ALNA-29

802 61 3
                                    

"Sekeras apapun kamu menolak, jika Tuhan ingin aku tetap bersamamu, kamu bisa apa?"

~ALNA~

"sayang gak harus dilakukan dengan kepergian, meninggalkan, Than. Apalagi, gue yakin kok lo bakalan terlepas dari para gengster itu," tutur Octa yang masih setia berdiri di samping Gathan.

Cowok itu malah tertawa hambar, rambutnya ia acak dengan kasar, hembusan napasnya terdengar melemah.

"Lo tau kan? Seminggu sebelum Alna ulang tahun, gua pergi ke Jakarta. Gua liat dia ketawa bareng sama Andra. Ngeliat Andra bisa buat Alna ketawa, gua udah bersyukur. Gua emang gak perlu lagi muncul di kehidupan dia lagi."

"Gathan, dengerin gue!" Tukas Octa kepada Gathan.

"Ta, cerita gua sama Alna udah berakhir. Gua capek," balas Gathan kemudian masuk ke rumah membuat Octa tak tahu harus bagaimana dan ikut masuk ke rumah mengikuti cowok jangkung itu.

Tiba-tiba, tubuh Alna bergerak keluar dari persembunyiannya, sontak membuat Erland mencoba menahan Alna agar tidak ketahuan namun hasilnya nihil, tepat saat Alna keluar dari rerumputan besar yang amat lebat, dua orang pria memakai seragam berwarna hitam melihat keberadaan Alna juga Erland.

"HEY SIAPA KALIAN?" Pekik salah satu pria yang berdiri tak jauh dari posisi Alna dan Erland.

"Duh ketahuan, kan," gumam Erland.

"G04 di area kolam renang, lapor! Ada penyusup satu orang perempuan dan satu orang laki-laki di sini!" Tukas satu pria lagi yang mengabarkan lewat handy talky miliknya.

Sontak Erland dan Alna segera berlari menyelamatkan diri. Alna langsung mengikuti arahan yang diberikan oleh Erland.

Kedua kaki mereka cukup lincah dengan aksi bela diri Erland yang melawan beberapa pria yang sepertinya, penjaga rumah Gathan di sini sampai mereka di titik sudah di kelilingi banyak pria dengan raut wajah sangar dan serius.

"LARI SEKARANG, ALNA!!" Pekik Erland.

"Enggak! Gue gak mungkin ninggalin lo sendirian di sini, Erland!" Tukas Alna, yang benar saja, ia tidak mungkin meninggalkan cowok itu yang harus melawan sekitar sepuluh orang pria bertubuh kekar.

"LARI, NA! GAUSAH PEDULIIN GUA. LARI!" Pekik Erland bersikeras, sontak membuat Alna tidak punya pilihan lain, ia segera menggerakkan kedua kakinya dan berlari menjauh.

Namun, belum jauh dari posisi Erland, langkah Alna terhenti ketika melihat Erland yang tengah beradu jontos dengan beberapa pria yang menyerangnya.

"Erland. Gue harap lo hati-hati," ucap Alna dengan raut wajahnya yang penuh dengan kekhawatiran.

Beberapa pria bertambah banyak, membuat Erland kelelahan, tenaga satu lawan banyak pun juga tidak seimbang.

Sontak, ketika Erland dipukuli oleh beberapa pria tersebut dan tersungkur ke lantai, Alna segera berlari untuk membantu Erland.

Alna berusaha memukul tubuh beberapa pria tersebut untuk berhenti melukai Erland, suara isakan tangisnya yang tidak tega melihat cowok itu terbaring lemah tak berdaya di lantai.

"BERENTI! JANGAN SAKITIN ERLAND! GUE MOHON!" Pekik Alna seraya memeluk kepala Erland setelah ia sukses masuk ke lingkaran beberapa pria yang tengah memukuli Erland.

"Berhenti!" Satu kata yang sukses membuat beberapa pria tersebut langsung menghentikan aksinya dan berdiri menghadap ke arah sumber suara.

"Siapa penyusup yang berani masuk ke sini?" Tanyanya.

ALNA (COMPLETED)Where stories live. Discover now