chapter 10

1.5K 116 76
                                    

Ini sudah berlalu satu pekan. Jika Naruto dan Sakura sedang dalam masa anget-angetnya sebagai pasangan suami istri baru, kondisi mental Hinata malah semakin buruk tiap harinya.

Hinata menolak makan dan selalu mengurung diri di kamar. Menghabiskan waktu di sana hanya menagis dan berteriak-teriak tak jelas.

Sebagai seorang ayah, Hiashi tentu tak tega. Terlepas dari kekacauan yang dibuat oleh Hinata, gadis itu tetap adalah putri kesayangannya.
Melihat kondisi mental sang putri yang tak baik, perasaan sayang seorang ayah dalam dirinya terus menjerit tak terima.

" Hanabi panggil kak neji, suruh dia bersiap siap kita akan ke kediaman Namikaze. "Ucap Hiashi yang sudah tak kuat dengan hati nya.

.
.
.
.
.

Sementara itu di tempat rumah Naruto, terlihat Sakura sedang bersiap siap untuk bertemu dengan Akatsuki sesuai janji Naruto yang akan memperkenalkan mereka padanya.

" Apa kau sudah siap, Sakura-chan?" Tanya Naruto yang kini sudah terlihat tampan dengan kaos hitam polos berlapis jaket komunitas yang bagian belakangnya terdapat lambang kebanggaan geng Akatsuki. Untuk bagian bawahnya, Naruto mengenakan jeans hijau telur asin dan sepatu kets hitam sewarna jaketnya.

Sakura yang baru saja selesai mengoleskan lip-tint pada bibirnya tersenyum. "Sudah kok."jawabannya kemudian berjalan melewati Naruto yang masih saja diam.

Sakura berhenti tepat di belakang pintu kamar, menoleh ke arah Naruto yang entah kenapa masih saja berdiri di tempatnya.

" Kenapa malah diam, Naruto-kun. Ada sesuatu yang kau lupakan?" Tanya gadis itu heran.

Naruto tertawa kecil, berjalan mendekati Sakura dan menggenggam kedua tangan kecil sang istri.

"Kamu cantik." Puji Naruto dan Sakura hanya bisa tersemu karnanya.

" Ehmm kau juga tampan, anata " Balas Sakura sebelum detik berikutnya ia merasakan sentuhan lembut pada bibirnya.

"Aku selalu menyukai aroma parfum milikmu."

Naruto berbisik, tangan kiri pria itu asik bermain dengan anak rambut Sakura, sedang tangan yang lain menyisir punggung sang gadis.

Sakura yang saat ini tengah mengenakan mini drees dengan bagian belakang yang cukup terbuka, membuat tiap sentuhan Naruto langsung terasa oleh kulit gadis itu dan membuatnya terasa geli.

"Nghh... Naruto-kun." Desahan Sakura tak lagi tertahan saat tangan tan Naruto berhenti tepat di bokong dan meremasnya perlahan.

Sudut bibir Naruto terangkat. Bukannya berhenti, Naruto malah menarik pinggul Sakura untuk menghilangkan semua jarak antara mereka, kemudian kembali mengambil ciuman dengan lebih dalam.

Dalam pagutan panjang itu, Naruto mendominasi dengan beberapa kali memberikan gigitan kecil di bibir bawah si gadis.

Aksi panas itu mungkin akan terus berlanjut lebih jauh, jika saja Sakura tak mendorong dada Naruto yang membuat pagutan bibir mereka terlepas.

"Hentikan, bukannya sekarang kau akan mengajakku ke tempat Akatsuki, hmm?"

Ujar Sakura dan Naruto menghela nafas kasar sedikit tak terima.

"Baiklah, tapi nanti malam kita lanjutkan yahh?"

Sakura tertawa geli, walau pada akhirnya tetap mengangguk juga.

"Yosha, 5 ronde oke!?"

"Ehhh?"

Tanpa menunggu suara Sakura selanjutnya, Naruto segera mengambil kunci mobil kemudian pergi meninggalkan kediaman Namikaze bersama Sakura disampingnya.

18 marriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang