[1] Walking Dead

2.9K 398 240
                                    




Aku harap lapak ini ramai oleh dengan keributan komen kalian. Jadi, plisss jangan sider atau vote doang. I would appreciate if you could leave any comment or anything about the story.

Di adegan awal, aku belum mau nyebutin nama-nama tokohnya.

Gimana kalau kita main tebakan, apakah kalian masih recallmasing-masing karakter & sifarnya?


~oOo~

Engkau berdiri dengan tenang

Menunggu maut yang kau harap datang

Engkau berdiri menantang

Kematian yang segera kuhalau pulang

~oOo~

"Lo mau mati, ya?" pekikan itu datang dari arah barat. Elang Digdayana, panglima garda terdepan SMA Wasesa, berteriak gusar kepada seorang cewek yang berdiri di pusat tawuran.

Dari arah berlawanan, pasukan SMA Dharma berlari mengejar Elang dan kawan-kawannya. Cewek yang berada di tengah pusaran kegaduhan dan hujan batu itu masih bergeming. Dia bahkan terlihat tidak keberatan dihujani batu.

Tawuran kali ini terjadi di depan gerbang utama SMA Wasesa. Biasanya mereka rusuh di tempat lain. Skala kerusuhannya pun tak banyak. Hanya melibatkan sepuluh sampai lima belas orang. Namun, entah kenapa belakangan SMA Dharma jadi semakin agresif melakukan penyerangan masif ke wilayah sekolah lawan.

Elang meludah. Langkahnya yang potang-panting ke arah barat terhenti. Dia memaki sebelum berbalik menuju pusat kerusuhan. Kalau bukan karena seragam cewek itu satu almamater dengannya, dia pasti tidak peduli. Cewek itu pasti dikoyak massa SMA Dharma jika terus berdiri seperti patung bodoh di tengah tawuran. Lalu, Elang dipaksa harus mengakui kekalahan karena cewek tolol yang entah datang dari mana itu menjadi tawanan. Benar-benar sialan. Strategi yang sudah disusunnya mati-matian akan sia-sia kalau begini jadinya.

"MINGGIR! LO DENGER NGGAK!" Teriakan Elang sia-sia. Cewek itu tidak menggubrisnya.

Kecaman yang sama terdengar semakin riuh ke arah cewek yang masih berdiri dengan bodohnya di pusaran kerusuhan. Murid SMA Wasesa yang berada di dalam sekolah turut meneriaki agar cewek itu mundur, sementara pasukan SMA Dharma meneriakkan yel-yel menakutkan sambil mengejek. Lagi-lagi, cewek itu bergeming. Seolah dia hanya patung Pancoran yang tak peduli macet, kecelakaan, banjir, hujan atau badai sekali pun.

Tangan Elang menyusut peluh yang menetes di dahi. Dia mengibaskan kerah seragamnya, lalu berlari menuju ke tengah pusaran. Murid-murid SMA Wasesa yang terjebak di balik gerbang menahan napas melihat aksi Elang berbalik arah--alih-alih kabur. Berpasang-pasang mata melebar menatap bagaimana cowok itu tanpa gentar terus berlari seorang diri ke arah pasukan SMA Dharma semakin dekat. Nama Elang dielukan bagai Ares, Sang Dewa Perang.

Lalu, di tengah intens ketegangan yang kian memuncak. Tujuh langkah sebelum pasukan SMA Dharma mencapai cewek itu, sepuluh langkah jelang Elang bisa menggapai cewek itu, sontak sebuah Pajero Sport memotong kompas, mengadang dua kubu pasukan.

Mobil mewah itu berhenti tepat selangkah dari cewek itu, menghalangi pandangan dan memblokade penyerangan SMA Dharma. Langkah pontang-panting SMA Dharma terhenti. Fokus mereka terdistraksi.

Sebelum semua orang menyadari keterkejutan dari plot twist yang mendadak muncul di tengah klimaks penyelamatan nan heroik Elang, sepasang tangan terulur untuk meminta cewek itu masuk ke dalam mobil.

Lovestruck Syndromeحيث تعيش القصص. اكتشف الآن