1. Bertemu

37.1K 436 8
                                    

Lebih asik post malam-malam hehe. Semangat baca nya ya!

Note: Sedang dalam proses revisi

***
B

egitu sudah sampai supermarket aku segera berjalan menuju rak tempat cemilan berada. Aku mengikat rambut ku asal karena merasa gerah dan juga keringat ku yang sedikit menempel di rambut ku akibat berlari.

Aku yang kesusahan mengambil makanan yang berada di rak paling atas, tiba-tiba saja ada sebuah lengan kekar dari belakang ku mengambil makanan itu. Harum parfum khas lelaki tercium sangat jelas begitu aku membalikkan badanku. Yang kulihat hanya ada sebuah jas melekat diserta dasi berwarna hitam itu. Setelah ku dongakkan kepala ku, barulah aku melihat wajah nya itu.

"Apa kau mau ini?" tanya nya yang ku balas anggukan ragu. Wajah nya yang tampan bagai dipahat itu menghentikan dunia ku. Apalagi melihat mata emerald nya yang begitu tajam menatap ku, membuat ku kikuk sendiri.

"Kalau tidak sampai kau bisa meminta bantuan pada pegawai disini," kata nya meletakkan makanan itu di tas belanjaan ku.

"Jordan," kata nya menyodorkan tangan nya. Sebelah tangan nya berada di kantong celana bahan nya itu.

Ragu-ragu aku membalas jabatan nya itu. Kulihat tangan ku yang dua kali lebih kecil dari tangan besar nya. Tangan nya sangat lelaki sekali, fikir ku.

"Gia. Terima kasih untuk yang tadi," balas ku sambil melepaskan tangan ku, tapi Jordan menahan nya.

"Tangan mu lembut, aku suka," kata nya terang-terangan. Buru-buru aku melepaskan genggaman tangan nya.

"Kalau begitu saya duluan," kata ku sopan dengan badan yang sedikit membungkuk. 

Sebenarnya aku sedikit risih, dia memandangiku seakan ingin menelanjangi ku bulat-bulat. Bukan. Bukannya aku tidak tertarik padanya. Dengan wajah tampan, dan juga tubuhnya yang sangat atletis di balik kemejanya itu membuat jantung ku berdebar tak karuan.

Begitu sampai di antrian aku melihat Jordan yang keluar dari supermarket tanpa membawa apa pun. Aku jadi bertanya-tanya untuk apa dia kesini jika tidak membeli apa pun. Tak mau ambil pusing, aku memberikan uang berwarna merah kepada kasir itu ketika ia sudah menyebutkan nominal yang harus ku bayar.

"Kau tidak pulang?"

Suara itu mengagetkan ku, membuat kantong belanjaan yang ku pegang hampir terjatuh. Orang yang memanggil ku Jordan. Ia sedang berada di depan ku dengan dua tangan yang di masukkan kedalam kantong celana nya.

"Mau ku antar pulang?"

"Hm, tidak usah. Saya bisa pulang sendiri kok," tolak ku halus. Matanya berubah menjadi tajam dan dingin. Harus ku akui dia sedikit menyeramkan jika seperti ini.

"Jangan berfikir macam-macam. Ayo ku antarkan," kata nya lagi.

Kali ini ia menarik ku ke sebuah mobil yang ku ketahui harga nya sangat mahal. Mau tidak mau aku hanya menurut saja, lumayan tidak membuang banyak tenaga.

"Jalan," perintahnya kepada supir nya.

Aku hanya memandangi kearah luar jendela. Aku merasa mobil berjalan begitu lambat, atau itu hanya perasaan ku saja? Tak sengaja ketika aku menoleh, kami saling bertatapan. Aku berdehem canggung.

The Perfect CEO (Tersedia di Karyakarsa)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें