chapter 15

1.2K 100 17
                                    

Jalanan saat itu cukup ramai, namun Naruto sepertinya sama sekali tidak peduli. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah barisan mobil, belasan sumpah serapah para pengendara yang terganggu dengan caranya menyetir Naruto abaikan.

pikiran nya sekarang hanya 1 yaitu Sakura. Keluarganya itu bukan kelurga sembarangan, terutama kakek nya.
Memang tidak bisa disebut orang jahat juga, tapi kakeknya termasuk ke dalam orang yang disiplin tentang aturan keluarga.

Jika dia tau Sakura bukan termasuk keluarga atas, entah apa yang akan diperbuat oleh orang tua itu.

Dalam pikirannya saat ini hanya ada Sakura dan Sebuah pesan singkat tadi.

Gerbang Mansion keluarga Namikaze langsung terbuka saat Naruto datang kesana. Langsung saja ia berlari menuju rumah utama setelah memikirkan mobilnya asal di pekarangan depan.

Pintu terbuka, dan menampilkan dua pelayanan wanita yang menunduk hormat padanya.

" Dimana kakek? " Tanya Naruto tanpa basa basi.

" Di ruang utama, tuan muda "

"Terimakasih, " Tanpa menunggu respon selanjutnya dari kedua pelayanan itu, Naruto lekas pergi menuju ruang utama dimana sang kakek berada.

Ruang utama sebenarnya bisa disebut juga ruang tamu khusus bagi para keluarga. Ruangan itu besar, dengan sedikit perabotan sejenis sofa dan satu meja panjang. Tiap sisi dinding termpampang banyak foto dari setiap angkatan keluarga utama.

Ngomong-ngomong rasanya sudah cukup lama sejak terahir Naruto datang ke Mansion utama milik sang kakek ini.
Entalah, sejak kematian nenek perpindahan kepemilikan saham utama kepada sang ayah. Ia jadi sangat jarang datang kemari.

Dari banyaknya foto, Naruto terdiam dan menatap lamat pada salah satu foto hitam putih sang nenek saat masih muda. Diantara semua keluarga Namikaze, Naruto itu paling dekat dengan neneknya.

Menurut Naruto,  neneknya adalah orang yang sangat spesial. Disaat semua orang termasuk ayah dan ibunya selalu berlasan sibuk saat ia minta datang di pertemuan keluarga atau semacam nya. Sang nenek selalu datang bahkan jika Naruto tak meminta.

" Masih kangen dengan Nenek mu ? Naru? " Ashura–kakek dari Naruto yang baru saja datang langsung bertanya tiba-tiba.

" Dimana Sakura " Bukannya menjawab,  Naruto malah balik bertanya pada sang kakek.

" Santai saja, aku tidak mungkin melakukan hal buruk padanya. Karna mau bagaimanapun dia itu menantu, bukan? "

" Dimana Sakura!? " Tanya Naruto kembali dan lagi lagi tanpa memperdulikan ucapan kakek nya tersebut.

Ashura hanya bisa menghembuskan nafas lelah, 'susah kalau sudah begini' pikirnya.

" Duduk lah, naru! Aku hanya ingin bicara denganmu. Memangnya kau tidak rindu pada kakek kesayanganmu ini? " Ujar Ashura dengan tersenyum lembut. Ya jujur saja, sebenarnya disini Ashura lah yang sangat merindukan sosok Naruto sang cucu. Seingat nya pertemuan terakhir dengan Naruto adalah saat pemakaman sang istri beberapa tahun lalu. Setelahnya Ashura memutuskan untuk pergi meninggalkan Jepang untuk mencoba menghilangkan segala ingatan nya dengan Kanna–istri tercintanya.

Di salah satu taman di Mansion tersebut mereka berbincang berdua di temani rokok dan 2 cangkir kopi yang berbeda
Asura menikmati kopi dengan sentuhan klasik sedangkan Naruto menikmati kopi dengan sentuhan modernnya.

" Jadi apa alasan kakek membawa Sakura kemari? " Tanya Naruto dengan asap rokok yang keluar dari mulut nya

" Agar kau terpancing menuju kesini, hahahahhaha" Ujarnya tanpa beban di selingi tawa bodoh.

18 marriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang