Enjoy Reading.Hari-hari dilalui Clara dengan bekerja, sebisa mukin menyibukkan dirin agar fikirannya teralihkan, ia menambah jam kerja hingga pulang larut dalam keadaan lelah dan lansung tertidur.
Semua itu cukup membantu, karna kini Clara mulai sedikit bisa melupakan nama lelaki itu.
padahal Clara hanya melihatnya sekali tapi, pengaruh Shean begitu besar untuknya.
Clara mencari kesibukan dengan membersihkan rumah karna hari ini ia tak memiliki jadwal untuk kuliah, sedangkan jam masuk kerja pukul 14.00, jadi waktu luangnya digunakan untuk membersihkan rumah.
Mulai mencuci sprei, gorden, piring damn setiap sudut-sudut rumah tak ada yang terlewatkan sedikitpun.
waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 siang. Ia menyudahi semuanya karna tubuhnya merasa sedikit lelah.
Disekanya keringat yang ada di dahi menggunakan punggung tangan lalu berjalan menuju dapur, mengambil segelas air minum untuk menghilang dahaga yang di rasa.Setelah mengisi gelas Clara meminumnya hingga air dalam gelas tandas.
"Lelah sekali, lebih baik tidur sebentar," gumam Clara pelan dengan langkah pelan menuju sofa ruang tamu dan membaringkan tubuhnya di sana.
Ketika mulai terpejam dering ponsel dari saku celana membuatnya sedikit tersentak dan kembali membuka mata.
Clara merogoh sakunya, mengambil benda pipih itu untuk melihat siapa yang memanggil.
Nama Maya tetera di sana, ibu jari Clara langsung menekan tombol warna hijau untuk menerima panggilan.
"Ya May, ada apa?" tanya Clara tak bersemangat.
"Clay aku dengar kau tak kuliah hari ini, datanglah ke kantorku kita makan siang bersama, aku sangat merindukanmu," ucap Maya disebrang telpon
"Aku sangat lelah May, aku ingin tidur," tolak Clara halus, dia memang sangat lelah karna tenaganya sudah terkuras untuk membereskan seluruh rumah.
"Ayolah sebentar saja, aku dengar dari Vivian kau sangat sulit untuk ditemui, aku merindukanmu," suara Maya terdengar memohon dan Clara akui ia akan langsung lemah bila mendengar rengekan atau permohonan dari para sahabatnya.
Clara menghembuskan nafas kasar.
"Baiklah, aku akan bersiap-siap."Sambungan telpon terputus dan Clara bangun dari sofa mulai mempersiapkan diri untuk menemui Maya.
Sudah satu bulan Clara memang tak bertemu para sahabatnya. Sejak kejadian hari itu, ia mulai menyibukkan diri pada kerja dan intensitas pertemuan dengan para sahabat menjadi berkurang bahkan dengan Vivian pun, ia jarang bertemu padahal mereka satu Fakultas.
Clara berjalan memasuki gedung megah yang menjulang tinggi milik keluarga Bauncher, kaki jenjangnya semakin membawa masuk ke dalam lobi kantor.
Banyak pasang mata memandang memuja terutama para kaum lelaki, mereka seakan terpesona oleh kecantikan gadis berusia 20 tahun tersebut.
Clara tampak cantik dengan atasan blouse model sabrina yang memperlihatkan bahu mulus dan sedikit perut rata miliknya dan celana jins bewarna biru membalut kaki jenjang gadis itu. Bagian wajahnya dipoles dengan mek up tipis, Clara memang terlihat sangat segar dan mempesona.
Clara berhenti di depan meja resepsionis.
"Maaf nona ada yang bisa saya bantu?" tanya pekerja resepsionis dengan ramah."Saya ingin mencari Maya. Maaf maksud saya, Directur," jawab Clara membetulkan ucapanya dengan senyum canggung.

KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomansaArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...