4. Kamar

23.7K 290 4
                                    

Enak malem kan?

***

Aku melenguh pelan karena merasa hawa dingin menerpa tubuh ku. Terlebih bagian bawah ku yang kurasakan sedikit basah. Mataku berusaha membuka walaupun berat. Ada sesuatu yang basah dibawah vagina ku dan membuatku harus benar-benar melihatnya.

"Om Jordan?!" pekik ku tertahan.

"Sudah bangun, sweetheart?"

"Om kenapa bisa masuk kamar ku?" tanya ku panik. Aku membelalakkan mata begitu melihat tubuh ku yang tidak tertutupi sehelai benang pun.

"Apa saja bisa ku lakukan," kata nya. Ia menarik tangan ku menuju ke depan cermin besar yang terletak di samping lemari baju ku. Jordan berdiri tepat di belakang ku, spontan aku menutupi bagian atas dan bawah ku karena malu.

"Jangan di tutupi keindahan ini, babe," bisik nya sensual. Jordan melepas tanganku yang menutupi kedua nya. Ia mengecup pundak ku, perlahan menuju ke leher ku.

"Ngghh..."

"Tubuh mu sangat indah, dan...," Jordan mencolek alat kelamin ku. "Seksi."

"Lagi o-om," desah ku tertahan. Jordan memukul kasar vagina ku membuat ku melenguh.

"Kau masih ingat bukan? Jangan memerintah ku!" katanya menggigit gemas pundak ku. Aku mengangguk lemah.

"Dan juga jangan membantah ku!" katanya lagi. Jarinya yang nakal perlahan turun, mencubit gemas klitoris ku. Bisa ku rasakan di belakang sebuah benda keras menempel di bokong ku.

"Peraturan tambahan, jangan keluar duluan sebelum ku perintah! Paham?!" Jordan mengobrak-abrik lipatan miss-v dengan kasar.

"Oughh, yaahh paham... Ssshhh aaahhh enakk mmmhh..."

"Lihatlah dirimu di cermin. Wajah mu sangat seksi ketika sedang mendesah. Lihat lah!"

Aku melihat diriku dengan Jordan di belakang ku. Tangan nya masih setia bermain di vagina ku. Jordan masih memakai lengkap pakaian nya, sedangkan aku sudah bugil. Wajahku memerah karena rasa nya sangat nikmat.

"Benda kenyal ini... Mmhh membuat ku candu.. Aahh...," Jordan memainkan kedua payudara ku.

"Mmhhh om... Ini sangat nikmat... Oughh..."

Jordan memaju mundurkan pinggul nya. Menabrak bokong ku dengan sangat keras.

"Pantat sintal ini ingin ku tampar lagi? Hm? Mau?"

"Aahh tidakkk... mmmhhh aaahhh...," tangan ku ikut membantu tangan Jordan yang mencengkram kedua payudara ku. Entah kenapa, ini sangatlah nikmat. Tiba-tiba saja tangan Jordan terlepas dari payudaraku.

Dari sini aku melihat Jordan melepas seluruh pakaian nya dengan tergesa. Setelah selesai ia hanya memandangiku dari belakang tanpa melakukan apa pun. Dipandangi seintens itu membuatku gugup setengah mati.

"Ke-kenapa om?"

"Kau ingin ku sentuh?" Jordan mengecup sekali leher ku. Aku mengangguk, sedikit malu karena aku jujur.

"Kalau begitu menungginglah. Gerakkan bokong mu yang indah itu sambil memohon untuk di sentuh oleh ku."

Mau tak mau aku menurut, karena gairah ku yang sudah berada di ujung kepala. Aku mengikuti perintah nya dengan menungging dan menaik turunkan bokong ku dengan gerakan sensual. Tangan ku berpegangan di kedua sisi cermin.

"Seperti ini?"

"Bagus, sekarang memohon lah!"

"Sentuh aku om! Ahh sentuh tubuh ku ini. Sentuh tete ku," kata ku sedikit mendesah. Aku semakin menunggikan bokong ku.

The Perfect CEO (Tersedia di Karyakarsa)Where stories live. Discover now