33-LAUREN ROSSA

79 7 12
                                    

Roma 3 : 23
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Yesaya 1 : 18
Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.

H a p p y R e a d i n g
Tuhan Yesus Memberkati

+ = ♥

"Kamu mau tidak jadi pacar aku?" Ara diam dengan jantung jedag jedug. Tangan perempuan itu gementar terima cokelat dari Johnatan. "A--a--aaku."
Johnatan sabar mata laki-laki menatap Ara dengan pandangan berharap.

"Ak---a-aaku. Mau!" Perempuan itu menganguk dengan cepat sembari. Mengigit bibir bawahnya. Johnatan tersenyum puas. Dan bangkit berdiri. "Kamu serius kan?" Suara berat terdengar ditelingah Ara.

"Iy-i-iya se-serius!" Tangan Johnatan mengusap puncak kepala Ara. Lalu tangan kanan laki laki itu turun pada jemari kanan Ara. Menyisipkan jari-jarinya disana. mengandeng. Melangkah keluar lapangan basket.

Saimen dan Enos yang menatap pada lapangan basket tersenyum puas. "Ye berarti kita bertiga pacaran deng! Tidak ada yang jomblo atau PDKT lagi ya. Men ibarat ini diwattpad. Pasti udah ending nih."

"Kamu baca wattpad lagi kirain udah berhenti Al?" Saimen membuka bungkusan premen kiss. Lalu cowok mencicipinya.

"Wattpad itu udah jadi hidup aku, Men sehari kalau tidak buka wattpad itu omongkosong!"

Saimen nyaris tidak percaya dengan ucapan yang Enos lontarkan.

"Sesuka itu sama wattpad ya, Al?"

"Yoilah." Laki laki dengan bandana hitam dilengan kiri itu berjalan diluan, Saimen dan menuruni tanggah terlebih dahulu, mata Saimen memandang jauh kedepan sembari berjalan menyusul langkah Enos. Namun ada yang ganjil, seorang perempuan berlari sambil menyeka matanya berulang kali. Bahunya bahkan gementar. Perempuan itu menangis. Saimen turun tanggah. Ia bukan lagi membawah dua langkah lebarnya pada parkiran sekolah. Namun menujuh perempuan yang menangis depan kamar mandi cewek lantai satu!

"Kamu, kenapa?"

Perempuan itu mengdongkah, menatap netra cokelat Saimen. "Aku kalah lagi, kenapa aku bisa secinta ini sih!" sesengukan perempuan itu.

"Lala..." Saimen binggung menatap perempuan itu. Mata sembam dengan hidung yang merah. Seharusnya hari ini sangat membahagiakan namun ternyata ada luka lagi.

"Maaf, aku kira kamu cuma, kagum aja sama Joh. Tapi malah beneran suka sama dia."

"Bang, ini seriusan atau bohongan lagi, kaya si kak Mercy."

"Serius Lala." Nada Saimen entah kenapa kecewa. Memandang perempuan itu mengusap pundaknya pelan. "Abang kamu mana?"

"Dia udah pulang diluan, makanya aku nungguh angkot didepan gerbang. Cuma aku balik kelas ambil hp, yang ketinggalan. Cerita selanjutnya Abang tahu sendiri."  Memilih berjalan jauh dari Saimen saja. Pasti laki laki ini yang comblangin Ara dan Johnatan. Tetapi disatu sisi dia sadar diri Johnatan mana perna peduli padanya. Kenapa Saimen yang ikut jadi disalahkan.

"Kamu bareng aku aja ya. Lala?" Perempuan itu berhenti menglangkah kakinya mengarah pada selasar lobi.  Memutar tubuhnya berbalik pada Saimen yang melangkah kearahnya dengan sedikit berlari pelan.

"Maaf, kalau aku emang comblangin Ara sama Johnatan. Namun itupun karena Johnatan suka sama Ara. Maafin aku yaa Lala."

Air mata meluncur turun dipipih Lala lagi. Namun tangan perempuan itu enggang mengusapnya biarkan saja. Mengalir sepuasnya. "Abang tidak perlu minta maaf aku aja, yang salah. Terlalu cinta sama Abang Joh. Hati seseorang emang tidak bisa dipaksahkan?"

SAIMEN [END]✓ Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang