💖어떻게?

1.6K 179 27
                                    

Jisoo tak pernah membayangkan hal seperti ini terjadi dalam hidupnya.
Selama puluhan tahun dirinya hidup, paling tidak hanya memiliki satu atau dua masalah , dan hidupnya terlampau normal baik-baik saja.

Dan kini ia malah berada di tempat seperti ini, dengan raut wajah berantakan, wanita itu sesekali menyenderkan tubuhnya ke kursi, ia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk menerima semua masalah yang menimpanya saat ini.

Drrrttt drrrttt drrrttt.

Suara itu membuyarkan jisoo dari lamunannya.

📞: Ada apa?.

Biasanya jisoo akan bertanya dengan suara tegas, tapi kali ini berbeda, ia menggunakan nada halus.

📞: Ada yang ingin bertemu sajangnim.

Ujarnya mengadu.

📞: Beritahu, aku sedang sibuk.

📞: Tap-

Tuttt.

Jisoo bangkit dari duduknya, sesekali menutup kelopak matanya kuat, membayangkan Rosé yang tersenyum bahagia saat-saat kemarin.

Tak diam, jisoo terus bulak-balik cemas.
Jisoo kembali duduk dan memainkan kakinya, bukan memainkan kakinya karena bosan, tapi karena belahan jiwanya sedang di ambang kematian.

Jisoo kembali duduk dan memainkan kakinya, bukan memainkan kakinya karena bosan, tapi karena belahan jiwanya sedang di ambang kematian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa ini pilihan terbaik?." Gumamnya sambil menutup wajahnya.

"OPPA!.....

Tidak asing, jisoo menoleh, melihat adiknya, datang menghampirinya dengan tergesa-gesa.

"Oppa melakukannya?~." Menangis, Jennie menangis di pelukan jisoo yang sama-sama hancur.

Jisoo mempererat pelukannya, untuk menenangi Jennie yang terus menumpahkan cairan bening, hingga wajahnya terbanjiri.

"Berhenti, jangan membuat oppa semakin takut." Ujar jisoo menenangkan Jennie.

"Oppa! Kau keras kepala!." Tiba-tiba Jennie memukul dada jisoo.

"Benar, aku keras kepala." Sahut jisoo dingin.

"Bagaimana? Apa sudah ada pertanda?." Tanya Jennie, melihat jisoo secara intens.

"Belum.

Mereka berdua terus berdoa, agar orang yang di sayanginya baik-baik saja, di dalam sana.

Hingga 25 menit berlalu, pintu ruangan terbuka, jisoo dan Jennie bangkit ingin bertanya, namun 4 doctor itu tiba-tiba berlari.

Mereka saling meneriaki satu sama lain.
Ntah tentang apa, Jennie dan jisoo tidak bisa mendengar dengan jelas.

Jisoo dan jennie saling bertatapan.
Jisoo meremas jaket Jennie.

"Tenang." Sahut Jennie membawa jisoo kembali duduk.

Setelah 2 menitan, 4 doctor itu kembali memasuki ruangan dan tentunya mereka menutup kembali pintu ruangan.

harmonious family [chaesoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang