DEUX

2.4K 355 4
                                    

VERSI REUPLOAD
-Hampir gak ada yang direvisi disini. Cuma reupload untuk pembaca baru
-Untuk pembaca lama mohon untuk enggak spoiler ke pembaca baru. Terima kasih♡

"Ah, disini kau ternyata

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Ah, disini kau ternyata. Aku sudah mencarimu kemana-mana."

Eunkyu mendongak, mendapati Heeseung yang ternyata berada di kamarnya semenjak dia pergi.

"Oh, aku hanya ingin jalan-jalan, Kak."

Untuk sejenak Eunkyu mengamati wajah Heeseung muda di depannya ini. Benar-benar mirip dengan Heeseung dewasa. Eunkyu jadi penasaran, bagaimana wajah-wajah para petinggi istana di tahun ini?

Eunkyu jarang berinteraksi dengan orang dan sedikit tertutup. Namun, dia sangat cerdas dan berpengetahuan luas, serta sangat peka untuk keadaan yang sekiranya sangat mendesak dan genting.

"Ayo kembali. Kau ini baru siuman sudah keluyuran. Ya ampun."

Suara lembut Heeseung membangunkannya dari lamunan. Eunkyu hanya mengangguk kaku.

"Jangan buat aku khawatir berlebihan," ujarnya. "Setelah Ibu tak ada, kau adalah tanggung jawabku."

Raut muka Heeseung tiba-tiba seolah tersapu kabut kesedihan. Namun dengan cepat dia menyingkirkannya dan berdiri sebelum sempat Eunkyu meminta penjelasan. Wajahnya kembali datar.

Kenapa lagi ini?

_______ ______

"Heeseung, Eunkyu dimana?"

"Eh, Paman Changyeon, Bibi Chaerin, dia baru saja masuk kamarnya, kami baru pulang. Kalian mau menemuinya?"

Sepasang suami-istri tersebut mengangguk cepat.

"Tentu saja, aku sangat khawatir dengan keadaan keponakanku itu saat mendengar kabar kalau dia baru saja jatuh ke sungai," ujar Chaerin. "Jadi aku ingin melihatnya sebentar."

"Ya, sekaligus pamit juga," sahut Changyeon. "Besok pagi-pagi sekali kami harus sudah tiba di tempat yang kami tuju."

"Kenapa tidak menginap dulu saja dulu, Paman?" tanya Heeseung. "Hari sudah gelap. Besok saja perginya."

Changyeon dan Chaerin bertukar pandang. Kemudian kembali menatap Heeseung. "Tak apa, Heeseung, kami sedang terburu-buru, maaf ya? Tapi kami tetap ingin langsung menyampaikan pamit kami pada Eunkyu."

"Ohh..." desah Heeseung. "Baiklah. Saya akan mengantar paman dan bibi ke kamar Eunkyu kalau begitu. Dia mungkin belum tidur. Mari."

Heeseung melangkah mendahului paman-bibinya menuju ke kamar Eunkyu. Keduanya mengikuti langkah sang keponakan dengan ekspresi yang sult dijelaskan.

Sesampainya disana, Heeseung berusaha memanggil Eunkyu. Tidak lama kemudian, si pemilik kamar membukakan pintunya.

Iris Eunkyu langsung tertuju pada kedua orang tua itu, terutama Chaerin, yang merupakan adik dari ibunya.

Roses Wolves [ Jay ENHYPEN ] Sudah Terbit☑️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora