driving me?

616 68 16
                                    

Ini hari ketiganya Edgar bekerja, tubuhnya serasa sangat berat untuk ua bangunkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini hari ketiganya Edgar bekerja, tubuhnya serasa sangat berat untuk ua bangunkan. Ada seribu alasan yang membuatnya enggan beranjak dari kasur empuknya ini, ia memilih meringkuk memeluk lututnya. Terlihat seperti seekor kucing yang sedang berhibernasi.

Edgar kemudian menghembuskan nafasnya di ujung bibir, pikirannya terlalu dini dipenuhi oleh orang-orang yang mengganggu ketenangannya belakangan ini. setidaknya ada tiga sosok yang sangat ingin ia hilangkan dari harinya hari ini. Janice yang super agresif, tetangganya, Mario yang tiba-tiba muncul kembali setelah menghilang beberapa hari, dan tentu saja, Neil, bossnya yang paling aneh.

Ia masih terus bertanya, mengapa ini semua terjadi padanya? Why me? Mengapa hari-harinya tak menjadi hari-hari seperti yang telah ia lewati selama ini, menjadi Edgar yang tidak menjadi pusat perhatian.

Ia melirik jam di nakas, seharusnya ia masih punya waktu hingga sepuluh menit ke depan untuk tetap meringkuk seperti ini. ia akhirnya terusik oleh nada dering di ponselnya. Siapa yang menelponnya sepagi ini? mungkin saja Barry, sudah menjadi kebiasaan temannya itu selalu membangunkannya di pagi hari. dengan perasaan malas, ia meraih ponselnya di nakas dan tanpa melihat identitas pemanggil, ia menerima panggilan itu.

"halo Bar..." sapanya dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"Bar? Aku bukan Barry!" jelas orang disambungan telepon itu. segera Edgar menatap layar ponselnya dengan mata yang dibuat terbuka lebar, Neil. Ia seketika merubah nada suaranya.

"ha..halo pak." Sapanya.

"dimana?" tanya lelaki itu.

"masih di rumah pak."

"jangan bilang kamu baru bangun?" tebak Neil yang tak bisa disangkal olehnya.

"i-iya pak, a-ada apa yah?"

"cepetan mandi, aku menunggu dibawah!" perintah lelaki itu tanpa menjawab pertanyaan Edgar tadi, atau mungkin ini adalah jawabannya.

"ma-maksud bapak?" tanya Edgar yang lagi-lagi tak bisa mencerna ucapan Neil.

"CEPETAN!" teriak Neil kemudian langsung menutup sambungan telepon.

Edgar langsung melompat keluar dari tempat tidurnya, rasa kantuk di kelopak matanya hilang seketika dan ia segera bergegas mandi yang tak seberapa menit, ia sudah selesai. kata orang, mungkin hanya mandi ular. Tak usah berfikir untuk bersih atau tidak, yang terpenting ia merasa segar. Ia tak ingin membuat Neil menunggu lama, karena baginya, membuat seorang atasan menunggu lama, sangatlah tidak beretika dan alasan lainnya, karena ia yakin, keterlambatannya akan menjadi tiket yang akan membawanya ke neraka hari ini.

Edgar memandangi refleksinya di dalam cermin sambil berusaha membuat simpulan dasi di lehernya. Seharusnya seperti ini, seperti yang ia lakukan kemarin walau serasa ada yang salah. Ini adalah simpulan dasi paling sempurna untuk Edgar saat ini. ia tak ingin berfikir banyak dan segera turun menemui bosnya yang telah menunggunya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 11, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Why me?Where stories live. Discover now