MD - Mencari Tempe.

3K 345 55
                                    

Selamat membaca:)
.
.

Ali sedikit menunduk, mencoba menggapai puncak kepala Prilly untuk ia cium. Ali baru saja sampai, sementara Ressi pulang dan istirahat bersama Ella dan Han yang memang tidak ia izinkan untuk datang kerumah sakit.

"Kapan bangun? Kasian anak kita ga dapet makanan. Ayo dong jangan gini!" Ali menggapai tangan Prilly, duduk disebelah brangkarnya dan mulai menitikan air matanya. "Yaudah terserah ah pusing." Ali menyimpan dahinya dilengan Prilly.

Drttt drttt

Tanpa melihat sang penelpon, Ali menekan tombol hijau dan menempelkan ponselnya disamping telinga.

"Ya?"

"Li, yang punya mobil Seren."

Deg-

"LO SERIUS DY?!"

"Gue boong dapet duit ga?"

"Gue lagi gamau ribut Dy!"

"Cape ya? Sama gue juga. Dahlah!"

Tuttt tuttt tuttt

Panggilan terputus, membuat Ali menghela nafas. Wendy adalah teman SMAnya, teman yang membantunya membangun kembali perusahaan sang papah. Tapi sekarang Wendy memilih menjadi polisi dan fokus pada pekerjaannya.

"Gue harus kerumah dia." gumamnya. "Tapi Prilly sama siapa?" Ali menatap Prilly lekat. Tidak mungkin Ali meninggalkan Prilly sendiri, atau meminta tolong pada sang mamah karena Ressi baru saja pulang.

"Yaudah ntaran aja." Ali kembali menyimpan dahinya dipunggung tangan Prilly. Sepertinya Ali kurang tidur, dilihat dari garis hitam dibawah matanya seperti panda.

***

"Ali?" Ressi mengelus bahu sang putra dengan lembut, membangunkan laki-laki itu dari mimpi panjangnya. "Wendy sama istrinya minta izin bawa Han sama Ella keluar kota sampe kamu bisa selesain masalah kamu."

"Kenapa mah?"

"Kata Wendy, dia ada tugas diluar dan ga bisa bantu kamu dulu. Istrinya cuma bisa bantu jagain anak-anak biar kamu ga repot, begitupun mamah yang akan jagain Prilly."

"Maksud mamah gimana? Ali belum konek." gumamnya disertai kekehan kecil.

Ressi menggeleng pelan, "kamu penasaran ya sama kata-kata Ella tentang Seren? Ella cerita tadi. Katanya kamu mau cari tau sesuatu kan? Sekaligus cari dalang dari kecelakaan Prilly? Nah selagi kamu cari itu semua, mamah yang akan jaga Prilly--- jadi anak-anak dibawa Vevita keluar kota sekaligus Wendy ada tugas."

"Sekarang Ali paham."

"Keterlaluan kalau belum paham! Mulut mamah udah berbusa gini!" Ressi merengut kesal. "Oiya, mamah udah sewa beberapa bodyguard buat pantau kamu. Takut-takut pelakunya ga cuma 1 orang."

"Yaudah, Ali pergi ya mah?" memang sedaritadi Ali ingin pergi dari sana dan bertemu Seren. Membicarakan tentang acara pernikahan dan mencari tahu tentang kecelakaan Sisy juga Prilly. Sejujurnya yang ia tahu, mobil Seren berwarna putih bukan Hitam. Tapi bagaimanapun Seren adalah keluarga berada, mungkin saja jika mengganti mobilnya saat akan melakukan tabrak lari itu.

***

Ali mengitari halaman rumah keluarga Seren, mencari mobil yang sekiranya sama dengan ciri-ciri yang disebutkan oleh Wendy.

Tapi disana tidak ada mobil hitam sama sekali, yang ada hanya mobil putih milik Seren, dan merah milik suami Salsa.

"Ali?" suara Seren mampu mengalihkan perhatian Ali, laki-laki itu dengan cepat beranjak menghampiri. Tidak ada kak, ataupun sayang karena saat itu Seren sedang benar-benar terkejut melihat keberadaan Ali dirumahnya. "Kamu ngapain?" tanyanya berusaha biasa saja.

"Bunda ada?"

"Ada,"

Ali masuk kedalam, mengikuti Seren yang menuntunnya menuju ruang keluarga. Disana bunda Dewi, tengah nonton tv.

"Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumssalam. Ali? Ada apa? Apa tentang masalah pernikahan?"

"Bukan,"

"Lalu?"

"Masalah kematian Sisy."

Deg!

.
.
-bersambung.

Makasih bgt supportnya kmrin. Emg hrsnya gush dibawa ke hati sih mwehehe. Lup!

B-btw nextnya aga cepet biar kelar:) Sebuah Dendam udh ga sabar pengen keluar katany😭🤣

Mas Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang