Happy Birthday, Dafa

3.7K 727 228
                                    

How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya✨✨

How's your day? Jangan lupa vote dan comment ya✨✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


§§§

Melodi melodi menyedihkan masuk ke dalam telinga Dafa. Cafe yang kini sedang diliputi oleh sendu karena sang penyanyi sedang menyanyikan sebuah lagu dengan nada nada yang begitu menyanyat hati. Pencahayaan di ruangan ini terkesan redup hingga Dafa dengan senang hati menundukkan kepala nya menghayati lagu yang tengah ia dengarkan. Mata nya tertutup rapat menahan rasa sesak di hati nya.

Waktu ternyata berjalan begitu cepat hingga tak sadar sudah lima tahun lama nya Dafa hidup sendiri. Sudah lima tahun lama nya kedua lelaki itu pergi jauh meninggalkan Dafa. Juan lebih memilih pergi tinggal bersama kakek dan nenek yang ada di luar kota karena tak ingin terus merasa terpuruk tinggal didalam rumah. Sedangkan Dafa tidak, ia tetap tinggal dirumah itu walaupun hati nya begitu sakit.

Setiap sudut, setiap ruangan, dan setiap lantai yang ada di dalam rumah tersebut memiliki kenangan tersendiri. Ada kenangan ia bersama orang orang yang telah pergi. Di rumah itu semuanya di mulai hingga menemukan akhir bagaimana rumah yang tadinya begitu ramai dibuat sepi tanpa terlihat ada kehidupan lagi.

Selama lima tahun juga Dafa lebih sering berbincang melalui smartphone dengan Juan. Ia hanya ke rumah kakek dan nenek nya tiga bulan sekali. Juan, Dafa yakin Juan hidup baik disana atau hal itu hanya tipuan yang Dafa buat untuk diri nya sendiri karena terlalu takut menghadapi kenyataan jika keadaan Juan sama tidak baik nya seperti Dafa.

" hari ini bertepatan sama hari Bang Fajar ninggalin kita."kata Dimas yang berada di samping Dafa.

" tiga bulan lagi, hari kematian Mas Raden."balas Dafa dengan suara bergetar.

Kenapa rasanya masih sesak sekali? Lima tahun ini, tidak ada yang berubah dengan luka Dafa. Ia masih terus mengingat bagaimana tubuh kaku Fajar yang terbaring lemah tanpa ada satupun organ di dalam tubuh Fajar yang bekerja. Ia masih terus mengingat bagaimana suara mesin yang menunjukkan garis lurus di layar nya, menunjukkan jika Raden telah pergi selama lama nya dengan keadaan mata tertutup dan wajah yang penuh kedamaian setelah berhasil melepaskan sakit yang menggerogoti tubuh nya.

"dulu, gua, bang Jenar, bang Cakra, sama bang Raka takut lu sama Juan enggak bisa hidup dengan baik lag—"

"enggak ada yang pernah membaik setelah kematian dia, Dimas."potong Dafa.

Sebuah foto diambil dari saku milik Dafa. Ia menatap empat lelaki yang sedang tersenyum. Dafa ingat, foto ini diambil pada ulang tahun Juan beberapa tahun lalu. Raden masih bisa bangkit dan terlihat sangat sehat. Senyum Fajar yang di rindukan ada di wajah nya. Dafa masih tertawa dengan leluasa. Juan masih menjadi bocah yang ceria bagi kakak laki laki nya.

" gua enggak pernah baik baik aja. Berbelas tahun hidup di bantu dan di temenin sama mereka berdua, setelah keduanya pergi, banyak banget ruang kosong di hidup gua yang bikin gua nangis."kata Dafa meneteskan satu tetes air mata.

𝐃𝐄𝐑𝐒𝐈𝐊 Where stories live. Discover now