Chapter 88: Hutan Persik

6K 1K 279
                                    

Tujuan Gu Huaqing berada di Beijing begitu misterius. Menurut Hao Dadao, orang itu pergi lebih awal lalu pulang terlambat, entah kemana. Sementara Jing Shao mendesaknya untuk segera pergi.

"Apakah kamu yakin bahwa orang itu adalah Raja Huainan?" Pangeran Keempat bertanya dengan ragu.

"Itu benar," orang-orang dengan pakaian pengadilan berdiri di koridor istana dan berbisik kepada Pangeran Keempat, "Kemarin dia datang ke pintu secara pribadi setelah berusaha menghubunginya selama bertahun-tahun, weichen yakin bahwa dia adalah Gu Huaiqing."

Pangeran Keempat memutar bola matanya dengan malas, "Di mana dia tinggal sekarang?"

"Mengenai masalah itu, saya tidak tahu," pria itu sedikit malu. Gu Huaiqing selalu bersikap hati-hati dan ia belum tahu dimana keberadaan orang itu, "Namun dia memberitahu weichen bahwa ada beberapa orangnya di Beijing. Jika ada orang yang mencarinya, maka orang itu harus pergi ke Zuixian Lou di kota untuk meninggalkan pesan."

Setelah mendengar kata-kata itu, Pangeran Keempat segera membuat rencana. Ia berpikir dalam hati, Raja Huainan pergi ke Beijing secara pribadi tanpa diundang, maka aku akan dianggap berjasa jika berhasil menangkapnya. Meskipun ini bukan kejahatan serius, dia khawatir ayahnya tidak akan lagi mengandalkannya. Sekarang, setelah dia menyuap beberapa pejabat di Beiing dan memasuki ibukota secara pribadi, pasti orang itu memiliki sebuah rencana. Buktinya sekuat gunung, dan ini adalah kesempatan yang bagus. Jing Yu berbalik dan pergi.

*

"Apa yang kamu lakukan di sini, di Beijing?" Jing Shao menatap Gu Huaiqing yang dengan santai sedang mencicipi anggur di seberangnya dan sikap ini membuat Jing Shao bisa merasakan ada urat biru keluar dari dahinya.

Gu Huaiqing melirik kepalan tangan Jing Shao dan perlahan berkata, "Maaf merepotkanmu. Ini semua atas nama cinta."

"Jangan bicara omong kosong!" Mata Jing Shao membelalak, "Cepat katakan apa yang kamu lakukan? Apa? Katakan?"

"Aku ini gege mu, kamu tidak bisa menghormatiku sedikit pun?" ucap Gu Huaiqing sambil mengetuk gelas anggir di atas meja, dengan nada marah.

"Kamu juga tahu bahwa kamu, gege ku ini, selalu memiliki maksud dengan Jun Qing!" Jing Shao juga mengetuk gelas anggur di atas meja, bahkan lebih marah.

Mu Hanzhang mengambil beberapa bungkus lomei dan melihat dua orang di paviliun yang mulai saling adu pandang lagi, kemudian dia berseru, "Aku hanya pergi sebentar, mengapa kalian berisik sekali?"

Ketika kedua orang itu melihatnya, mereka langsung memasang wajah tersenyum dan serempak berkata, "Kami hanya bermain bersama!"

Kemudian saling menatap.

Melihat mereka berdua, Mu  Hanzhang tidak bisa menahan diri untuk mengerucutkan bibir dan tertawa kecil. Membuka bungkus kertas minyak di tangannya. Karena identitas Gu Huaiqing begitu istimewa sehingga tidak boleh diketahui orang lain, bahkan Yun Song ditinggalkan di luar taman, dan Mu Hanzhang harus pergi untuk mengambil hidangannya sendiri.

"Jing Shao menyukai rebusan dari kota selatan. Karena sekarang gege ada di sini, silahkan dicicipi." Mu Hanzhang meletakkan dong di kertas minyak di atas piring. Di tata dengan rapi satu per satu.

"Hanzhang, kamu memang sangat perhatian. Apa yang bisa kulakukan?" Gu Huaiqing tersenyum dan mengambil sayap ayam.

"Saudaraku, sudah cukup!" Jing Shao meremas sayap ayam di tangannya.

"Wawu!" Bola bulu bercorak hitam dan kuning tiba-tiba bergegas keluar dari arah hutan, meraih lutut Jing Shao dan menunjuk ke sayap ayam rebus di tangannya.

[END] Istri yang UtamaWhere stories live. Discover now