Bab 25

371 53 16
                                    

Seperti biasa, Sehun adalah orang yang selalu berangkat lebih awal dan langsung pulang sekolah setelah bel pulang brbunyi jika tidak ada yang mengajaknya untuk melakukan hal lain setelahnya. Sehun berjalan santai menyusuri jalan menuju halte bus. Tiba-tiba suara klakson menggema, asalnya dari mobil yang sedang melintas disampingnya. Sehun tak bereaksi, ia tetap berjalan seolah klakson itu bukan ditujukan untuknya.

“Hyung, berhentilah.” Pinta seorang remaja yang ada di dalam mobil sambil menyembulkan kepalanya..

Sehun menghentikan langkahnya. Alisnya terangkat sepersekian detik, mengisyaratkan kalimat tanya “Ada apa?”

“Pulang denganku!” Ucap Baekhyun. Klai ini nada bicaranya lebih mirip sepertiorang yang memerintah daripada meminta.

“Tidak perlu, aku akan naik bus saja.” Ujar Sehun seperti biasa dengan wajah datarnya.

“Waeyo? Kenapa kau selalu tak mau pulang denganku.” Tak ada jawaban, namun sepertinya Baekhyun sudah tau apa maksud dari tartapan Sehun padanya. “Jangan khawatir, tidak akan ada yang mencurigai bahwa kita ini  adalah saudara. Ayolah hyung, tidak ada yang aneh jika kita pulang bersama, mereka sudah tau kalau kita adalah teman.” Keukeuh Bekhyun yang sepertinya tidak mendapatkan tanggapan yang positif dari Sehun.

“Tetap saja, aku akan pulang dengan bus. Aku lebih suka berada di  sana daripada di dalam mobil itu.” Ujar Sehun yang Baekhyun tau jelas bahwa hyung nya sedang berbohong.

“Hentikan, kenapa kau harus  berbohong? Aku tau jelas bahwa kau tidak akan melakukan sesuatu dengan pertimbangan suka atau tidak suka. Kau selalu melakukan sesuatu berdasarkan logika, bukan perasaan.” Ujar Baekhyun dengan nada yang ditinggikan.

“Berhentilah memaksa, kau bukan anak kecil lagi sekarang. Tak semua yang kau mau harus dituruti.” Tegas Sehun.

“Ya, kali ini aku benar-benar memaksa dan sangat ingin kau menuruti perkataanku. Sekali ini saja, bukankah kau tidak akan suka jika kita terlalu banyak berbincang di rumah? Kau akan langsung megusirku jika aku mengunjungi kamarmu dengan alasan bahwa kau tidak ingin diganggu ketika belajar. Jadi kumohon turuti aku kali ini saja.” Sehun terlihat berpikir sejenak lalu masuk ke dalam mobil Baekhyun.

Hening beberapa saat hingga akhirnya Baekhyun membuka pembicaraan.

“Tadi Kyungsoo hyung terluka karena hampir saja tertimpa pot. Untung saja aku menyelamatkannya sehingga pot tersebut hanya mengenai bahunya. Aku tak sempat melihatnya lagi setelah bel masuk tadi. Apakah keadannya baik-baik saja?” Tanya Baekhyun memulai pembicaraan.

“Seperti yang kau katakan sepertinya cederanya tidak parah. Dia baik-baik saja.” Jawab Sehun tanpa memandang Baekhyun.

“Wah aku sangat penasaran bagaimana bisa di rooftop ada pot yang diletakkan di pinggir seperti itu. Dan kenapa kebetulan sekali pot itu jatuh tepat dari atas tempat Kyungsoo hyung berdiri dan kurasa sama sekali tidak ada angin yang berhembus sangat kencang waktu itu hingga dapat menjatuhkan pot bunga yang lumayan berat.” Sehun hanya diam setelah mendengarnya. Baekhyun melirik ke arah Sehun, ia tak ubahnya sedang bermonolog karena lawan bicaranya sama sekali tak menghiraukannya.

“Aku tadi menemukan ini di tempat kejadian itu.” Baekhyun menunjukkan kancing yang ia temukan tadi. Sehun hanya melihatnya sekilas, kemudian megalihkan pandangannya ke tempat semula.

“Kira-kira siapa yang pemiliknya?” Baekhyun memainkan kancing tersebut dengan wajah yang seolah sedang berpikir.

“Wah, hyung, sepertinya kancing seragammu hilang!” Ucap Baekhyun terkejut yang akhirnya di respon dengan Sehun. Mata Sehun tertuju pada bagian seragamnya yang kancingnya hilang. “Apa mungkin ini kancingmu?” Tanya Baekhun, masih dengan mempertahakan ekspresi terkejutnya.

Days With My Hyung [New Account]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang