PART 31

4.5K 551 28
                                    

Sepulang dari ulang tahun Axel, Andra mengajak Nania untuk jalan – jalan berdua menghabiskan malam minggu. Mengitari mall seperti anak muda yang masih berpacaran.

Nania hanya pasrah mengikuti kemana Andra melangkah. Keluar masuk toko peralatan olah raga, dan menemani Andra memilih sepatu yang nyaman untuk berlari.

Sementara Nania hanya banyak melamun. Memikirkan perkataan Dewa, memikirkan perkataan Andra. Semua terus berputar di kepala Nania seperti benang kusut.

Andra sendiri tidak menampakan emosi apa – apa dari pertemuan tadi. Seperti biasa dia tampak tenang, dan memilih untuk membicarakan yang lain. seolah pertemuan mereka dengan Dewa, bukan hal yang perlu di khawatirkan.

Entah saking percaya dirinya Andra pada hubungan mereka, atau karena Andra tidak perduli. Nania tidak bisa menerka, karena semua disimpan begitu rapat oleh Andra.

Hanya Andra yang tahu.

"kapan – kapan bangun pagi – pagi. Kita ajak papa jalan pagi di Ancol. Seger lo Ngil kalau masih pagi. Sehat juga buat papa udara laut. Kamu pilih sepatu juga gih, sama baju olah raga yang gak sexy" sahut Andra sambil mencoba sebuah sepatu lari keluaran Nike.

Nania hanya diam memandangi kaki Andra yang sedang asik mencoba sepatu. Andra menoleh heran pada Nania yang tidak menanggapi kata – katanya. "Ngil.. aku ngomong sama kamu loh?" ucap Andra.

"aku dengar kok" jawab Nania "mas..." panggil Nania lirih pada Andra. Andra menoleh sambil mengikat tali sepatu yang sedang dia coba. "seberapa arti aku buat kamu?" tanya Nania tiba – tiba.

Andra mengerutkan keningnya bingung, apakah pertanyaan ini ada kaitannya dengan kemunculan Dewa? Andra tertawa pelan sambil memandangi kakinya yang sudah terbalut sepatu baru yang sedang dia coba.

"harusnya kamu bisa nilai itu, dari cara aku pingin memiliki kamu, Ngil. Aku milih untuk nikahin kamu. Bukan sekedar macarin kamu gak jelas. Kalau ini ada kaitannya sama Dewa yang tiba – tiba muncul..."

"gak ada kaitannya sama Dewa. Aku tanyanya kamu. Yaudah, gak usah dijawab. Aku milih sepatu dulu" Nania menghela nafasnya lelah lalu beranjak meninggalkan Andra. Andra menunduk, dengan kedua siku tangannya bertopang pada lututnya dan menghembuskan nafasnya lelah.

"bangsat!" rutuknya pelan. Tentu saja makian itu bukan untuk istrinya. Tapi untuk pria yang tiba – tiba muncul hari ini.

****

Pikiran Nania mendadak carut marut semenjak pertemuan dengan Dewa. Apalagi sejak dia mendengar pembicaraan antara Andra dan Dewa, rasanya hati Nania semakin tercabik – cabik.

Kalau ada penobatan istri paling menyedihkan tahun ini. mungkin Nania akan mendapatkan gelar kehormatan itu. Kalau ada yang menanyakan bagaimana ceritanya sampai Nania menikah dengan Andra, maka pernyataan Nania akan disambut derai air mata. Bukan tatapan iri para pemirsa, yang iri pada indahnya kisah cinta mereka.

Nania dinikahi karena KASIHAN. Iya, suami saya menikahi saya, karena udah gak tahan lagi lihat saya yang selalu jatuh ke tangan laki – laki yang salah. Dia sepertinya sudah lelah jadi saksi hidup aksi bunuh diri saya dengan berhubungan dengan laki – laki asal. Makanya, dia memutuskan untuk menjadi solusi tepat dar permasalahan tidak berkesudahan saya.

Mungkin itu yang akan Nania sampaikan ketika di wawancara.

Sepulang dari acara ulang tahun Axel, Nania memang jadi lebih pendiam dan tidak banyak mengajak ngobrol Andra. bahkan mereka menghabiskan waktu berdua untuk makan malam disebuah restaurant dengan banyak berdiam.

Andra yang sudah tidak mood karena mendapati Nania berdua dengan Dewa ditaman samping. Dan Nania yang sudah hancur berantakan mendengar ucapan Andra. Terlebih pertanyaan Nania pada Andra, yang semakin membuat mood Andra berantakan. Kenapa harus mempertanyakana arti seorang Nania pada Andra?

Trial & ErrorWhere stories live. Discover now