Enjoy Reading
.....
..
.
Langkah kaki Clara begitu cepat meninggalkan area kampus, dia terus berjalan menuju jalan yang bukan biasa di lalui. Jalan itu tak begitu besar dan di sana sangat jarang kendaraan umum lewat.
Senyum tipis tersungging darinya ketika melihat satu mobil tak begitu asing terparkir di tepi jalan.
Clara membuka pintu mobil depan tersenyum tipis pada Shean di balas olehnya.
"Apa kuliahmu berjalan lancar?" tanya Shean sambil memperhatikan wajah Clara di balik kaca mata hitam yang di pakai.
Clara mengangguk keras menatap wahah tampan Shean tanpa berkedip. Jelas Clara sangat bahagia karna ini pertama kali Shean menjemputnya di kampus dengan inisiatifnya sendiri tanpa Clara minta.
"Sesenang itukah kau karna aku menjemputmu?" goda Shean.
Rona merah muncul di kedua pipi Clara, ia menunduk untuk menyembunyikannya dari Shean.
Apa sangat terlihat jika ia begitu senang? Kenapa ia tak pernah bisa bersikap jual mahal sedikit saja pada Shean? Ia selalu menjadi gadis lemah terkesah murahan jika menyangkut Shean. Clara sangat membenci sikapnya ini. Tapi Clara bisa apa jika sikap itu muncul begitu saja tanpa bisa di cegah olehnya.
Shean mengapit dagu Clara menggunkan jari dan mengangkatnya. "Jangan menunduk! aku sangat menyukai rona merah di kedua pipimu."
Pandangan Shean menurun, berhenti tepat di bibir pink Clara. Perlahan memajukan wajah menyatukan bibir mereka. Shean menggerakkan bibirnya, melumat dengan gerakan pelan Clara pun mulai membalas lumatan Shean, memiringkan wajah memberi akses lebih agar lelaki itu bisa memperdalam ciumannya.
Tangan Shean mulai merambat pada tengkuk, meremasnya pelan lalu menekan untuk memperdalam ciuman. Kini, lidah mereka saling membelit bertukar saliva, mengapsen seluruh deretan gigi. Hampir lima menit lebih mereka berciuman udara di paru-paru mulai menipis. Shean merenggangkan remasan di tengkuk Clara dan memisahkan tautan bibir.
Setelah tautan bibir terlepas, Clara menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk mengisi rongga paru-paru yang mulai kehabisan oksigen.
Shean tersenyum tipis mencium dahi Clara singkat. " Aku selalu gila bila bersamamu, kita akhiri sampai di sini atau aku akan mengacaukan rencana yang sudah kubuat."
Tubuh Shean menjauh dari Clara menjulur kearah kursi belakang untuk mengambil coat panjang yang sudah di persiapkan khusus untuk Clara.
Perlahan memakaikan Coat ke tubuh Clara, juga topi dan masker untuk penyamaran mereka. Meski bingung tapi Clara menurut membiarkan Shean memakaikan untuknya.
"Shean, sebenarnya kita akan kemana?" tanya Clara memperhatikan wajah Shean yang masih mengancingkan satu kancing teratas coat miliknya.
"Bukankah kau ingin kencan seperti pasangan lainnya? hari ini aku akan mengabulkan keinginanmu"
"benarkah?!" tanya Clara memastikan ucapan Shean. Rasanya dia tak percaya dengan apa yang di dengar.
Hanya anggukan kecil dari Shean sebagai jawaban. Clara mengamati penampilan Shean, ia baru sadar jika penampilannya juga berbeda.
Coat panjang warna hitam sudah melekat di tubuhnnya, serta celana Jeans bewarna senada membungkus kaki panjangya. Kacamata hitam sebagai pelengkap. Shean terlihat lebih muda dari usianya. Aahh... benar-benar tampan.
Walaupun mereka harus menutup wajah untuk menyembunyikan identitas, itu tak masalah untuknya. Yang ia inginkan hanya kebersamaan dengan Shean itu sudah lebih dari cukup.
BẠN ĐANG ĐỌC
CLARA WITH OBSESSION (END)
Lãng mạnArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...
