ALNA-39

971 60 5
                                    

"Langkah aku yang terlalu jauh, atau hati kamu yang terlalu jauh untuk percaya sama aku?"

~ALNA~

Pagi-pagi sekali, Alna telah melihat kedatangan Andra yang tengah duduk
di lobi apartemen. Cowok itu melemparkan senyumnya ketika melihat Alna yang berjalan ke arahnya.

"Gua kepagian banget ya, ngajak lo jalan, Na?" Tanya Andra dengan nada sedikit canggung.

"Iya, Kak. Tapi, gak apa-apa, kok. Kita mau kemana, Kak?" Tanya Alna kepada Andra.

"Gua boleh pegang tangan lo? Hari ini kan, harinya gua sama lo. Di mana gua sama lo layaknya seperti orang pacaran," ucap Andra, sontak membuat Alna sedikit merasa terkejut.

"Bo-boleh kok, Kak," jawab Alna dengan nada sedikit ikut canggung.

Andra tersenyum tipis, lalu ia segera menggenggam punggung tangan Alna dan membawa cewek itu keluar dari lobi apartemen.

"Akhirnya, gua bisa genggam tangan lo tanpa harus berpura-pura kalau itu gak sengaja, Na."

Sebuah mobil yang Andra sewa kini sudah ada di depan mata, Andra segera membukakan pintu mobil untuk Alna, kemudian Andra berjalan memutari mobil untuk masuk ke bangku kemudi.

"Saat jalan sama gua lo terlihat sangat cantik, Na. Bahkan, lo selalu tambah cantik di mata gua."

"Kak Andra?" Panggil Alna ketika melihat cowok di sebelahnya malah terdiam menatapnya, membuat Alna menyadarkannya.

"Eh, sorry. Ayo kita ke resto dulu buat sarapan. Lo belum sempat sarapan kan?"

"Belum, Kak. Karena aku tahu, pasti Kak Andra bakalan traktir aku sarapan pagi. Rejeki itu gak boleh aku tolak, Kak," celetuk Alna seraya terkekeh kecil.

"Pintar banget lo, Na," ucap Andra seraya mengacak rambut Alna pelan, sontak membuat Alna menjadi canggung sendiri.

Sesampainya di sebuah resto, mereka pun segera memesan dua sandwich dan dua es lemon tea.

Keduanya saling mengobrol, mulai dari hal yang tidak penting sampai hal yang sangat tidak terlalu penting. Hingga, pesanan keduanya datang.

Setelah pergi untuk sarapan, Andra membawa Alna ke sebuah tempat wisata. Tempatnya amat indah, banyak beberapa macam tanaman bunga, juga beberapa penjual balon serta permen kapas.

Keduanya berjalan menyusuri tempat tersebut, Alna semakin terpesona dengan keindahan di setiap bunga yang tumbuh bermekaran di sana. Sedangkan Andra, ia sesekali berusaha ingin menggandeng tangan Alna namun selalu gagal.

"Kak, ke sana yuk!" Seru Alna, ketika Andra yang kembali ingin menggenggam tangan cewek tersebut.

"Ayo, Na," jawab Andra, tanpa Alna sadari Andra jadi bersikap bodoh ketika bersamanya.

Andra mengikuti kemana langkah cewek itu pergi, ternyata sekelompok pengamen jalanan yang tengah bernyanyi bersama teman-temannya.

"Sini, Kak," tukas Alna seraya menarik lengan Andra agar mendekatkan posisinya.

Andra sontak terkejut, namun secercah senyuman tercetak di bibirnya. Tanpa ragu, Andra yang langsung menahan tangan Alna untuk melepaskan genggamannya, namun Andra sematkan di sela-sela jari miliknya dengan milik Alna.

Sontak, membuat Alna yang langsung mengarahkan pandangannya ke arah Andra. Cowok itu hanya tersenyum kemudian, menunjuk sang vokalis yang tengah bernyanyi.

ALNA (COMPLETED)Where stories live. Discover now