23. JATUH LAGI

6.3K 937 256
                                    

* * *

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

* * *

Bolehkah aku jatuh cinta lagi?

* * *

HARI ini Laluna lebih banyak diam di kamar, untungnya tugas kuliah sudah selesai jadi ia bisa menenangkan pikirannya yang dipenuhi oleh Antariksa. Sebenarnya Antariksa memang belum hilang dari hidup Laluna hanya saja ingatan saat bersama Rasi membuat ia juga bertanya-tanya.

Untuk pertama kalinya ia tidak memikirkan Antariksa karena asyik mengobrol dengan Rasi.

Tapi tunggu? Tadi ia menyebut apa? Asyik?

Laluna menggeleng heran, sepertinya ia sudah gila karena baru saja memuji cowok itu. Dalam artian kehadiran Rasi memang tidak buruk, namun juga tidak baik karena Rasi mampu membuat Laluna melupakan Antariksa.

Laluna tidak boleh melakukan itu lagi sebab dirinya sudah janji kepada Antariksa kalau ia tidak akan meninggalkan bahkan melupakan dia.

Berkali-kali bunyi ketukan pintu kamar membuat Laluna merasa terusik. Suara Bi Sumi memang mendominasi sekarang membuat Laluna menyerah pada akhirnya. "Ada apa, Bi?"

"Non mau main hujan lagi?"

Laluna menautkan alisnya ketika Bi Sumi malah berbicara di luar dan tidak masuk ke dalam kamar. "Buka aja, Bi, pintunya. Laluna gak dengar Bibi ngomong apa."

Akhirnya pintu terbuka dan Bi Sumi memberikan senyum canggungnya. "Non gak mau main hujan?"

"Memang di luar hujan, Bi?"

Bi Sumi berdecak. "Tuh kan lagi mikirin Den Anta sampai gak ngerasa di luar hujan."

Laluna terdiam, Bi Sumi memang sudah mengerti keadaan Laluna yang tidak memerhatikan sekitar jika sedang berkecamuk dengan pikirannya yang dipenuhi oleh Antariksa.

"Makanya Bibi datang ke sini supaya tangis Non berhenti. Mau main hujan, kan?"

"Mama di mana, Bi?"

"Ada di kantor Tuan, mending Non buruan main hujan supaya Nyonya gak marah-marah lagi ke Non."

Laluna memperhatikan bajunya. Ia juga melihat ke arah langit. Sekarang pukul tujuh malam, lingkungan di perumahannya tidak terlalu ramai. Itu artinya Laluna tidak perlu peduli akan tatapan yang memperhatikan dirinya aneh, biarlah mereka beranggapan jika bukan anak kecil saja yang suka main hujan.

Dengan kaos tipis Laluna berniat keluar rumah. Tidak butuh waktu lama, sekarang ia sudah berada di luar rumah tepat di halaman rumahnya. Melihat sekitar dan beruntungnya ia karena tidak ada orang yang memerhatikannya.

Jika Bulan Tidak Pernah AdaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora