#chapter 19

380 31 0
                                    

Ulangan matematika tentu menjadi musuh abadi bagi semua murid, terutama di kelas IPA ini. Namun, berbeda dengan satria yang sekarang tengah menyalin jawaban dari anak kelas sebelah.


Biasalah!

Urusan contek-menyontek satria jagonya!

Teman sekelasnya sibuk semua dengan persiapan ulangan matematika hari ini, untungnya ada sang penyelamat kelas yaitu satria yang memberikan contekan dari kelas sebelah.

"gue dulu lah!" dimas berebut, ia sudah ingin mengambil alih kertas jawaban Satria namun di tahan oleh raja.

"apa-apaan anjir! Gue duluan!"

"MANA BISA GITU!" dimas berteriak kencang hingga membuat teman sekelasnya meneriaki namanya berisik.

Sudah kalian tebak bagaimana alur cerita raja dan dimas jika sudah bertemu.

Satria hanya menonton perdebatan mereka sambil bersandar di tempat duduknya.

Seketika matanya melotot karena raja dan dimas sudah mulai mengalihkan perdebatannya dengan kertas kunci jawaban milik satria.

"KERTAS GUE ITU! ROBEK GANTIIN, ROBEK GANTIIN!!" cecar satria langsung berlari ke bangku depan.

Kedua temannya tidak juga mengentikan pertengkarannya, membuat satria was-was sendiri di buatnya. Dan ternyata dugaannya benar,

Tepat saat ingin mengambil kertasnya suara sobekan pada benda itu terdengar.

Srett..

Ketiganya berhenti debat seketika, hening menyelimuti.

Bagai slowmo mata mereka semua melotot dengan bibir terbuka.

"RAJA DIMAS!!!"

♪♪♪

Tepat saat mata pelajaran kedua berganti, Satria keluar dari kelas untuk menemui seseorang.

Ngapel dulu gan!

Pintu diketuk oleh satria. Selang beberapa detik kemudian terbuka, menampilkan raut wajah datar renata.

"ngapain kamu?" tanya perempuan itu jengah dengan kelakuannya.

Satria menaikkan alisnya, lalu sedikit mendekat pada renata.

"ngapelin ibu," bisiknya lalu nyelonong masuk ke dalam ruangan renata.

"ck, kebiasaan." decak renata lalu menyusul remaja lelaki yang sudah mengubah hidup renata semakin rumit,

Sepertinya.

"saya mau buat janji sama ibu!" seru satria yang sekarang duduk di meja kerja renata, sedangkan yang punyanya memilih berdiri jauh dari hadapan satria.

Satria memutar-mutar kursi kerja milik renata sambil memegang pena di sela-sela jarinya dan mengigit jari telunjuknya guna memikirkan sesuatu.

Satria memutar-mutar kursi kerja milik renata sambil memegang pena di sela-sela jarinya dan mengigit jari telunjuknya guna memikirkan sesuatu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"mau ngomong apa?"

Lidah satria seketika kelu, nahkan lupa lagi!

Satria segera memusatkan retinanya ke arah renata, memperhatikan perempuan itu yang sedang bersedekap dada menatapnya lurus.

Seketika senyum lebar satria terpatri di wajah tampannya. Ah, hanya melirik sebentar saja ke arah renata membuat ide di otak satria menyatu sempurna.

Dengan sigap satria mengambil notes yang berada di hadapannya.

Mata renata melotot saat melihat satria menyentuh barang-barangnya.

"satria!" geramnya.

Satria tak menanggapi, setelahnya ia bangkit dari kursi kerja renata.

Empuk bro!

Kursinya.

Ia menghampiri renata yang memasang wajah geramnya.

"nih," satria menyodorkan selembar dari notes yang di tulisnya tadi.

Masih dengan raut wajah geramnya renata dengan kasar mengambil kertas itu.

Satria terkekeh geli dalam hati saat melihat wajah geram renata yang menatapnya.

Tak dapat di pungkiri bahwa renata sungguh..

Menggemaskan.

Renata masih setia membaca tulisan acak satria disana. Memperhatikannya dengan detail.

Blury max cafe, 7 malam.

- see u, pretty.

Ur crush
Satria dio bramadya.


Bukan nama caffee ataupun jam yang di beritahukan di sana. Tetapi, tulisan pretty serta crush yang menjadi pusat perhatian renata.

Lima menit masih berdiri sambil mengamati selembar notes tulisan satria membuatnya tersentak kaget karna pintu ruangannya tertutup lumayan kencang.

Siapa lagi kalau bukan ulah, satria.

Aish, mengapa renata menjadi salah tingkah di buatnya.

Hanya dengan kertas beserta tulisan ceker khas satria membuatnya langsung blank seketika.

Yang benar saja!

Disimpannya notes itu dalam selipan buku khusus yang selalu renata bawa. Siapa tau tiba-tiba ia rindu dengan tulisan ceker bebek lelaki itu.

Satria semakin hari tingkahnya semakin gila, namun begitu renata tak menampik bahwa ia menyukai cara lelaki itu padanya.

Tanpa sadar, renata juga menyukai satria dari semua perilaku yang dibuatnya.

Jangan salahkan dia bahwa dari perilaku sebelum-sebelumnya yang di perbuat oleh satria, perempuan itu sudah mengagumi sosoknya dari jauh. Dalam arti kata hanya sekedar kagum dengan semua kenakalannya di sekolah.

***

I LOVE YOU MRS. RENATA [COMPLETED]Where stories live. Discover now