1 - Laut Tengah

55.6K 6.5K 388
                                    

Author's note:

Karya ini dilindungi oleh Allah, Undang-Undang No. 28/2014 tentang Hak Cipta, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Barang siapa yang melakukan plagiasi dan/atau penggunaan cerita secara komersial atas karya ini tanpa izin Penulis, maka Penulis berhak menggugat secara perdata dan/atau menuntut secara pidana.

Jangan pula melakukan plagiasi dengan dalih terinspirasi. Karena setiap karya pasti akan selalu berpulang pada pemiliknya.

Bagi kalian yang menemukan dugaan kejahatan plagiarisme atas karya ini, silakan lapor ke akun instagram frasaberliana melalui DM.

Tertanda, Berliana Kimberly, S.H.

(Author Langit Goryeo dan Laut Tengah)

***

Follow instagram @frasaberliana (author) x @deargoldenstars (readers space dan jadwal update) untuk berita terkini Laut Tengah

Tekan tombol bintang dan jangan lupa beri komentar yang baik.

Happy Reading.

***

"Bagai menulis di atas air, seluruh perjuangan selama ini percuma. Sulit untuk menyelami makna pada setiap ketentuan-Nya."

-Laut Tengah-

"Mimpi-mimpi gue terlalu besar untuk dihancurkan oleh pernikahan!" seru gadis bergamis cokelat—motif bunga-bunga melati kecil—dengan kerudung menjulur menutup dada berapi-api.

"Nanti ajalah nikahnya, sepuluh tahun lagi atau enggak usah sama sekali!" lanjutnya seraya mengucapkan pernyataan dalam satu napas tanpa ragu, menunjukkan betapa dia tidak menyukai syariat Tuhannya yang satu itu.

"Sabar, Haia. Semangat banget udah kayak lagi mimpin orasi di lapangan rektorat," kekeh Rere mengingat sahabat yang duduk di depannya ini adalah mantan wakil kepala departemen kajian strategis BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) fakultas mereka.

Rere—sahabat Haia sejak hari pertama kuliah—baru saja memberikan beberapa CV (curiculum vitae/data diri) laki-laki yang hendak mengajak ta'aruf* Haia harus merasa ditolak mentah-mentah. Rere tahu betul tidak akan mudah bagi siapa pun mendapatkan sahabatnya. 

Ayla Hagia Sophia alias Haia.

Seorang muslimah peraih IPK 4.00—lulusan terbaik—yang selalu menorehkan prestasi selama di bangku perkuliahan. Mulai dari perlombaan karya tulis tingkat fakultas, mahasiswa berprestasi nasional, mengikuti berbagai conference kepemudaan regional, bahkan lomba debat tingkat internasional sudah pernah disabet piala kejuaraannya.

Tampilan Haia dengan gamis, rok panjang, dan kerudung panjang menutup dada, wajah mungil dengan hidung mancung, kulit berwarna kuning langsat cenderung putih, kecerdasan yang terlihat ketika ia bertutur kata, dan kepiawaiannya saat memimpin organisasi sangat mudah membuat banyak laki-laki jatuh hati. Apalagi jika ia sudah naik ke atas panggung untuk mengisi acara motivasi mahasiswa. Seluruh hadirin akan terpukau, terinspirasi, dan ingin segera menyusun banyak mimpi sepulang dari acara. Perfect muslimah memang predikat yang cocok disematkan untuk Haia.

Namun, di balik semua prestasi dan kelebihannya tersebut, Rere sebagai sahabat tahu bahwa ada satu syariat Islam yang paling Haia benci, yaitu pernikahan. Lihat saja hari ini, untuk kesekian kalinya Haia menolak tawaran ta'aruf dari laki-laki saleh yang tertarik dengan dirinya.

LAUT TENGAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang