MD : Sebuah Kebusukan.

2.8K 326 41
                                    

Selamat membaca:)
.
.

"Mamah Quenita atau sering dipanggil Nita, meninggal karena penyakit stroke. Apalagi setelah tau papah pulang bawa bunda Dewi sama Seren. Seren itu anak sahabat papah, tapi bunda Dewi ga pernah cerita sama mamah karena saat itu bunda Dewi pengen milikin papah sepenuhnya. Papah sendiri ga pernah cerita karena selalu sibuk mentingin Seren sama bunda Dewi."

"Waktu SMA, Sisy cerita kalau dia punya cowo yang baik sama dia. Ga pernah nuntut ini itu. Bahkan kamu ga pernah cari tahu tentang keluarga kita. Sisy sebenernya ga enak, mamah sakit-sakitan dan bunda Dewi sering marah-marahin kita. Sisy gamau bikin kamu kasian sama dia."

"Sampai akhirnya, mamah meninggal setelah tahu Sisy mau menikah sama kamu. Bukan karena mamah ga setuju Sisy sama kamu, bukan! tapi karena Seren suka sama kamu dan dia bikin mamah jatuh dari tangga."

"Sisy gatau itu, karena dia lagi ketemuan sama kamu. Aku tau, aku liat tapi selalu diancam dan mereka bikin seolah-olah mamah jatuh tanpa sengaja. Awalnya Sisy mau batalin acara pernikahan kalian! Tapi aku larang, aku coba buat bujuk dia sampai akhirnya dia mundurin acara pernikahan kalian sampai makam mamah kering. Itu lebih baik daripada kalian batal menikah. Kamu tau kan? Beberapa minggu setelah kalian menikah papah meninggal? Itu karena Seren ngamuk-ngamuk pas tau Sisy hamil. Seren tadinya mau tusuk Sisy secara terang-terangan tapi ternyata papah yang kena tusuk karena ngelarang Seren buat bunuh Sisy terus."

"Seren masih ga terima, asal kamu tau dari kecil dia punya gangguan mental! Apa yang dia mau harus jadi milik dia. Padahal waktu itu dia masih bocah SMP. Tapi jiwa psiko dia udah besar!"

"Em sebelum lanjut, kamu tau siapa yang bunuh Sisy?"

Ali mengangguk kecil, "tau!"

Flashback on

Ali masuk dengan tergesa-gesah, melihat Bunda Dewi tengah memohon pada laki-laki dengan seragam pindananya itu.

"Kamu saya bayar berapapun, asal kamu mau mengaku kalau kamu pelaku tabrak lari seseorang."

"Kenapa saya?! Kenapa tidak langsung mencari tau pelakunya?"

"Masalahnya, pelaku sebenarnya anak saya! Saya tidak mungkin jujur dan mengatakan itu."

"Dia?" laki-laki itu menunjuk Seren yang nampak hanya menunduk.

"Iya! Kamu saya bebasin kalau bisa."

"Ga bisa kasus saya berat! Saya dipenjara seumur hidup. Kalau boleh saya mau uangnya saja untuk menebus kesalahan saya pada keluarga saya."

"Berapapun asal kamu mau."

"150 juta! Dengan syarat saya tidak kenapa-kenapa, tidak ada pukulan apalagi sampai saya meninggal."

"Oke deal! Menantu saya tidak mungkin begitu."

Ali tersenyum, dan niat memukuli itu ada karena yang dibayar mengajukan syarat itu.

Flahsback off

"Jadi kamu udah tau? Emm iya, Seren yang nambrak Sisy. Waktu kamu diluar negri, Ella lagi tidur sama aku. Terus ga sengaja denger keributan yang ternyata Seren sama Sisy."

"Seren minta Sisy buat relain kamu punya istri 2! Seren mau Sisy nerima Seren sebagai madunya. Dan Sisy gamau, waktu Sisy mau pergi karena dapet laporan kuburan mamah dibongkar Seren sengaja nabrak Sisy. Ternyata kuburan itu cuma alat pancing Seren supaya Sisy mau keluar."

"Disitu aku cuma bisa diem, karena gimanapun nyawa aku dalam bahaya Ali. Aku ga bisa apa-apa, buat cerita sama kamu aja aku ga bisa. Aku juga ga bisa cerita sama suami aku, karena aku gamau dia laporin hal ini ke siapa-siapa. Dan sekarang kayanya saat yang tepat, aku udah ga sanggup hidup didunia ini. Aku udah siap kalaupun Seren sama mamahnya mau bunuh aku karena bocorin hal ini."

"Kakak pasti aman. Kakak harusnya cerita sama suami kakak."

Salsa menangis, menunduk dengan air matanya. "Aku takut, Ali. Suami aku ga boleh tau ini."

"Kenapa kakak ga keluar aja dari rumah itu?"

"Bunda ga kasih izin, sekalipun aku bilang mau pindah ke rumah suami. Bunda bilang ke suami aku, bunda gamau jauh dari aku, padahal dibelakang suami bunda ngancem aku."

.
.
-bersambung.

Sorry kalau ga sesuai harapan hiks😌
Idul Fitri beres yaaa... Dikit lagi nih:)

Mas Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang