7. Disini, Semuanya Bermula!

541 96 70
                                    

Eren berlari ringan menuju lapangan basket yang letaknya cukup jauh dari kantin sekolah. Masih beberapa meter lagi sampai ia tiba di tempat itu, tapi dari kejauhan pun sudah terlihat jelas kalau tempat yang ingin Eren datangi benar-benar terlihat dikerumuni oleh sekumpulan manusia ber-rok hitam (siswa perempuan). Mereka terus bersorak menyemangati salah satu tim –atau seseorang?– yang ada di tengah lapangan. Eren semakin penasaran, dia mempercepat laju larinya.

Sesampainya disana Eren masih tidak bisa mengetahui apa yang sedang terjadi di tengah lapangan. Kerumunan orang yang bejibun itu benar-benar tidak menyisakan cela sama sekali untuk Eren lewati supaya bisa meringsek ke depan. Eren cepat-cepat memutar otak, memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk mencapai tujuannya.

"Permisi, Dek. Ini rame-rame ada apaan, ya? " Untuk langkah pertama, ia akan menanyakan situasi yang terjadi dulu.

"Itu, kak, ada cowok keren lagi main basket! Dia jago banget main basketnya dan mukanya juga ganteng banget! Kyaaa!!! " Adik kelas itu menjawab pertanyaan Eren tanpa melihat ke arahnya.

Cowok keren? Ganteng? Bukannya itu Eren? Bukankah Eren saat ini sedang tidak bermain basket? Batin Eren bertanya-tanya.

Siapa orang asing yang meniru Eren dan sedang mereka puji dan elu-elukan?

Haha... Eren dengan segala kepercayadiriannya....

"Boleh geser sedikit nggak, Dek? Gue juga mau liat. "

Eren diabaikan. Adik kelas itu tetap memandang ke depan dan terus bersorak heboh.

Eren tak ingin menyerah. Dia berusaha menerobos masuk melewati lautan penuh manusia itu. Selangkah demi selangkah. Ia abaikan himpitan orang-orang yang membuat nafasnya sesak dan sepatunya yang diinjak tak sengaja. Jeritan-jeritan mereka pun Eren abaikan selama ia bisa sampai ke baris terdepan.

Dan... Ketika dia berhasil keluar dan menghirup udara segar, memang ada sesuatu yang baru tertangkap di lensa matanya.

Orang asing yang tak Eren ketahui itu tampak gesit menjaga bola dalam genggamannya agar tidak dicuri lawan. Berkali-kali dia melakukan tipuan kecil untuk mengecoh dan melepaskan diri dari kungkungan mereka. Menurut Eren, orang itu terlihat biasa saja; hanya laki-laki bertubuh kurus, pucat, dan pendek yang lincah —dan lihatlah matanya itu, dia main basket sambil merem? Bagian mananya yang keren? Kalau dibandingkan dengan Eren pun masih lebih tampan dan gagah dirinya.

Hahaha... Sekali lagi, Eren dan segala kepercayadiriannya....

"Ayo, Rivaille! Ayo! Masukin bolanya! "

Eren tersentak karena seruan yang berada tepat di samping telinganya. Ketika dia melihat ke depan, orang asing yang –Eren pikir– bernama Rivaille itu tampak berlari dari ujung lapangan menuju ring basket lawan. Tubuhnya yang kecil dan mungil memungkinkannya bergerak lincah menghindari hadangan para kakak kelas yang bertubuh besar. Terlihat di bawah ring basket lawan ada Mike yang menadahkan kedua tangannya di depan perut dengan kedua kaki terbuka selebar bahu. Eren bertanya-tanya dalam hati kenapa dia melakukan hal itu. Tapi sesaat kemudian—

"YEAY!!!!! " Semua orang bersorak heboh ketika Rivaille berhasil memasukkan bolanya ke dalam ring berkat bantuan Mike. Tangan yang ia tadahkan tadi digunakan Rivaille sebagai pijakan untuk melompat. Cool!!!

