Juanda Adiyaksa

4.9K 849 149
                                    

How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya✨

How's your day? Jangan lupa vote dan comment ya✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

§§§

Fajar tiba, ah bukan tapi mentari mulai menaiki singgasananya. Menghiasai bumi dengan rupa nya yang masih menawan. Menghangatkan bumi dari udara dingin sebab malam selalu dingin. Ia seperti tersenyum, Mentari tersenyum lembut mengamati kegiatan manusia di bumi walau mentari cantik itu tahu jika manusia di bumi sama sekali tidak memedulikan eksistensi nya yang sangat di butuhkan.

Tapi, Mentari ternyata salah. Ada seorang anak lelaki memakai seragam sedang duduk di teras rumah mengamati Fajar yang tiba. Ia rela bangun jauh lebih pagi untuk melihat Fajar. Matanya menatap cahaya diatas sana dengan penuh harap.

Berharap dia ada dan kembali memasuki rumah dengan senyuman khas nya. Kembali bercanda tawa dengan satu kakak laki laki dan dua adik nya. Datang kembali ke rumah sambil membawa sebungkus donat. Tapi hal itu mustahil sebab tuhan sudah mengambil seseorang tersebut dari Juan.

Pemuda yang duduk di bangku satu SMA kini sudah beranjak dari duduk nya untuk kembali masuk ke dalam rumah. Lampu masih redup hingga Juan menyalakan lampu membuat ruang keluarga rumah ini sedikit lebih hidup. Tidak ada lagi yang menarik didalam rumah. Juan sudah tidak nyaman tinggal disini. Ada tiga manusia yang tinggal didalam rumah tingkat dua ini, tapi Juan merasa ia selalu sendirian.

Sebuah gelas susu Juan ambil dari meja makan, ia menenggaknya dengan cepat tanpa mau mengulur waktu. Ekor mata Juan melihat sebuah bingkai foto yang di letakkan di dekat vas bunga yang berada di meja makan. Bingkai foto yang memperlihatkan seorang lelaki tengah tersenyum lebar. Tanpa sadar foto tersebut membuat tangan Juan bergetar.

Fajar Gemilang,

Sudah tiga bulan lelaki itu pergi keatas sana. Pergi jauh meninggalkan tiga pemuda disini. Fajar pergi karena terlibat kecelakaan di jalan arah pulang kembali ke rumah untuk merayakan hari ulang tahun Dafa. Kepergiannya yang begitu tiba tiba membuat semua orang terkejut dan tidak dapat mencerna jika kata pergi yang tersemat pada diri Fajar tidak untuk menjadi alasan ketiga saudara laki laki nya saling menjauh.

"mau kemana masih gelap begini?"tanya Raden yang baru saja bangun dari tidur nya.

Tubuh Juan tersentak saat mendengar suara Raden. Ini kali pertama Raden berbicara sejak kepergian Fajar. Dapat Juan lihat jika Raden mengambil sebuah pisang untuk ia makan.

" mau ke makam nya bang Fajar, dia pasti kesep–"

"dia udah enggak ada disana. Dia udah pergi sama Bunda."

"Tapi–"

" jangan ngungkit hal tentang dia mulu bisa enggak?"

" kenapa? Dia kan adik lu juga."

Terdengar decakan kesal dari Raden. Selalu seperti ini, semua pembicaraan yang bertema lelaki penuh dengan keceriaan itu akan berakhir dengan argumen pro dan kontra yang menyebabkan suasana canggung yang seharusnya tidak pernah terjadi karena mereka semua sudah sangat dekat sejak kecil.

𝐃𝐄𝐑𝐒𝐈𝐊 Where stories live. Discover now