2. Ajakan

25.4K 399 6
                                    

Jordan kali ini tidak memakai supir nya seperti kemarin malam. Setelah pulang sekolah tadi, aku tidak langsung menuju mobil Jordan. Ada begitu banyak murid perempuan yang memandangi mobil Jordan dari luar, padahal kaca mobil milik Jordan gelap.

"Gia," panggil nya yang membuat ku menoleh. Ia menepuk paha nya dua kali.

"Kenapa?" tanya ku bingung.

"Duduk lah disini," kata nya menepuk lagi paha nya. Aku menggeleng pertanda tidak mau. Kulihat Jordan menggeram, karena penolakan ku.

"Duduk disini," perintah nya tajam. Karena takut, terpaksa aku bangkit untuk duduk di pangkuan nya. Sangat aneh rasanya.

"Gadis pintar," puji nya mengelus rambut panjangku. Tangan kanan nya ia letakkan di atas paha ku yang terbebas dari rok pendek sekolah ku. Mobil milik nya perlahan mulai keluar dari pekarangan sekolah ku.

"Kau wangi," puji nya mengecup leher ku.
"Ikat rambut mu, agar aku lebih leluasa mencium mu."

Tak ingin membantah, aku langsung mengikat rambut ku dengan asal-asalan. Nafas hangat Jordan menerpa kulit leher milik ku yang membuat bulu kuduk ku meremang.

"Sshhh aahhh o-om," ucap ku terbata karena ia terus mengecup leher ku. Sesekali memberikan gigitan kecil.

"Terus mendesah," perintah nya disela ciuman nya. Tangan nya terus mengelus paha putih milik ku dengan gerakan sensual.

"Aahhh ja-jangan gigit kenceng-kencenghh om," desah ku.

"Wangi mu aahh candu," kata Jordan ikut mendesah karena wangiku.

Aku memekik kaget ketika tangan Jordan menangkup sebelah payudara ku. Ia meremas nya pelan sambil terus mengecup leher ku.

"Ahhh o-om ssshhh aahhh....," desah ku berusaha melepaskan tangan Jordan dari payudara ku.

Mobil milik Jordan berhenti di salah satu gedung besar. Jordan menarik tangan ku, kemudian membawa ku masuk ke dalam. Setelah sampai aku melihat Jordan yang nampak memasukkan pin di gagang pintu itu. Jordan mendorong ku, tanpa aba-aba mencium ku rakus setelah menutup pintu nya.

"Mmmhhh....," desah ku berusaha melepas ciuman nya. Tangan Jordan menangkup kedua payudara ku yang masih terbungkus oleh baju seragamku.

"Buka mulut mu," perintah nya.

Ia mencium ku lagi, kali ini lidah nya mengabsen setiap inci yang berada dalam mulutku. Entah kapan aku sudah berada di pangkuan Jordan dengan tangan nya yang melepas satu persatu kancing bajuku. Setelah terlepas ia membuang nya kesembarang arah.

"Seksi," bisik nya dengan suara berat. Mata nya tak lepas dari payudara yang masih berbalut bh.

Jordan menjatuhkan ku diatas kasur milik nya, mengurung badan ku dengan kedua tangan nya yang berada di sisi kanan dan kiriku. Lidah ku terasa kelu untuk berbicara. Dengan lihai Jordan melepas bh milik ku kemudian melempar nya. Aku menutupi dada ku yang terekspos dengan sebelah tangan ku.

"Jangan di tutupi," kata nya. "Ini sangat indah. Milik mu sangat berisi, boleh aku mengemut nya?"

"Tidak ada bantahan," kata nya lagi. Kemudian melepas tangan ku, wajah nya ia dekat kan di belahan payudaraku. Menenggelamkan wajah nya sambil sesekali menjilat nya. Bibir nya ia dekatkan ke payudara kanan ku kemudian mengemut nya. Sebelah tangan nya ia gunakan untuk meremas payudara ku.

The Perfect CEO (Tersedia di Karyakarsa)Where stories live. Discover now