'Win'

1.3K 183 23
                                    

Pukul 19.28,17 menit sebelum ledakan terjadi.

Araster menumbangkan sebuah brankas yang berada tepat disamping jendela kaca,lalu mengikat tali yang baru saja ia ambil dari dalam tas kebadan brankas, kemudian melilitkan ujung tali itu pada pinggangnya.

Keadaan diluar masih sama kacaunya,suara tembakan dan teriakan terdengar dimana-mana. Sebelum memanjat jendela, Araster menyelempangkan tas hitam dibahunya,lalu melirik kearah pintu kayu yang kini tampak bergentar mungkin karna seseorang berusaha membukanya.

Tidak butuh waktu lama untuk dirinya turun dan menendang jendela kaca yang terdapat dilantai 3,setelah berhasil memasuki ruangan tersebut,Araster membuka lilitan tali pada pinggangnya dengan sesekali melirik jam ditangannya,"Bajingan itu tidak menyimpannya disana,waktu kalian tinggal 1menit,cepat keluar",ucapnya tenang lalu mengeluarkan sebuah senapan dari dalam tas,meletakkannya diatas meja sebelum melangkah keluar.

Baru saja dirinya menutup pintu,suara ledakan disertai guncangan pada tembok gedung membuat orang-orang berlarian keluar dari dalam kamar masing-masing (Casino yang dilengkapi dengan beberapa kamar dilantai 3, 4, dan 5 yang dikhususkan untuk para tamu yang masuk kedalam kategori orang-orang penting dan memiliki kekuasaan). Membuat Araster harus menurunkan topi dan merapatkan masker diwajahnya agar tidak ada yang mengenali. Dia berjalan dengan tenang menuju sudut lorong lantai 3,dimana sebuah pintu penghubung menuju tangga darurat berada.

"Rast"

Araster yang baru saja menuruni dua anak tangga langsung membalikkan badan saat suara seseorang terdengar dibelakangnya,yang tak lain adalah Jake. Pria itu berdiri dengan tatapan yang sulit diartikan,sesekali menghela nafas berat.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Permata itu ada diruang bawah tanah"

Araster sontak menyipitkan matanya setelah mendengar ucapan pria yang kini melangkah kearahnya,"Siapa kau?"

"Putra Dimitri"

Bughhh

Jake meringis saat sebuah bogeman berhasil mengenai perutnya,berusaha berdiri tegak agar bisa menatap kedua manik pria dihadapannya yang kini tampak penuh amarah,"Kejadian 11 tahun yang lalu dimana dad menemukanku,itu semua sudah direncakan oleh Dimitri dengan tujuan menjadikanku mata-mata dalam Bratva's fams",Jake menghela nafasnya perlahan sebelum melanjutkan ucapannya,"Penculikan mom dan Queen,ditujukan untuk mengancamku karna aku menolak misi membunuh dad..."

"Membunuh dad?", Araster tersenyum miring dengan tatapan yang sulit diartikan,memperhatikan menampilkan Jake dari atas hingga bawah sebelum...

Bughh

Lagi satu bogeman berhasil mengenai perut pria itu yang sontak membuat tubuhnya terhuyung kebelakang,sementara Araster kembali menyeringai dengan kedua tangan mengepal.

"Ahhh sulit dipercaya ternyata kau dan ayahmu merencanakan semua ini"

"Demi Tuhan aku tidak pernah berniat membunuh dad,dan karna itu juga keselamatan Queen dan mom berulang kali terancam. Pria yang sialnya adalah ayah kandungku,Sandra,Sam,Gernio,dan Guzman,mereka semua bekerjasama untuk kehancuran dad",Jake memejamkan mata saat rasa nyeri melanda perutnya lalu menarik nafas panjang sebelum melanjutkan ucapannya,"Melihat rekannya berakhir mengenaskan,membuat hasrat untuk menghabisi dad menguasai dimitri. Bahkan pria itu hampir membunuhku karna menolak perintahnya..."

Araster mengusap dagunya dengan pandangan tidak beralih sedikitpun dari Jake,karna jika ia lengah sedikit saja maka akan ada kebohongan yang terlewatkan.

"Lalu,apa yang akan kau lakukan sekarang?"

"Menghentikan perbuatannya,bagaimanapun aku tumbuh bersama kalian selama 11 tahun terakhir. Terlebih mom... Jika terjadi sesuatu yang buruk pada kalian aku yakin dia akan sangat hancur", lagi-lagi Jake menghela nafas berat dengan sesekali memejamkan mata,"Dimitri... Merencanakan pengeboman dicasino ini,untuk menyapu habis keturunan Bratva".

Bratva's MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang