8 : Broken Home

154 31 3
                                    

Suatu malam ayah pulang dengan kondisi tubuh yang menyedihkan, pakaiannya di penuhi dengan kotoran darah kering, ibu yang melihat hal itu dengan sigap menggantikan pakaiannya.

Jihyo bilang, ibu sangat mencintai ayah. Maka dari itu setiap ayah melakukan kesalahan, ibu tidak pernah memarahi nya, melainkan memberinya banyak kasih sayang.

Hidung ayah terus mengeluarkan darah, aku melihatnya dengan sangat jelas, aku khawatir padanya.

"Ayah? Kau baik-baik saja? Aku mengkhawatirkan mu,"

Tak lama, bayi mereka menangis dengan sangat nyaring, bayi anjing itu memang merepotkan, terkadang membuat ibu jadi susah untuk istirahat. Ayah terlihat khawatir. Raut wajahnya berubah ketika melihat anaknya.

Kakiku pergi berlari ke luar rumah, aku bosan karena terus melihat ayah Dahyun yang terus memberikan kasih sayangnya pada si bayi berisik. Huh! Menyebalkan!

Mungkin saat ini aku sudah menjadi anjing yang memiliki keluarga broken home, hiks aku ingin seperti dahulu. Saat ibu Sana masih bisa meluangkan waktunya untuk bermain bola tangkap di depan rumah, aku ingin kembali seperti dahulu saat ayah Dahyun membawaku pergi jalan-jalan mengelilingi perumahan.

"Aku, ahri-ya si anjing broken home,"

🕊️

"Nona merpati, tolong bawa aku terbang, aku ingin pergi kerumah Boo,"

"Tidak bisa, kau berat, dan tak punya sayap,"

"Kau sangat menyebalkan Nona," ejekku lalu pergi meninggalkan Nona merpati yang sedang bertengger di atas pagar itu.

Dan dengan insting yang kuat, aku memberanikan diri untuk pergi mengikuti insting anjingku. Untung aku pintar, jadi bisa melakukan segalanya sendirian.

Moncong hidungku mengendus jalan yang aku lalui, berusaha mencari bau yang serupa seperti bau Boo.

Hari semakin terik, Nyonya matahari memberi banyak cahaya siang ini. Aku berhenti di bawah pohon rimbun, ingin beristirahat sebentar dari lelahnya perjalanan.

"NYONYA MATAHARI BISAKAH KAU MEMBERIKU HUJAN? AKU KEPANASAN!" aku menggonggong begitu keras ke arah langit. Mencoba memberi suara padanya. Jujur, ini sangat panas! Padahal kemarin cuacanya sangat dingin.

Aku haus, aku harus mencari air, "Hei! Raja semut, apa kau tahu dimana sumber air? Aku membutuhkan nya," kataku bertanya pada rombongan semut yang sedang lewat.

"Pergi saja ke barat," katanya.

"Eh? Barat itu mana?" Bingungku

Raja semut sudah berlalu, mau tak mau aku harus berusaha sendiri agar bisa minum. "Baiklah, mari kita pergi ke barat,"

🐕

Ahri kembali berjalan, kaki mungilnya terus bergerak menuju selatan, padahal tujuannya adalah pergi kebarat.

Tapi beruntung dirinya menemukan sungai kecil di sebrang jalan sana. Ahri si manis, langsung berlari lalu meminum airnya dengan sangat rakus, Ahri benar-benar haus.




-thor'al⛄

Finding Dog [아리아]Where stories live. Discover now