Bab 2

420 72 2
                                    

Sekarang aku menyimpanmu dalam laci kenanganmu selamanya
Tapi bisakah aku mengeluarkannya sesekali?
Yaitu saat hatiku merindukanmu, menjadi bintang kecil
Setidaknya dari jauh, setidaknya dari hatiku
Aku akan bersinar hangat padamu
What if~EXO

Happy Reading all
⚠typo bertebaran
.
.
.
.
.
.

Minseok menatap rumah megah di depannya takjub.  Mimpi apa ia semalam hingga ia dapat menempati rumah sebesar ini.  Sopir yang sedari tadi menemaninya sampai pada rumah tersebut turut mengantarnya hingga ke dalam rumah.

"Kamar anda ada di lantai dua,  mari ikuti saya. " Pinta sopir tersebut sopan. Minseok mengekor di belakangnya sambil mmenelanjangi isi rumah besar tersebut.

Hingga beberapa saat kemudian,  mereka berhenti di depan pintu kayu. Sopir tersebut membuka kunci  pintu tersebut yang  setelahnya menampilkan kamar luas dengan interior modern yang terlihat sangat nyaman.  Sopir tersebut menyibak gorden kamar, membuat cahaya menerobos masuk ke dalamnya.

"Ini kamar anda sekarang. Jika anda tidak suka, anda bisa memilih kamar lain. " Tawar sopir tersebut.

"Tidak. Ini lebih dari cukup dibandig dengan kamar penjara yang sangat pengap itu. "

"Sekarang, izinkan saya untuk menunjukkan isi rumah yang lain. "

"Ayolah,  jangan bersikap formal seperti itu.  Kau membuatku merasa menjadi orang kaya. " Canda Minseok. Namun sebenarnya ia memang tidak begitu nyaman di perlakukan seperti itu. Namun sopir tersebut tak menggubrisnya. Ia terus menjelaskan isi rumah dengan bahasa formal,  yang membuat Minseok merasa aneh.  Dengan hanya sekali penjelasan, otak Minseok sudah mengerti dengan betul kondisi rumah tersebut. Membuatnya benar-benar seperti pemilik rumah rumah ini sejak lama.

"Saya sudah menunjukkan semua isi ruangan di rumah ini.  Kalau begitu bisakah saya pergi?? " Pamit sopir tersebut.

"Secepat inikah?  Kita baru saja kenal, aku tak terbiasa menjamu tamu seperti ini. " Lagak bicara Minseok sudah seperti pemilik rumah aslinya.

"Itu tidak perlu tuan, lagipula saya seorang sopir yang sedang menjalankan tugas. "

"Tidak tidak,  kau temanku sekarang.  Jangan terlalu merendahkan dirimu di depanku. Aku saja masih tak menyangka akan mendapatkan semua ini.  Aku dulu bahkan lebih parah dari dirimu. Ahhh, bukan dulu.  Tapi tadi pun nasibku masih lebih buruk darimu. " Sopir itu tersenyum kaku.

"Saya benar-benar harus pergi sekarang. "

"Baiklah, kau sangat keras kepala. Kau boleh pergi sekarang.  Tapi omong-omong, bagaimana caramu pergi? Bukakan mobilnya yang kau tunggangi tadi sudah menjadi mililku? "

"Saya bisa naik bus dan berjalan kaki sedikit dari sini ke halte. "

"Tak mau kuantar saja, teman? " Tingkah Minseok sukses membuat si sopir salah tingkah.

"Tidak perlu tuan. "

"Baiklah, kau boleh pergi sekarang. "

"Tuan, tolong jaga Kyungsoo dengan baik. Walau mungkin sedikit menyebalkan, dia adalah anak yang baik. Jebal,aku memohon seperti karena aku sangat menyayanginya." Ucap sopir tersebut setelah terlihat menimang perkataannya beberapa waktu.

"Tentu saja, tanpa kau memintanya aku akan melakukannya. Lagipula, pengacara itu juga telah memperingatkanku" Setelah mendengar perkataan Minseok yang sok akrab itu, si sopir mulai pergi meninggalkan rumah baru Minseok setelah Minseok mengatakan hal tersebut.  Minseok melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan.

Days With My Hyung [New Account]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang