[Second Book of MUSE] 🎨
Lee Jeno who fallin and always by his painter side, Na Jaemin 🖌️
Warning:
- TOP! JAEMIN
- BOTTOM! JENO
- FLUFF
- ANGST
- HURT/COMFORT
- MATURE CONTENT ⚠️
- COMING OF AGE/ADOLESCENT
Start: 23/04/2021
End: 03/06/2021
Mereka saling memandang selama beberapa lama membuat yang lain terheran-heran. Terutama Guanlin dan Jaemin.
"KAU SANGAT LUCU," Pekik keduanya berbarengan. Sungguh Guanlin dan Jaemin tidak habis pikir dengan mereka. Tapi ya sudahlah, selama mereka senang dua laki-laki bermarga Na dan Lai itu bisa apa.
"Itu kekasihmu?" Bisik Jaemin pada Guanlin. Ia memerhatikan dua laki-laki itu asyik bercakap-cakap tentang apa saja jajanan yang dijual di pasar. Stand demi stand dikunjungi karena skill penawaran Jeno dan hati yang mudah goyah oleh makanan Seonho.
"Bukan," jawab Guanlin, "belum sih tepatnya." Dengan santai ia mengulurkan tangan panjangnya merangkul bahu Jaemin, "lebih baik kita ikuti sebelum duo yang selalu lapar itu memborong semua yang ada di pasar."
Sementara dua laki-laki itu mengekori Jeno dan Seonho yang mulai memborong jajanan, Haechan dan Renjun berjalan lambat di belakang. Sesekali menghindari orang-orang yang lewat dan anak-anak yang berlarian.
Haechan sendiri sibuk mengunyah rotinya. Langsung dimasukkan utuh-utuh sampai mulutnya menganga lebar oleh Renjun karena laki-laki berkulit tan itu malah menghabiskan waktu dengan Hyungseob kemarin dan melupakannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagaimana dengan Yangyang? Ia menemani Hyungseob dan mahasiswa yang lain di penginapan. Alasan saja sih, tujuan utamanya itu untuk mendekati Kak Irene. Yangyang sudah percaya diri sekarang, dia sudah dewasa. Sudah pasti tidak dianggap anak kecil lagi oleh perempuan cantik itu.
Tidak dia tahu kalau dokter kaya tampan bernama Kim Suho juga melakukan pendekatan yang sama. Menurutmu siapa yang akan dipilih? Mahasiswa jurusan musik yang baru lulus atau dokter kaya tampan dengan kehidupan terjamin? Kalau kata Renjun sih Yangyang tidak ada harapan sama sekali. Habis, Renjun kan realistis tapi terkadang hati bisa menipu logika kan?
"Mmmf," Haechan menepuk Renjun dan menunjuk-nunjuk lehernya sendiri.
"Apa?"
Haechan membuat gestur memegang gelas dengan tangannya dan menuangkannya ke mulut yang masih mengunyah. Mata dan hidungnya berair, wajahnya memerah seperti tomat busuk.
Renjun mendengus geli, "rasakan itu. Sudah kumasukkan wasabi ke dalam roti supaya kau kapok."