Menuruti Ayah

4 1 0
                                    

"Pagi Ayah.." sapaku melihat Ayah yang sudah duduk di meja makan dengan segelas kopi dan roti dihadapanya. Aku duduk di meja makan bersama Ayah.

"Pagi sayang" jawab Ayah.

"Berangkat ke kedai bareng Ayah, G" lanjutnya.

Aku menaikan alisku. "Aku berangkat siang loh Yah"

"Iya, Ayah juga siang"

"Kok tumben?"

"Ayah mau kelapangan, jadi nggak perlu ke kantor dulu"

Aku mengangguk mengerti dan melahap roti ditanganku.

Kami berangkat dari rumah pukul 8 pagi karena Ayah takut kena macet, selama perjalanan aku dan Ayah hanya ngobrol-ngobrol santai. Tetang kedai dan lain-lain. Benar saja jalanan lumayan padat, aku sampai di kedai kurang dari jam 9.

"Hati-hati Ayah.." aku menyalami tangan Ayah.

"Iya, semangat yaa kerjanya" Ayah mencium kepalaku.

Aku turun dari mobil dan melambaikan tangan pada Ayah. Kemudian memasuki kedai setelah melihat Ayah pergi dengan mobilnya. Kedai sudah dibuka, dan Nisa sudah didalam kedai. Nisa terlihat sibuk membereskan kedai bersiap untuk buka. Aku segera menyimpan tasku dan membantunya.

"Niss biar aku yang lap kaca ya" kataku yang melihat Nisa dengan lap ditangannya.

"Boleh kak. Nih" Nisa menyerahkan lap ditangannya. Dia berlanjut menurunkan kursi yang masih di atas meja.

"Bang Guntur kemana?" Tanyaku. Karena jika kedai sudah buka harusnya bang Guntur ada disini.

"Katanya ada kelas dadakan pagi ini, jadi dia pergi deh"

Aku manggut-manggut sambil mengelap kaca.

"Tadi kak Gio kesini Kak Ge"

"Ngapain?"

"Nyariin kakak.. tadinya dia mau nungguin, tapi ada telpon terus dianya pergi deh"

"Oh.. biarin ajalah"

"Kak Gio putus ya sama Kak Karin?" Tanya Nisa tiba-tiba.

Aku mengernyit. "Nggaklah! Kamu kayak nggak tau Gio deh"

Nisa diam tidak melanjutkan obrolan tentang Gio lagi. Tapi aku penasaran kenapa Nisa bertanya seperti itu tiba-tiba.

"Emang kenapa, Nis?" Tanyaku.

"Engh-- nggak" jawabnya seperti ragu dan bergegas keluar kedai membereskan meja dan kursi diluar kedai.

Aku melihat ke arah Nisa dan membiarkannya. Setelah beres aku dan Nisa mengobrol lagi selagi menunggu pelanggan pertama kami. Tak lama kami melihat Gio dan Karin memasuki kedai.

"Tuhkan, mana ada mereka putus" ucapku pelan pada Nisa.

Nisa mengangguk. "Iya sih, lengket terus"

"Pagi Gio, Karin!!" Sapaku.

"Pagi Kak" Sapa Nisa juga.

"Pagi Gea, Nisa" jawab Karin dengan senyum mengembang.

"Tumben nih pagi-pagi udah mampir, Rin?"

"Iya mau rapat bentar lagi, terus mau bawa kopi.. hehe"

Aku mengangguk. "Mau apa?"

"Iced latte aja"

Aku mengangguk segera membuatkan pesanan untuk Karin.

"Kak Gio tadi nyari Kak Ge, kan?" Tanya Nisa tiba-tiba.

G!Where stories live. Discover now