PART 70

8K 633 23
                                    

Perjalanan mereka di Melbourne berhasil mereka rangkum dengan sangat..sangat..sangat.. manis. Senyuman tidak pernah lepas dari wajah mereka berdua. Andra yang akhirnya keesokannya menuruti keinginan istrinya untuk memutari Souvereign Hill, walau habis itu Nania mengeluh kepanasan. Dilanjutkan dengan keinginan Nania untuk makan malam di The Colonial Tramcar Restaurant.

Apa saja keinginan Nania, Andra wujudkan dengan senang hati. Karena memang tujuan utama pria itu (selain proyek membuat bayi) adalah mengembalikan senyuman istrinya.

Nania yang dulu Andra kenal sebagai wanita yang selalu riang, ceria, penuh celoteh, sedikit ceroboh, tidak perduli dengan urusan menjaga image nya yang harus selalu tampak mempesona (karena dimata Andra, Nania yang belepotan cokelat di sekitar bibirnya pun tetap mempesona).

Mendadak menjadi Nania yang menutup dirinya rapat – rapat, begitu dia nikahi. Sejujurnya, satu tahun kemarin, rasanya sangat menyiksa Andra. Dia dirundung rasa bersalah, karena sudah mencabut paksa wajah ceria itu dari sahabat alias istrinya.

Dia merindukan Nania yang ceria, Nania yang manja, Nania yang heboh, Nania yang selalu tertawa lepas bahkan untuk hal yang remeh sekalipun. Nania yang walau dibalik senyumnya menyimpan patah hati yang dalam, tapi, setidaknya, dulu Andra lebih mampu membangkitkan semangat Nania. Dari pada ketika Nania sudah menjadi istrinya.

Dan sekarang, mulai saat ini, Andra berjanji, senyuman yang sudah dia nikmati beberapa waktu belakangan ini, tidak boleh hilang lagi dari wajah cantik itu. Tidak ada lagi wajah mendung Nania yang selalu menghiasi setiap hari.

Andra harus menjadi sumber kebahagiaan wanita itu.

*****

Mengambil penerbangan pagi, mereka berpindah dari Melbourne menuju Perth. Kota yang selalu mereka rindukan. Kota yang menyimpan berjuta kenangan manis dan pahit mereka berdua. Kota yang tidak akan pernah mereka sesali, pernah mereka singgahi. Bahkan sepanjang penerbangan dari Melbourne ke Perth, Andra sempat menyampaikan rencananya, akan mengambil s2 di kota itu lagi.

"kira – kira kalau aku S2 di Perth, kamu bisa nemenin gak ya, Ngil?" tanya Andra sambil menggenggam jemari Nania. Memainkan cincin yang dia berikan ketika konser lalu, sambil menatapnya takjub. Cincin itu tampak cantik sekali di jemari istrinya.

"memang kapan rencananya?" tanya Nania. Andra memang bercita – cita untuk bisa mengambil program master di bidang Arsitektur, tapi belakangan tidak pernah dia ceritakan pada Nania. Bahkan terakhir kali, Andra membicarakan hal itu, adalah ketika mereka masih di Perth. Andra tampak memandang langit – langit pesawat diatasnya, seperti berpikir "mungkin dua atau tiga tahun lagi kali ya? jadi aku genapin dulu 5 tahun kerja di kantor, jadi enak ninggalinnya juga"

Andra diam beberapa saat "tapi 5 tahun lagi, jangan – jangan kamu lagi hamil lagi ya? gimana cara bawa kamu pindahannya ya? aku gak mau long distance sama kamu dan anak – anak" wajah Andra tampak serius memperhitungkan segalanya.

Nania sampai tertawa melihat ekspresi wajah suaminya "kamu udah mikirin sampai kesitu banget, mas?" tanya Nania masih sambil tertawa. Andra merengut kesal menatap istrinya.

"ya harus dong, sayang. Masa gak di pikirin..?" protesnya, sambil masih memberengut. Nania tertawa sambil menyandarkan kepalanya pada lengan pria itu "aku gak nyangka kamu se manis ini mas.." ucapnya pelan, sambil melirik keatas, menunggu reaksi suaminya.

Tak disangka – sangka, wajah suaminya bersemu malu – malu, untuk pertama kalinya sepanjang Nania mengenal Qhafkah Andra Pratama.

****

"home sweet home, baby" bisik Andra sambil merangkul Nania mesra. Mereka baru saja melewati gerbang kedatangan di Bandara domestik Perth. Menghirup udara yang sangat mereka rindukan. Sepoi angin yang hangat, yang mereka rindukan. Semua yang mereka rindukan, ada di kota ini. Cikal bakal perkenalan mereka. Pertama kalinya Andra merasakan dibuat jungkir balik oleh wanita. Tentu saja mereka berdua sangat merindukan kota ini, disetiap jengkalnya. Nania pun tersenyum sambil menyandarkan kepalanya pada lengan suaminya.

Trial & ErrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang