MD : Pergi.

3.1K 299 30
                                    

Selamat membaca:)
.
.

"Prilly?" Ali menatap wanita dihadapannya tanpa kedip, sementara Prilly mencoba tersenyum. "Mas apa kabar?"

Seketika Ali mengalihkan pandangannya, "gue harus marah pokonya." batinnya.

"Mas saya-"

"Apa? Masih mau kerja disini?" tanya Ali menyela dengan sinis. "Kemana aja?"

Prilly menunduk, "maaf mas. Saya kesini bukan buat kerja lagi. Tapi buat berhenti kerja."

Ali membulatkan bola matanya, apa? Berhenti kerja?. Ali marah bukan main, secara tidak langsung Prilly akan menjauhinya?

"Apa maksudmu?!"

"Mas Andra menyuruh saya berhenti bekerja. Mas Andra sudah berubah," bohong! Prilly jelas berbohong. Nyatanya sekarang ia dibuang oleh suaminya yang entah kemana.

"YAUDAH TERSERAH!" Ali membalikan tubuhnya, mencoba menutupi rasa sakit hatinya. Apa sekarang ia harus mulai membuka hati untuk adiknya Sisy? Prilly sudah bahagia bersama suaminya.

"Permisi mas." Prilly berlari pergi, mencoba menyembunyikan air matanya.

"PRILL!" Prilly menghentikan langkahnya, menunggu apa maksud Ali memanggilnya. "HATI-HATI!"

Prilly menghela nafas, kembali melanjutkan langkahnya dengan air mata yang mulai jatuh lagi.

Setelahnya Ali kembali berbalik, menoleh kecil kepada Prilly. "Semoga kamu bahagia Prill."

Dan akhirnya Ali masuk, menatap bunda Sisy dan Seren secara bersamaan. "Siapa?" tanya Seren penasaran.

"Cuma orang nanya alamat."

"Lalu bagaimana Ali?"

Ali menghela nafas, kembali duduk dihadapan sang mertua. "Tapi Ali tidak mau langsung menikah. Ali mau merasa dekat dulu dengan Seren."

"Gapapa kak! Yang penting kakak mau buka hati buat aku." Seren menghampiri Ali, memeluk lengan mantan kakak iparnya. "I love you kak,"

"Baik gapapa kok Li. Bunda ngerti. Lagian Seren masih kuliah juga."

***

Ali memijat pangkal hidungnya, sembari menyetir jujur hatinya resah memikirkan Prilly. Kenapa ia tidak yakin Andra berubah?

"Kenapa sih? Prilly terus Prilly terus! Kan cape tak!" ujar Ali pada otaknya. "Lu juga ti! Santai ngapa."

Ali memarkirkan mobilnya bergegas masuk kedalam rumah sang mamah. Ella duduk anteng disana, sembari sibuk menonton film kartun diponsel milik Ressi.

"Assalamualaikum anak papah!" seru Ali membuat Ella menoleh dan berlari memeluknya.

"Waalaikumssalam pah! Ella kangen banget sama papah. Gimana? Han sama tante Prilly udah ketemu kan pah? Mereka bisa main lagi sama Ella kan? Mana pah? Mana mereka?" cerocos Ella tanpa henti. Tubuhnya berlari kesana kemari mengelilingi mobil mencari keberadaan Prilly dan Han.

"Ella tapi-"

"Tapi kenapa pah? Jangan bilang papah ga bisa nemuin Han sama Tante Prilly? Mana mereka pah?!" Ella menangis. Memang kemarin malam saat Ali tidak pulang, Ressi berkata Ali sedang mencari Prilly dan Han makanya Ella menagih seperti ini.

"STOP ELLA! PAPAH CAPE?! KAMU TUH YA TANTE PRILLY LAGI TANTE PRILLY LAGI!" bentak Ali tanpa sadar.

Ella menatap papahnya tak percaya, kepalanya menggeleng saat Ali mulai mendekat karena tersadar. "Ga! Papah marahin Ella! Papah jahat!" Ella berlari masuk, melewati Ressi begitu saja menuju kamarnya.

"Ali!"

"Maaf mah, Ali-Ali ga kuat. Hiks-hiks, Ella selalu nanyain Prilly. Ali cape mah!" Ressi mendekap sang putra, memberikan laki-laki yang sudah dewasa itu ketenangan.

"Mah, bilang sama Ella... Lupain Prilly mah." lirihnya. Jujur, saat Ella menanyakan Prilly hati Ali sakit. Apalagi mengingat Prilly sedang bahagia bersama Andra dan Han. "Papah lebih sakit Ella. Papah kehilangan orang yang papah cintai lagi."

"Udah Li, nanti juga Ella paham."

"Makasih mah, makasih."

***

Prilly mengusap lembut dahi Han yang kini tengah tertidur didalam bus. Kampung yang Prilly maksud adalah Bandung.

Bohong jika Prilly berkata Bandung adalah kampungnya. Nyatanya nanti di Bandungpun ia bingung harus tinggal dimana, tapi jika terus-terusan di Jakarta segan sekali orang-orang sudah banyak mengenalnya.

Sini Prill mansion gw masih kosong.

"Mamah bakal bahagiain kamu, sayang." batinnya pada Han.

.
.
-bersambung.

Hari ini Double up kalo mood yak!

Mas Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang