Chapter 43 - Perang

26.2K 4.2K 389
                                    

Kediaman Adolfo.

Semua orang sibuk dengan urusan mereka. Menikmati pesta meriah yang diadakan secara tiba-tiba oleh Lucia. Mereka juga melihat ketiga Pemiliki keluarga berada di sekeliling Lucia.

Gadis muda itu tersenyum sangat bahagia karena dialah bintang utama pesta ini. Lucia tidak tahu bahwa semua perbuatan dan tindakan yang selama ini dia lakukan seenaknya dengan menggunakan nama keluarga Duke telah membuat banyak orang tidak nyaman.

Hari ini pesta ulang tahun Lucia di adakan dengan mengundang banyak orang. Lucia memakai gaun emas dengan berbagai perhiasan dari berlian dan permata yang menghiasi tubuhnya.

Duke Riyan yang sedang duduk terlihat wajahnya semakin tirus dan dia seperti orang sakit. Leo dan Aiden memalingkan wajah mereka karena malu dengan reputasi keluarga mereka yang sudah sangat buruk akibat perbuatan Lucia.

Tak jauh berbeda. Rosa datang dengan beberapa wanita bangsawan karena undangan Lucia.

Lucia berjalan mendekati gadis itu dan tersenyum licik. "Rosa teman baikku. Aku dengar kamu akan bertunangan dengan Pangeran Kedua."

Rosa menggenggam ujung gaunnya karena malu. Dia masih berusaha mempertahankan sikap tenangnya. Dia tahu Lucia sedang mengejek dirinya.

Lucia tertawa karena sikap mengalah perempuan itu. "Inilah yang harusnya dari dulu kamu lakukan, Rosa. Menunduk dan mengalah padaku."

Lucia tertawa semakin puas. Dia ingin mengejek beberapa orang lagi, tidak ada yang akan berani mencoba melawan dirinya. Keluarga Duke berada di belakangnya.

Saat dia ingin pergi menemui Duke Riyan untuk meminta mereka mengeluarkan Abigail agar menjadi tontonan lagi. Dari langit seperti ada bintang jauh membuat lapisan awan terbuka lebar.

Bam!

Seperti sebuah meteor yang jatuh di tengah-tengah orang-orang disana. Sosok ramping berjalan keluar tanpa alas kaki, dia seperti melayang. Gaun putih bermotifkan matahari dengan sulaman emas serta mahkota indah di atas kepalanya.

Di sekitar tubuhnya seperti ada aliran listrik yang membuat orang-orang langsung menjauh ketakutan.

Duke Riyan yang tadinya lesu dan tidak berdaya seketika menatap ke depan dengan terkejut. Bukan hanya dia bahkan Leo dan Aiden juga terkejut.

Sosok gadis dengan rambut keemasan muncul dari atas langit. Sepasang mata Violet menatap ke para tamu yang datang lalu berhenti pada keluarga Adolfo yang terlihat sangat malang.

Cenora seketika terguncang dengan penampilan mereka yang sangat berbeda jauh dengan yang dulu.
'Mereka benar-benar tidak mengkhianati ku tapi di kendalikan oleh sihir!!'

Pandangan matanya beralih pada Lucia yang sangat terkejut dengan kemunculan dia.

"Lucia!!" Teriaknya penuh kemarahan. Dia langsung melesat dengan sangat cepat mencekik leher perempuan itu.

Lucia tidak bisa menghindar karena Cenora sudah langsung muncul tepat di depannya dan menahan tubuhnya.

"To..tolong aku!" Teriaknya.

Leo dan Aiden berusaha menahan tubuh mereka, begitu juga Duke yang tidak ingin mendengarkan perintah dari wanita itu.

Akan tetapi kekuatan dari mantra Lucia terlalu kuat untuk di tahan oleh mereka. Tubuh mereka sudah melesat dengan senjata mereka menyerbu ke arah Cenora.

Cenora menyipitkan matanya tidak suka. Dia lalu menjentikkan jarinya dan tubuh ketiga orang itu langsung di ikat oleh tali emas yang muncul melewati pola sihir.

"Lucia. Aku tidak tahu apa masalahmu dengan ku selama ini." Ucap Cenora dengan nada benar-benar tersulut emosi. "Kau bahkan sampai membunuh Eli, orang yang tidak bersalah!"

Lucia berusaha melepaskan diri dari tangan gadis itu. Cenora langsung mengangkat tubuhnya dan langsung melempar tubuh Lucia seperti bola.

"Akh!" Lucia menjerit kesakitan.

Cenora mengangkat tangannya ke depan dan ratusan tombak emas dari petir muncul di atas langit mengarah pada Lucia.

"Aku sudah dari dulu tidak suka denganmu, iblis!"

Boom!!




Bersambung...

I'AM [NOT] VILLAINNESSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora