3. Ruang tamu

25.1K 317 6
                                    

Mumpung masih pagi, jadi aku ngetik ya!

***

"Kau lapar?" tanya nya yang kubalas anggukan.

Ia lantas bangkit dari tidur nya, berjalan menuju lemari nya untuk memakai baju. Aku memejamkan mata karena melihat dia yang dengan santai nya berjalan tanpa sehelai benang pun.

Setelah kulihat Jordan keluar dari kamar, aku segera beringsut untuk memakai baju. Aku memutar kepala ku untuk mencari celana dalam ku yang entah ada dimana. Kufikir ada di bawah ranjang, tapi tidak ada. Aku gelisah sendiri karena tidak dapat menemukan celana dalam ku. Dengan terpaksa aku keluar dari kamar tanpa celana dalam ku. Rok ku sedikit ku turunkan.

Aroma bau masakan begitu memekan indera penciuman ku. Membuat ku berjalan untuk mendekati dapur.

"Wangi banget," puji ku sambil terus mengendus.

"Tunggu lah disana. Makanan sebentar lagi akan siap," kata nya tanpa menatapku.

Aku mengangguk, duduk di sofa ruang tamu dengan tv yang sudah menyala menayangkan film yang tidak ku ketahui nama nya. Mau tidak mau aku hanya menonton nya saja sambil menunggu masakan selesai. 

Jordan datang dengan kedua piring yang berisi makanan ia berikan kepada ku.

"Spagetti?" tanya ku menatap nya.

Jordan mengangguk. "Apa kau tidak menyukai nya?"

"Tidak. Ini makanan kesukaan ku."

"Bagus."

Aku terkagum-kagum dengan rasa spagetti ini. Memang ini spagetti biasa, namun bumbu nya berasa sangat sedap di lidah ku. 

Selama makan, fokus ku ke arah tv yang menayangkan film. Hampir saja aku tersedak begitu melihat film yang ditayangkan memperlihatkan sepasang kekasih yang sedang bercumbu. Aku spontan menutup kedua mataku melihat kegiatan tidak senonoh untuk diusia ku yang baru menginjak 17 tahun. 

Dapat kurasakan tangan hangat milik Jordan mengusap-usap paha putih ku hingga rok ku tersingkap. Aku melenguh kecil ketika jari nya memegang alat kelamin ku. Aku melirik sekilas Jordan yang nampak santai dengan pandangan ke arah tv padahal tangan nya sedang bermain di alat kelamin ku. Aku berusaha sesantai mungkin, tapi seperti jari nakal Jordan tidak membiarkan ku untuk tidak mendesah.

"Mmhh aaahh... O-om ssshh..."

"Kau basah," bisik nya sensual tepat di telingaku. Jari telunjuk nya memasuki lubang vagina ku.

"Akhh! Sa-sakit ssshh pelan-pelan om," rintih ku. Aku memegangi tangan nya setia mengocok vagina ku.

Jordan mengigit kecil daun telinga ku dengan tangan kiri nya yang masih mengocok vagina ku. Sebelah tangan nya merayap ke payudara ku. Diremas nya payudaraku hingga aku memekik nikmat.

"Ohhh... Mmmhhh o-om lebih cepat... Ahhh aahhh aahh..."

Aku mendesah tak karuan. Badan ku bergetar karena rasa nya yang begitu nikmat. Aku memajukan duduk ku dengan kedua paha ku yang ku buka lebar.

"Gadis nakal! Kau basah memek sialan," umpat Jordan. 

Setelah aku mendapatkan orgasme ku, ia memelorotkan celana nya hingga penis nya mengacung.

"Hisaplah," perintah nya. Aku tidak langsung mengikuti perintah nya, tangan ku memegang penis nya yang berdiri tegak.

"Oough shit! Aku menyuruhmu menghisap nya!" sentak Jordan keenakan.

Jordan mendorong kepalaku untuk menghisap nya. Wajah ku sudah tepat berada di depan penis milik nya.

"Hisap gadis kecil," perintah nya.

The Perfect CEO (Tersedia di Karyakarsa)Where stories live. Discover now