'Ia belva'

11.2K 619 31
                                    

"Permisi Tuan"

pria yang kini duduk dikursi kebesarannya melirik sekilas, kemudian berdiri dengan kedua tangan berada dibalik saku celana yang saat ini ia kenakan.

"Langsung pada intinya,aku sedang tidak ingin berbasa-basi",ujarnya.

"Gerald fernand ingin bertemu dengan anda,untuk membahas pengiriman dari kartel sinaloa yang sempat ditunda sebelumnya", ujar seorang pria dengan setelan jas berwarna hitam yang melekat ditubuhnya.

"Bisnis bisa tetap berjalan sekalipun tidak saling bertemu. Jika dia masih mendesak untuk bertemu,putuskan kerjasama dengannya,maka bedebah itu akan kehilangan setengah kekayaan nya." Ucapnya menyahuti,seraya tersenyum miring.

Bratva Vicenzo Cassanno,atau yang lebih dikenal dengan julukan 'Ia belva' (binatang buas) dan 'il capo dei capi' (bos dari semua bos). Pria tampan berusia 45 tahun,memiliki seorang istri berkewarganegaraan Korea selatan. Dari pernikahannya itu Bratva memiliki 8 orang anak,7 laki-laki dan seorang perempuan.

Bratva adalah pemimpin utama kartel sinaloa,jaringan pemasok narkoba terbesar didunia yang menguasai sebagian besar wilayah teritorial dibarat laut Meksiko.

Dibawah pimpinannya, Bratva telah menyelundupkan Kokain berbobot puluhan ton dari Kolumbia lewat Meksiko,untuk Amerika serikat yang merupakan negara konsumen narkotika terbesar didunia.

Kartel sinaloa yang dipimpin oleh Bratva terus menghasilkan milliaran dollar AS dari perdagangan narkotika ilegal ke As, Eropa dan Asia.

Dengan wilayah kekuasaan yang berpusat di Meksiko,tidak sedikit yang mengetahui sebuah fakta bahwa Seorang Bratva Vicenzo Cassanno juga memiliki akses untuk mengancam presiden Meksiko, sehingga dirinya tidak bisa disentuh oleh pemerintah dan menjadi penyelundup paling licin karna tidak pernah tertangkap.

                               ***

"Dad"

Seorang gadis dengan rambut panjang bergelombang tampak berjalan menghampiri Bratva yang kini tengah duduk dibalkon kamarnya.

"Why princess? Ingin sesuatu,hm?"

Ailentsya,anak bungsu Bratva yang kini menginjak usia 16 tahun. Gadis itu tampak mengerucutkan bibir,lalu duduk dipangkuan ayahnya. Bratva yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum gemas dengan kedua tangan memeluk pinggang putri mungilnya.

"Azka dad,he didn't let me out",ujar Ailen dengan kedua tangan yang ia lipatkan didepan dada,gadis itu lagi-lagi mengerucutkan bibirnya kesal.

"Princess,dad yang meminta kakak-kakakmu untuk tidak membiarkan mu pergi kemanapun untuk sementara waktu,selain kesekolah tentunya".

Mendengar ucapan ayahnya,sontak membuat Ailen membulatkan matanya dengan sempurna,
"Dad!! Bahkan disekolah Azka dan Aric selalu mengawasiku, membuat semua orang salah paham, mereka mengira bahwa Azka dan Aric menyukai ailen".

Bratva terkekeh seraya mengelus Surai panjang putrinya,"Ailen,you know dad?".

Ailen menatap ayahnya, kemudian mengangguk,"hm,i know".

"Jadi,bisa kita bekerjasama princess? Cukup patuhi aturan yang sudah dad buat,maka apapun yang ailen inginkan akan dad berikan. Ahh, kemarin ailen ingin sebuah mini Cooper keluaran terbaru bukan?".

Mendengar ucapan ayahnya seketika membuat Ailen melupakan kekesalan yang baru saja dirinya ungkapkan,"i love you so much,dad!", Pekiknya girang sambil memeluk Bratva.

"Hanya dad saja hum?",ujar seorang wanita dewasa yang menghampiri Ailen dan ayahnya.

Mendengar ucapan istrinya,bratva langsung menoel hidung gadis dipangkuannya,"Mom cemburu",bisiknya yang sontak membuat gadis itu tertawa.

"I'm sorry hehe"

Ailen beranjak dari duduknya,mendekati wanita cantik yang kini berdiri dihadapannya seraya mengerucutkan bibir,kemudian memeluknya erat,"I love you so so so much,mom".
        
