33. Berubahnya Semua Orang

2.1K 107 108
                                    

Aku menganggap mereka sebagai sahabat, tapi ... apa mereka menganggapku sebagai sahabatnya juga?

Laura


"Keysa, Dinda, Bella! Gue boleh ikut lo semua ke kantin?" tanya Laura dengan senyum lebarnya.

"Cih! Dasar cewek murahan! Lo nggak boleh ikut kita! Mending jauh-jauh deh lo!" jawab Dinda tak suka.

"Cewek murahan kayak lo nggak pantes ikut kita ke kantin! Bikin nama kita jadi jelek yang ada," timpal Bella.

"Lo nggak boleh ikut! Gue nggak mau ikutan dibully kalau lo ikut sama gue!" sinis Keysa.

"Lagi pula, siapa sih yang mau temenan sama cewek jalang kayak lo. Ya nggak girls?" Dinda menatap Keysa dan Bella bergantian.

"Yoi," Bella tertawa mengejek. Cewek itu menatap Laura dengan tatapan sinis.

"Maaf kalau gue bikin kalian malu," Laura menundukkan kepalanya. Ia berjalan melewati ketiga sahabatnya dengan tubuh bergetar.

"Lo semua kenapa? Emangnya gue salah apa sampai-sampai lo semua nggak mau ngajak gue ke kantin?" Laura meneteskan air matanya. Ia memukul dadanya yang terasa sesak.

Dan, lagi. Mengapa Keysa sangat sinis padanya? Padahal, baru kemarin-kemarin mereka berdua bersenang-senang. Bermain bersama. Tapi sekarang? Sikap Keysa berubah padanya.

Belum sempat Laura sampai di kantin. Cewek itu sudah ditarik paksa oleh ketiga sahabatnya menuju gudang.

"Gue nggak akan biarin hidup lo tenang, Laura." Dinda tertawa remeh. Cewek itu berjalan mendekati Laura.

"Seharusnya lo bersyukur karena Kahtan udah mau jadi pacar lo," Dinda melilitkan jarinya di rambut Laura. "Dan, lo malah seenaknya selingkuhin Kahtan!" Dinda menarik rambut Laura dengan kencang.

"Lepas, Din!" Laura berusaha memberontak, tetapi Dinda malah semakin kencang menarik rambutnya.

"Iket dia!" ucap Dinda pada Bella.

Bella tersenyum licik. Cewek itu mengambil tali dan mulai mengikat tubuh Laura erat-erat hingga ia susah bernapas. "Rasain, lo!"

Dinda merobek seragam sekolah Laura hingga dada cewek itu terlihat. "Vidioin dia, setelah itu sebarin ke grup sekolah."

Keysa tersenyum sinis. Cewek itu mengambil ponselnya dari sakunya, kemudian ia mem-Vidiokan tubuh Laura yang sudah terlihat dadanya. "Sorry, Ra. Tapi lo emang pantes diperlakukan seperti ini,"

"KEYSA JANGAN! GUE MOHON JANGAN VIDIOIN GUE!" Laura menangis histeris. Ia menarik-narik lengan Keysa supaya cewek itu tidak memvidiokan dirinya.

"KEYSA GUE MOHON JANGAN!" air matanya sudah mengalir deras membasi pipinya.

"DIEM BANGSAT!" Dinda menyumpal kain yang begitu bau busuk ke mulut Laura. Cewek itu menatapnya dengan tatapan marah.

Laura memandang ketiga sahabatnya dengan tatapan kecewa. Selama ini ia sudah sangat baik kepada mereka. Tapi apa? Kini mereka malah memperlakukan dirinya seperti sampah.

Laura hanya bisa menangis dalam diam saat Keysa memvidiokannya. Ia tidak bisa memberontak saat ini. Tubuhnya diikat kuat menggunakan tali.

"CEWEK KAYAK LO NGGAK PANTES HIDUP! LO UDAH MEREBUT KAHTAN DARI GUE, BITCH!" Dinda menampar wajah Laura dengan kencang.

"Dasar jalang!" Dinda melemparkan telur busuk ke arah Laura. Cewek itu menoyor kepala Laura dengan kencang hingga terbentur tembok.

"Lemparin semua telur busuk itu ke dia, cepetan!" ucap Dinda pada Keysa dan Bella, dan diangguki oleh mereka berdua.

LAURA Where stories live. Discover now