03 -「Untitled」

227 52 18
                                    

C h a p t e r. 03

↻〔03; Untitled

“Hei, Joohyun! Kau seharusnya sudah mengerjakan tugasmu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


“Hei, Joohyun! Kau seharusnya sudah mengerjakan tugasmu. Kau tahu ini kerja kelompok, kan?”

Ketika si rambut separuh merah itu menyahut lagi, Joohyun langsung menatapnya malas. Dia paling malas berurusan dengan gadis semacam itu—terlalu berisik, dan banyak maunya. “Ya, aku tahu. Lalu apa? Apa yang kau inginkan?”

“Apa yang aku inginkan?” Gadis itu kemudian berdecih pelan. “tentu saja kau harus menyelesaikan bagianmu, Joohyun. Kau pikir kau siapa?”

Joohyun yang tengah duduk di kursinya, mendadak berdiri. Lama-lama merasa muak dengan sikap gadis itu yang kelihatan semakin konyol, dan tukang mencari perhatian. Satu kelas jadi memperhatikan mereka hanya karena gadis itu tiba-tiba marah padanya. Padahal, bukankah seharusnya semua orang sudah tahu bagaimana Joohyun?

“Siapa namamu?” Joohyun bersedekap, kemudian mencari nama gadis itu dari name tag yang menggantung di seragamnya.
“Ah, Min Yena? Dengar ya, aku tidak berniat mengerjakannya dari awal. Aku rasa kau sudah tahu soal itu, kan? Kenapa sekarang tiba-tiba kau mempermasalahkan ini? Kau ingin menarik perhatian semua orang?”

Satu kelas mulai berbisik-bisik saat Joohyun menyinggung soal itu. Sebagian dari mereka langsung menyetujuinya. Karena di mata mereka, Yena terlalu konyol. Bahkan reputasi Joohyun sebagai gadis yang tidak pernah mengerjakan apa pun, sudah terlalu membekas untuk bisa diingat semua orang. Jadi, seharusnya Yena tidak mencari masalah. Tapi bagi sebagiannya lagi, mereka masih berpikir bahwa Joohyun memang harus dihentikan dari segala reputasi buruknya itu.

“Tapi tugas ini harus selesai, Seo Joohyun. Persetan dengan kau yang tidak peduli dengan nilaimu, tapi kami peduli dengan nilai kami. Semuanya akan berantakan kalau kau tidak mau mengerjakannya,” sahut Min Yena dengan napas memburu. Dari penampilannya, Joohyun bisa melihat gadis itu punya amarah yang besar padanya. Joohyun tidak mau ambil pusing.

“Kalau begitu kau kerjakan saja sendiri, Min Yena. Kau tahu, aku tidak akan pernah mengerjakannya,” balas Joohyun yang kemudian berbalik untuk pergi dari kelas.

“Kau egois, sialan! Kalau kau memang tidak berniat sekolah di sini, seharusnya kau mengundurkan diri saja ke tempat lain. Kau tahu betapa tidak inginnya semua orang berada satu kelompok denganmu? Kau terlalu mengerikan, kalau kau mau tahu.”

Suara Yena menggema di dalam kelas, ada separuh suara terengah-engah dari gadis itu saat mengatakannya. Tapi karena lawan bicara gadis itu adalah Joohyun, semua orang tidak punya keberanian untuk ikut campur. Meski Joohyun sejujurnya, tidak se-menyeramkan itu. Gadis itu tetaplah gadis yang tidak seharusnya di lawan.

“Sudah cukup, Min Yena. Kalimatmu sudah berlebihan.” Daniel akhirnya angkat bicara. Sedang tidak berniat melihat keduanya bertengkar. Apalagi kelihatannya, Joohyun tidak dalam kondisi yang bisa mengontrol emosinya dengan baik.

[S] Lemonade IceWhere stories live. Discover now