~oOo~
Bahkan pancang paling kuat masih membutuhkan penopang
Dan penyangga paling hebat memerlukan sokongan
~oOo~
~KAI~
Gue menunggu di basement kantor Kania dengan gelisah. Sinyal hilang di sini dan cewek itu nggak muncul juga. Bolak-balik gue mengecek jam di pergelangan tangan. Jari gue mengetuk-ngetuk dashboar dengan nggak sabar.
Rasanya pengin banget gue samperin dia ke kantornya tapi mengingat gue lagi jadi sasaran media dan netizen yang maha benar, sebisa mungkin gue nggak menampakkan dalam situasi yang rawan dijadikan gosip. Terutama bersama Kania.
Kania memang bukan berasal dari kalangan artis, tapi keluarga terpandangnya membuat cewek itu dikenal luas. Hubungan kami juga sempat mengangkat sosoknya ke ranah publik.
"Hai, Kai." Kania mengetuk pintu mobil gue lalu melangkah masuk. Bibirnya terpulas sempurna meski hari sudah petang. Gue bahkan bisa mencium aroma parfumnya yang masih sama sejak dua tahun lalu. "Sori lama. Ada rapat direksi dadakan."
"Oke," jawab gue singkat dan langsung menyalakan mesin.
"Gue senang lo mau ketemu, bahkan jemput gue." Senyum di wajah Kania tergambar sempurna. Senyum itu pernah gue puja sedemikian rupa dan gue lakukan segala cara untuk mendapatkannya. Mulai dari joke-joke aneh, rayuan menggelikan, bunga dan hadiah-hadiah kecil yang membuat Kania tersenyum seperti itu. "Thanks."
"Kenapa lo ngajak ketemu?"
"Sampai kapan lo mau bersikap dingin?"
Gue nggak menjawab jadi Kania melanjutkan pertanyaan lain.
"Boleh nggak kita ngobrolnya sambil makan saja? Gue laper banget belum makan dari siang."
Gue melirik Kania. Dia kelihatan ceria. Dua tahun ini, apa lo selalu seceria ini? "Makanan kesukaan lo masih kayak dulu?"
"Lo masih ingat?"
Gue tersenyum simpul sambil melajukan kendaraan di jalan protokol. "Ada satu tempat yang gue pengin tunjukin tapi belum sempat, karena kita keburu pisah."
"Maaf, Kai. Sekarang gue janji buat nggak sekadar diam dan lebih berani mengambil keputusan."
oOo
~KIA~
Malam ini aku dilanda kegugupan yang teramat sangat. Tanganku gemetar menunggu Kai tiba. Dia berjanji akan menemaniku bertemu dengan Nathan, tapi sampai sekarang, dia belum muncul juga. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan kalau Nathan sampai terlebih dahulu sebelum Kai. Bagaimana aku akan menghadapinya nanti?
Kedatanganku ke tempat ini mengundang perhatian beberapa pasang mata. Berita pernikahan kami tersebar lebih gila di media masa dan internet. Perjalananku ke sini juga tidak mudah karena harus berkali-kali menghindar dari wartawan yang menungguiku di lobi kantor. Bagaimana mereka dengan mudah mengendus keberadaan kantorku? Ini gila. Memilih aman, aku sengaja memesan ruang VIP yang tertutup dan terpisah dari ruangan utama restoran.
Jantungku berdetak-detak kencang. Kakiku mengetuk-ngetuk tidak beraturan. Bibirku habis kugigiti hingga perih. Berulang kali aku meneguk air putih karena tenggorokanku jadi mudah kering.
Entah keberapa kalinya aku menengok pada ponsel di atas meja. Ponsel Kai tidak aktif sejak tadi. Aku berpikir positif bahwa dia mungkin sedang menyetir. Lalu lintas pada jam pulang kerja adalah kegilaan tersendiri.

YOU ARE READING
Winterhearted (END)
RomanceMantan playboy dan playgirl dipertemukan ketika keduanya sama-sama patah hati dan ingin bertaubat. Tampaknya, takdir sedang bermain dengan magic moment bernama 'kebetulan'. Mulai dari Jakarta hingga Raja Ampat, keduanya terus dipertemukan secara tid...