"UWAAA!!! KAK RIVAILLE KEREN BANGET!!! "

"HEBAT BANGET DIA MAINNYA!!! "

"NGGAK NYANGKA! WALAU BADANNYA SEPENDEK ITU TAPI SKILL BASKETNYA BENER-BENER HEBAT!!! "

"KYAAA!!! RIVAILLE! AKU PADAMU!!! "

Dunia di sekitar Eren penuh suara dan semarak, tapi apa yang Eren rasakan adalah waktu yang seolah-olah berhenti. Eren tidak mendengar suara apa-apa. Dia tidak melihat apa-apa. Dia tidak memikirkan apa-apa. Seketika, otaknya terasa kosong.

Apa-apaan ini? Ini semua salah! Ini semua tidak berjalan seperti yang seharusnya. Semua perhatian dan pujian itu seharusnya hanya tertuju pada Eren seorang! Hanya padanya!

Tapi sekarang... Orang asing itu... Yang belum ada sehari menginjakkan kaki di sekolah ini... Sudah mendapatkan perhatian sebesar itu...? Dalam sekejap?!

Eren bahkan harus berjuang keras selama hampir satu setengah tahun untuk mendapatkan kepopularitasannya!

Ini tidak bisa dibiarkan. Eren harus mendapatkan kembali haknya! Haknya yang sudah direbut paksa oleh seorang asing yang... Ugh! Eren benar-benar tidak menyukai orang itu.

Dengan langkah tegap dan yakin, dia melangkah memasuki lapangan basket yang tengah diliputi euforia kemenangan dari pihak yang satu tim dengan Rivaille. Begitu tubuhnya memasuki seperempat bagian lapangan itu, Eren berkata dengan suara lantang.

"Woy, cebol! "

Entah bagaimana, tapi seluruh aktivitas di tempat itu seketika terhenti. Suara-suara yang sebelumnya berdengung seperti sekumpulan lebah itu seketika menghilang dan senyap. Seluruh pasang mata langsung terarah pada seorang pemuda tinggi yang pandangannya terarah tak suka pada salah satu objek yang menjadi fokusnya; pemuda yang sebelumnya namanya dielu-elukan banyak orang. Langkahnya memanjang, ia maju mendekati laki-laki pendek yang dipanggilnya 'cebol' tadi.

"Oi, Eren! Lo mau ap— "

"Gue mau ngomong sama orang ini, Kak. " Eren tak tahu siapa yang bicara padanya, karena pandangannya saat ini benar-benar terarah lurus pada pemuda yang membalasnya dengan tatapan malas.

"Ada perlu apa? " tanya Rivaille dengan nada datar.

Ada jeda sejenak sebelum pertanyaan itu dijawab. Napas Eren terlihat memburu, kedua tangannya saling mengepal erat di kedua sisi tubuhnya. Melihat wajah malas itu membuat Eren merasa muak.

Untuk pertama kalinya dalam hidup Eren, ia membenci seseorang sejak pandangan pertama!

Eren benar-benar membenci laki-laki itu!

"Gue mau nantangin lo main basket. Satu lawan satu. Kita berdua aja, " ucap Eren dengan nada penuh penekanan.

Dan saat ini, dia tengah mengangkat bendera peperangan!

💙💙💙

Hati-hati, lho, Eren. Benci-bencian ntar kalian malah jadi... (coba dilanjutin 😊)

Gimana pendapat kalian tentang chapter ini, guys?

Hahaha... Main chara kita akhirnya bertemu!

Makasih untuk komenan-komenan serunya kalian kemarin, ya~~ 😄 aku terhibur banget, sumpah!

I love you guys 5000!!! (kembaliannya buat kalian~~ 😀)

As always I say, semoga kalian suka dengan ceritanya~~

My (Handsome) Girlfriend [EreRi Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang