13. Jalan Petunjuk

3.2K 1K 196
                                    

.
.
.

    Jungwoo khawatir pada Hongjoong yang terus menghindarinya. Jungwoo udah bilang kalo dia beneran gapapa ama itu, tapi Hongjoong tetep geleng geleng pas Jungwoo coba ngajak ngomong dia.

    Apalagi yang paling terguncang disini adalah Hongjoong. Pertama, dia tentu kaget karena dulu pernah biarin kakaknya Jungwoo terkurung di dalam sumur. Kedua, dia pasti ngerasa bersalah banget ama Jungwoo. Ketiga, Jungwoo kurang yakin gimana, tapi kayaknya Hongjoong inget atau mungkin ketemu sama Seonghwa di mimpi sampai kemarin anak itu beneran nangis hampir dua jam.
   
    Walau kasihan, Jungwoo juga pingin ketawa liat sisi lainnya Hongjoong. Anak itu selalu memasang muka dingin, sifat yang acuh, dan kepribadian yang kuat karena emang egonya setinggi itu. Ngeliat Hongjoong nangis tersedu sedu seperti kemarin bikin Jungwoo gemes aja gitu, dia sadar kalo 'mau gimanapun, Hongjoong sekarang, dia tetep aja Hongjoong yang cengeng di hari lalu'.

    Ketika baru masuk ruang rawat Hongjoong, Jungwoo menemukan Juyeon dengan raut muka lelah duduk bersandar pada sebuah sofa yang ada di dalam ruangan itu. Jungwoo menyapa kakaknya itu sambil sedikit tertawa karena melihat adanya lingkaran hitam di bawah mata Juyeon.
 
  
 
  "Kek ngurus bayi, kan? Kemarin malem sempet tidur, nggak?" Tanya Jungwoo sambil tertawa.

  "Alhamdulillah, nggak." Balas Juyeon sambil meregangkan ototnya yang kaku. "Hongjoong mimpi buruk terus soalnya."

  "Bukankah wajar sering bermimpi buruk ketika demam? Ngomong ngomong, Moonbin mana?" Tanya Jungwoo ikut duduk di samping Juyeon.

  "Caper ama perawat mungkin—"

  "Mulutnya kok suka shuudzon kenapa?" Sela Moonbin yang entah kapan ada di sana sambil memukul kepala belakang Juyeon dengan kaleng minuman di tangannya.

  "Nggak shuudzon ga afdol." Balas Juyeon.
 
 
 
    Moonbin mendengus lalu menatap Hongjoong yang masih terlelap. Beberapa kali tubuh itu bergerak tak nyaman, ga heran sih, kan Hongjoong emang lagi sakit. Moonbin kira Hongjoong berlebihan ketika bercerita pasal dongeng Raja Abuwayna yang membuatnya demam selama seminggu kala itu.

    Dongengnya memang tak semenyeramkan itu, lagipula Seonghwa bukan seorang psikopat seperti Sunwoo yang mengarang tentang kematian seluruh anggota Klubnya. Hanya saja, mengetahui jika dongeng itu benar benar terjadi membuat Moonbin sedikit ngeri, membayangkan betapa tersiksanya pemeran Enola (kakak Jungwoo) yang menunggu bantuan hingga akhirnya meninggal dan dia temukan telah menjadi tulang belulang.
 
 
  "Lu udah ngecek hasil otopsinya?" Tanya Moonbin pada Jungwoo.

    Jungwoo mengangguk, "itu beneran kakak yang aku lupain. Kak Seola."

  "Lu tenang banget, ya?" Komentar Juyeon.

  "Aku ga boleh panik, soalnya ngeliat Hongjoong kayak gini udah ngasih aku panik attack. Lagipula aku tak begitu mengingat Kak Seola. Karena berbeda dengan kalian yang punya moment untuk membuat ingatan itu kembali, aku milih jalan nyariin ingatannya satu satu. Aku ga cukup kuat nerima semuanya sekaligus. Jadi seiring waktu ingatan itu akan kembali dengan sendirinya dan aku akan membinasakan diriku dengan itu." Jelas Jungwoo.

  "Karena satu satunya tujuan adanya waktu adalah agar semua itu tak terjadi secara bersamaan, kan? Bersabar dan menunggu, itu salah satu sifat manusia dan aku ahli untuk itu."

  "Bagaimana kronologi kejadian itu, Jungwoo?" Tanya Moonbin.

    Jungwoo menghela nafas, "aku bertemu Seonghwa di taman bermain yang aku katakan pada Klub 513 hari itu.. setidaknya itu yang aku ingat. Aku tak tau jika Kak Seola meninggal. Aku mengingat jika kita bermain petak umpet bertiga, namun itu adalah aku, Seonghwa dan Hongjoong, bukan Kak Seola. Bayangan yang aku lihat tentang taman bermain dan pemakaman kemungkinan tentang hal ini. Kurasa sejak itu ingatanku udah ditulis ulang, aku mengetahui jika memiliki kucing bernama Enola yang ternyata tidak pernah ada."
 
  
    Moonbin termenung, dia teringat akan mimpinya, dia bertemu seekor kucing yang mirip dengan deskripsi Enola. Jika Jungwoo mengatakan kucing itu hanya ingatan palsu yang manis, kenapa Moonbin bisa bertemu dengannya dalam mimpi? Atau mungkin memang imajinasinya saja yang terlalu tinggi sampai bisa merealisasikan kucing itu di dalam mimpinya.
 
 
  "Oh, ya. Kotak kemarin?" Tanya Moonbin.

[✔] Klub 513 | Hidden Chapter | : Hwa! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang