Seonghwa

3.4K 277 60
                                    

Seonghwa pikir, hybrid, kutukan atau semacamnya hanyalah mitos. Tapi melihat Choi San di hadapannya yang telah berubah menjadi bayi hybrid jenis kucing, membuat Seonghwa mau tak mau mengiyakan kalau semua itu bukan sekedar mitos.

"Yuung?" ("Hyung?")

Seonghwa tidak bisa menahan senyumannya ketika San kecil memanggilnya dengan suara imut seperti itu.

Merasa Seonghwa tidak juga menghampirinya, bayi hybrid itu kemudian merangkak menghampiri Seonghwa dengan botol susu di mulutnya.

"Yung!" ("Hyung!") panggil San.

San melepaskan botol yang tadi digigitnya tepat di pangkuan Seonghwa, dengan usaha keras dia mencoba duduk, tapi sayangnya langsung oleng ke kanan karna tidak seimbang. Beruntung Seonghwa punya reflek yang bagus, langsung menangkap tubuh mungil San agar tidak membentur lantai.

Seonghwa mencolek hidung San, mengundang kekehan dari sang bayi kucing. Dia mendudukan San di pangkuannya, tidak lupa mencium pipi bulat yang seperti mochi itu.

San menatap Seonghwa dengan alis mengkerut, bola matanya melirik botol susu dan wajah Seonghwa secara bergantian. Menyadari Seonghwa tidak juga mengerti keinginannya, tangan mungil itu langsung melayang pukulan ke wajah tampan Seonghwa.

"Aduh!"

Seonghwa memekik, pukulan San memang tidak sakit tapi itu cukup membuatnya terkejut.

Jemari kecil San mengarah ke botol susu yang tergeletak mengenaskan di lantai, "Cuu! Yung cuu!" ("Susu! Hyung susu!")

"San-ie mau susu?"

San bertepuk tangan, telinga kucingnya bergerak-gerak antusias. Akhirnya orang dewasa ini mengerti apa maunya!

"Ayo kita bikin susu," ajak Seonghwa sambil mengangkat tubuh San, menggendongnya.

Tepukan terhenti. San mengerutkan alisnya tanda tidak senang, bibirnya mengerucut, dan manik sipitnya menatap tajam Seonghwa. Hey! San itu mau minum susu bukan membuatnya! Biarkan saja dia bermain di sini! Biar Seonghwa yang membuatnya!

Terlambat, mereka sudah sampai dapur, Seonghwa mendudukan tubuh kecil San pada meja pantry sementara dirinya mengambil kardus susu dan menuangkannya pada botol.

San mengawasi, dia tidak mengerti apa yang dilakukan Seonghwa tapi sepertinya terlihat seru.

Seonghwa menuangkan air panas dari termos ke botol, lalu menutup dan mengocoknya.

San menatap antusias uap yang mengepul pada termos yang masih terbuka, dia hampir meraihnya kalau saja Seonghwa tidak menjauhkan termos itu dari jangkauannya.

"Eits," Seonghwa menggerakkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri, "Engga boleh. Panas!" ujarnya sambil mengibaskan tangannya membentuk gerakan seperti kipas.

San mengikuti, dengan susah payah tangan-tangan mungilnya mengikuti gerakan yang Seonghwa lakukan, "Nnath!" ("Panas!")

Seonghwa tertawa, ternyata San bisa semenggemaskan ini kalau jadi bayi.

"Iya. Ini bahaya, nanti San-ie bisa luka kalau main sama ini. Jadi jangan deket-deketin ini ya?"

San tidak mengerti hampir sebagian besar penjelasan Seonghwa, tapi karna Hyungnya itu serius sekali ekspresinya, maka dia mengangguk.

Apapun itu, San bisa tanyakan nanti saja.

Yang terpenting sekarang, San-ie mau susu! San-ie lapar!

San mengangkat kedua tangan mungilnya, mengarahkannya ke Seonghwa sambil berujar, "Cuu?" ("Susu?")

"Oh iya!" Seonghwa mengambil botol susu San, menuangkan sedikit pada pergelangan tangannya. Dirasa panasnya pas, dia menyerahkan botol susu itu pada si hybrid kucing, "Nih susunya."

[✓] Little Kitten Where stories live. Discover now