Tujuh Puluh Dua

1K 219 47
                                    


VERSI REVISI

-Jangan spoiler, udah itu aja :)

-Jangan spoiler, udah itu aja :)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tuk!

"Aduh!"

"Oh! Maafkan saya, Tuan, maaf."

Niki menatap lamat-lamat sosok pria yang sepertinya beberapa tahun lebih tua darinya, yang baru saja menubruk bahunya saat mereka berpapasan.

Tubuh pria itu tinggi dengan proporsi yang sedikit kurus. Pipinya tirus dengan pandangan yang teduh.

"Tuan, maafkan kecerobohan saya, saya tidak sengaja, mohon ampuni saya," ujar pria itu dengan nada bicara memelas.

Niki segera tersadar dari lamunannya, kemudian mengangguk. "Emm, tak apa-apa. Kau pun pasti tak sengaja."

"Terima kasih atas kemurahan hati Tuan, saya mohon diri. Maaf saya terburu-buru. Selamat siang."

"Ah, baiklah. Hati-hati."

Pria tadi pamit dan pergi menjauh. Meninggalkan Ni-ki yang tertegun memandangi kepergiannya.

Dia memanggilku 'Tuan', bukannya Tuan Muda... Ah, berarti aku hanya salah lihat. Lagipula orang dengan wajah seperti itu pasti ada banyak, batin Niki sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Akh!"

Niki terperanjat. Indra pendengarannya barusan menangkap suara pekikan tertahan dari salah satu lorong perpustakaan.

Ada seseorang, sedang apa sampai memekik begitu?

Mengandalkan suara yang hanya timbul sekali, Niki mencari asalnya. Suaranya sekilas terdengar tak jauh, memudahkannya untuk segera menemukan sumbernya.

"Asal kau tahu saja. Aku lebih suka menyiksa orang daripada membunuhnya."

Niki mengepalkan tangannya kuat-kuat. Sorot mata penasarannya berganti dengan sorot tajam yang seakan siap menerkam mangsa yang ada di depan mata.

"Siapa yang akan Anda bunuh, Pangeran?"

__  __

"Hoo, untung saja aku tak langsung mempercayaimu," ujar Jay dengan nada mengejek pada Eunkyu. "Kau bilang kau kesini dengan Marquess Lee. Tapi apa ini? Kenapa malah Niki yang ada disini?"

"Jevan, hentikan omong kosong ini, kau sudah kelewatan," kata Niki dingin. "Nona Eunkyu sedang dalam masa pemulihan."

"Kau mau membelanya?" tanya Jay dengan nada bicara meremehkan. "Ohh... tentu saja. Bukankah kalian menjalin hubungan? Tentu saja kau melakukannya. Wah, kali ini kau berhasil, Nona Eunkyu. Kuucapkan selamat, selamat!"

Jay kemudian melepaskan Eunkyu, mendorongnya pada Niki lalu bertepuk tangan kecil. Mengucapkan kata 'selamat' berulang-ulang.

Sementara itu, Niki berhasil menangkap dan membantu Eunkyu untuk tetap berdiri tegak. Namun tangannya segera ditepis kasar oleh perempuan tersebut.

Roses Wolves [ Jay ENHYPEN ] Sudah Terbit☑️Where stories live. Discover now