37. Coming out (END)

3.9K 307 58
                                    

Play the song 👏


Jeno meregangkan tangannya ke atas dan menguap lebar. Ia berkedip pelan menatap langit-langit. Ketika menengok ke kiri, ke jendela dan balkon, langit yang mulai menerang dari hitam dan biru tua menyambutnya. Berkas sinar matahari mulai muncul sedikit, masih belum terbangun sepenuhnya dari ufuk timur.



Ketika menengok ke kanan ia melihat wajah Jaemin tertidur tenang menghadapnya. Sebelah tangan merengkuh pinggangnya dan yang lain menjadi bantalan kepala laki-laki itu.


"Apa ini mimpi?" Gumam Jeno.


"Aku menikah dengan Jaeminie?"


"Serius aku sudah menikah?" Ia tatap lamat-lamat wajah tampan laki-laki bermarga Na itu. Telunjuknya menyentuh pipi Jaemin ringan.


Jeno memekik pelan. Ia menutupi wajahnya dan tersenyum begitu lebar. Di sebelahnya Jaemin membuka sebelah mata dan menahan senyum. Sial, suaminya ini menggemaskan sekali.


Jaemin cepat-cepat menutup matanya lagi begitu Jeno menurunkan tangannya. Ia bisa merasakan kecupan lembut di bibirnya sebelum Jeno beranjak turun dari kasur.


Pemuda Agustus itu mendengar Jeno berjalan mengendap-ngendap keluar dan menutup pintu dengan pelan. Ketika Jaemin membuka mata dan menengok ke kiri, balkon kosong. Berarti pintu keluar karena pintu kamar mandi terbuka lebar.


Ia menguap lebar dan menurunkan kakinya ke lantai. Berusaha mengumpulkan kesadaran yang belum utuh lalu menyusul Jeno keluar.


Hal pertama yang ia lihat begitu membuka pintu adalah fitur belakang Jeno. Surai dan piyamanya terhembus angin. Ia bersandar pada tembok batu pegangan tangga, menatap ke kejauhan. Ke arah matahari yang seolah menyembul dari balik pulau di sekitar, menerangi langit yang semakin terang menjadi biru muda bergradasi putih dengan awan-awan gelap yang bergumpal-gumpal.


 Ke arah matahari yang seolah menyembul dari balik pulau di sekitar, menerangi langit yang semakin terang menjadi biru muda bergradasi putih dengan awan-awan gelap yang bergumpal-gumpal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GREP


"WOAAA!!!" Jeno menepuk tangan Jaemin di pinggangnya, "kau ini kenapa hobi sekali sih mengagetkanku?!"


Si laki-laki Na menduselkan wajahnya pada leher Jeno dan mengecupinya berkali-kali, "habis kau lucu."


"Ck. Pakai baju Jaeminie, baru jam setengah tujuh, udaranya masih dingin."


"Kan ada kau yang menghangatkanku."


"Hati-hati disamping kita ada tangga. Siapa tahu aku tidak sengaja mendorongmu ke bawah," ucap Jeno dengan senyum manisnya.


"Nanti aku keseleo lagi kan ada kau yang menggendongku," balas Jaemin santai. Ia melepaskan pelukannya dan ikut bersandar ke pinggir tembok.


"Lagipula untuk apa kau pagi-pagi sudah keluar? Bukannya tidur bersamaku saja."


"Untuk melihat sunrise."


THE PAINTER || JAEMJEN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang