu, kelinci ku" mendengar suara asing, ketiga pria cantik itu menatap ke sumber suara.

Papii Honey (end)Where stories live. Discover now