                                 ***

"Yhaaa brothaaa!!"

"Bisa tidak membuat keributan?",ujar Araster dingin,pria itu sedang berkutat dengan layar monitor dihadapannya.

Arenzya memutar bola matanya malas,"Kau sudah memainkan game itu selama seminggu,apa kau tidak bosan? Biasanya kau selalu membuang sesuatu jika sudah bosan menggunakannya",ujarnya seraya mendudukkan bokongnya diatas sofa tunggal,berjarak satu setengah meter dari meja Araster.

"Aku membeli kaset game ini seharga 2,2 miliar,kau pikir aku akan membuangnya begitu saja?"

Aren membulatkan matanya dengan sempurna,"What the–? 2,2 miliar? You kidding,bro?",pekiknya tertahan.

"This is super Mario Bros 3, kau tidak tau? Apa kau benar-benar anak Tuan Bratva? Kenapa kau begitu kampungan?",sarkas Araster dengan raut menjengkelkan.

Aren mendengus,berbicara dengan kakak keduanya ini memang sangat menguras emosi,terlebih melihat wajah datarnya saat berbicara sungguh membuat Aren ingin melapisi wajah Araster dengan spanduk atau semacamnya.

"Dimana Azka?"

Aren menoleh dan mendapati kakak tertuanya berjalan menghampiri mereka yang kini sedang berada diruangan bernama 'Prince's Room',ruangan yang dikhususkan untuk ketujuh prince's Bratva bersenang-senang.

"Idk",sahut Araster singkat sedangkan Aren memilih kembali berkutat dengan ponsel mahal ditangannya.

"Jangan terlalu keras pada Queen,dia juga butuh hiburan,hangout bersama teman-teman contohnya? Aku tidak ingin dia gila karna tidak bisa seperti remaja pada umumnya",Aren berbicara seraya meletakkan ponsel yang sedari tadi ia pegang keatas meja.

"Queen punya segalanya yang bahkan tidak dimiliki remaja seusianya,apa dia punya alasan untuk menjadi gila?",sahut Araster,masih dengan fokus yang belum teralihkan dari layar monitor didepannya.

"Bro,kita tidak pernah tau apa yang dia rasakan,aku ti–"

"Ren,tidak ada yang berani mengambil resiko jika membebaskan Queen kemana saja semaunya. Kau lupa siapa kita? Dan siapa dad? Dengan membiarkan Queen pergi sendirian sama saja kau membunuhnya",ujar Gafrieel,putra tertua Bratva.

Aren mengusap wajahnya kasar,"up to you",ujarnya seraya berdiri,kemudian memilih pergi meninggalkan kedua kakaknya yang kini hanya bisa menghela nafas.
        
                                ***
"Malam Tuan muda"

Seorang pria yang mungkin seumuran dengan Bratva menyapa aren saat dirinya baru saja melewati pintu utama.

"Apa kau melihat Azka dan Aric?"

"Tuan muda Azka sedang berada dibar dan Tuan muda Aric baru saja pergi",ujar salah satu penjaga yang sedang berpatroli,memantau sekeliling mansion.

Aren mengangguk, setelahnya memilih pergi menyusul Azka yang berada dibar,setidaknya dia harus meminum sedikit koktail untuk menenangkan pikiran.
  
                                ***

Dilain tempat,Aric baru saja keluar dari mobil sport yang ia kendarai dengan seorang gadis berambut pirang yang bergelanyut manja dilengannya,membuat Aric sedikit risih namun tidak berniat menolak. Menurutnya akan lebih baik jika dia mengunjungi club dengan seorang gadis,karna jika tidak,bisa dipastikan wanita-wanita yang kini memberikan tatapan lapar padanya akan menempel seperti lintah,dan membuat Aric kewalahan.

"Honey,apa kau ingin memesan room khusus?" Tanya gadis itu manja.

"Kau bukan tipeku,jadi cukup temani aku minum. Akan ku transfer bayaranmu setelahnya",Nada bicara Aric terdengar dingin,membuat gadis berambut pirang yang kini duduk disampingnya menampilkan raut kesal.

"Apa aku hanya gadis bayaran bagimu,ric?"

Aric mendengus malas,"Jangan berharap aku akan menganggapmu lebih dari itu,sudah kukatakan bukan? Kau sama sekali bukan tipeku".

"Kau harus menjadi milikku Altalaric",desis Angelin yang tidak bisa didengar oleh Aric karna suasana club yang begitu berisik.
















Tbc

Bratva's MafiaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon