Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seolah waktu berputar sangat cepat, Siang yang tadi sempat Jaehyun rasakan—dengan cepat berganti malam. Sekarang pukul sepuluh malam dan ia masih berkutat dengan banyaknya pekerjaan yang masih menumpuk. Membuat laki-laki tampan bak dewa itu memijat pangkal hidung nya.
Nafas lelah terhembus, Jaehyun beralih memijat kepalanya karena pening. Setelah rapat untuk pembahasan meluncurkan aplikasi pada maret mendatang, Ia harus mengerjakan beberapa laporan lagi.
"Aish sialan." Jaehyun mendesis ditengah-tengah ia mengerjakan laporan nya. Laki-laki itu memilih untuk cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan nya dan ingin juga cepat-cepat pulang.
Drrtt.
Dering ponsel mengalihkan perhatian nya, ia melirik pada ponsel yang berada di sebelah laptopnya. Layar nya menunjukkan nama Wendy. Ah ternyata istrinya itu menelfon nya.
Tanpa pikir panjang Jaehyun mengangkat nya.
"Halo Jaehyunie?" Suara Wendy menyapa di sebrang sana. Mengalun lembut memasuki indera pendengaran Jaehyun. Meskipun terdengar lembut, Jaehyun yakin, terselip nada lelah di dalam suaranya.
Lantas Jaehyun berdeham. Mengalihkan perhatian nya terlebih dahulu ke Wendy. Mengabaikan pekerjaan nya sejenak. "Halo, ada apa?" Tanya nya.
Disebrang sana, Jaehyun dapat mendengar jelas bahwa Wendy menghela nafas nya. "kau masih bekerja? Belum pulang?" Tanya nya sekedar basa-basi.
"Belum, sebentar lagi aku akan pulang. Kau bagaimana? Masih syuting?"
"Eum, masih." Jawab nya terdengar—ragu. Di sebrang sana Wendy nampak menggigiti kuku-kuku jari nya sendiri. "Jung, sepertinya aku tidak pulang malam ini. Syuting ku belum selesai. Dan kemungkinan aku pulang juga kecil karena aku syuting hingga subuh."
"Belum lagi aku syuting nya di kota Gangneung. Lumayan jauh dari Seoul. Kau tak apa kan?"
Jaehyun hanya diam sejenak setelah mendengar perkataan istrinya barusan. Ini sudah menjadi hal yang biasa. Ditinggal terus menerus karena kesibukan syuting. Jaehyun sudah terbiasa.
Jadwal Wendy memang sangat padat, bahkan melebihi dirinya.
Mendesah pelan karena merasakan pusing di kepalanya, Jaehyun hanya menghela nafas. "Yasudah tidak apa-apa." Jawab nya singkat. Jaehyun tak mungkin melarang nya atau bahkan menentang.
Karena bagaimanapun kesepakatan mereka dari awal adalah tidak menentang karir yang ada dan Jaehyun juga yang salah menikahi Wendy dengan segera dalam keadaan—dimana Wendy sudah bilang jika ia ingin fokus berkarir dan mengejar mimpinya.