𝒄𝒂𝒎𝒆𝒍𝒊𝒂 𝒃𝒍𝒐𝒐𝒎'𝒔

529 65 3
                                    

jam pelajaran sekolah dino untuk hari ini telah berakhir. untung saja, lee saem tidak memberikan pr pada chan.

jadi, mungkin besok tak ada alasan bagi mingyu untuk membully chan lagi. semoga saja...

dan sekarang, chan sedang berjalan dengan tenang untuk kerumahnya. cuaca hari ini masih cerah.

udara sejuk, angin bersemilir lembut, dan juga bunga-bunga yang tampak indah membuat perasaan chan tampak lebih baik.

saat chan tengah berjalan, ada beberapa anak yang sedang mengendarai sepeda dengan sengaja menabrak chan hingga jatuh.

chan yang kaget langsung meringis di kala siku, lutut dan kakinya mengeluarkan darah.

" hahahaha, bagaimana rasanya anak jelek!... bukankah enak jika ditabrak oleh sepeda mahal ku ini?... " ujar mingyu remeh.

" maaf mingyu-shi... tapi, ini sakit... bukankah kamu tak akan menggangguku lagi jika sudah mengerjakan pr mu? " ucap chan.

" memangnya aku peduli?... sudahlah, mari teman-teman kita tinggalkan bocah biadab ini?... bisa-bisa tertular juga kemiskinannya pada kita... ayo! " seru mingyu.

setelah mingyu dan kawan-kawannya pergi, chan hanya tertunduk lemas. dan mulai menangis lagi dengan lirih.

" hiks... hiks... sakit... padahal... hiks... diriku sudah bersikap baik... mengapa masih seperti ini... hiks... hatiku sakit... hiks... kakek... chan butuh kakek... hiks... apakah tak ada orang yang bisa membantu diriku? " ucap chan menangis.

sadar hari akan menjelang sore, chan bergegas pulang kerumahnya. chan berjalan dengan kondisi yang sangat buruk.

ia berjalan dengan tertatih-tatih sambil memegangi lututnya. apalagi, mengingat tentang jarak rumahnya yang agak sedikit jauh.

semangat lee jung chan!

" hufft, ini sakit sekali... hiks... aduh... kakek... hari ini, chan dikerjai lagi... dan sekarang, lutut chan sangat perih kek... hiks... " ucap chan dengan kembali menangis.

setelah sampai di rumah sederhananya, chan langsung saja bergegas untuk pergi mandi.

tak peduli pada lukanya yang akan terkena air. luka di dalam hati chan lebih dari luka yang ada pada tubuhnya sendiri.

saat dikamar mandi, chan langsung memulai ritualnya. yaitu dengan, self-harm.

benar, chan mulai suka menyakiti dirinya sediri dengan benda tajam. chan mulai melakukannya pada saat kakeknya pergi untuk selama-lamanya.

" hiks... tak ada yang akan menyayangi dirimu sendiri chan-ah... kau tak berguna bagi siapapun... kau harus tau itu... " ujar chan pada dirinya sendiri.

" nobody gonna love's you lee jung chan yang malang... you're deserve better to be die... hihihi... " ucap chan lagi.

tidak, chan masih belum menyerah. ia hanya lelah... jadi, kalian tolong maklum yaa, pada kondisi mentalnya seorang namja manis ini...

setelah selesai mandi dan berpakaian, chan langsung tidur dengan nyaman pada kasur tipisnya itu.

" aku masih berharap agar hari esok lebih terasa baik dan cerah lagi... selamat istirahat lee jung chan... " ujar chan terlelap.

disaat chan sudah terlelap, pria menawan itu kembali datang.

dan ia datang kembali dengan membawa perasaan bahwa hatinya sangat sesak dan ingin hancur.

hancur karena melihat cintanya tersakiti, terluka, dan terlihat sangat putus asa.

" hai manis... kau sangat cantik jika kulihat sedang tertidur seperti ini... maaf kan aku bila aku tidak datang disaat dirimu sedang bersedih... kakekmu itu belum mengizinkannya... dan itu semakin membuat hatiku sakit... maaf jika aku datang terlambat. " ujar lelaki menawan tersebut.

" tadi siang kita belum berkenalan bukan... namaku choi seungcheol... kau bisa memanggilku seungcheol... sayang juga boleh hehe... dan sekarang, malaikat pelindungmu ini yang akan mengobati mu... aku akan menyembuhkan semua luka-luka ini dari tubuh mungil nan rapuhmu...
sekali lagi, aku mencintaimu choi jung chan... nama yang sangat indah bukan... jika margaku ada pada dirimu... ketahuilah aku sangat mencintaimu pada saat pertama kali diriku melihatmu... tunggu aku sebentar lagi manis... " timpal seungcheol sembari mengelus lembut tangan putih milik chan.

kemudian, seungcheol mulai menggunakan sebagian kekuatan healing nya pada miliknya yang manis itu.

setelah selesai, tubuh mulus chan kembali seperti semula. tak ada lebam maupun luka.

sentuhan terakhir...

seungcheol dengan berani mengecup lembut tangan, dahi, kedua kelopak mata, dan hidung mungil milik chan.

lalu kemudian pada bibir mungil chan yang berwarna seperti buah ceri asli. seungcheol melumat bibir itu dengan lembut.

menjilat bibir itu dengan lidahnya sendiri hingga seungcheol sendiri puas. sial, kalau begini terus seungcheol bisa kalap.

ia terbuai, candu, dan tak ingin lepas... benar, bibir mungil chan adalah candunya mulai sekarang.

" bibirmu sangat manis sayang... sampai ketemu besok... aku akan menemuimu di mimpi kita nanti cantik... aku pergi dulu... satu hal, aku mencintaimu... " timpal seungcheol.

setelah itu, seungcheol menghilang dari rumah chan. menyisakan chan yang sedikit terusik tidurnya.

lantaran, merasakan bahwa bibirnya itu terasa lebih lembut, lembab, dan juga basah.

dandelion's. | cheolchan. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang